Senin, 29 November 2010

Perkembangan Kognitif anak Pada Usia Prasekolah

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa keemasan (golden age) merupakan perkembangan anak yang terjadi pada usia prasekolah dimana 80% perkembangan kognitif telah dicapai pada masa ini. Perkembangan kognitif anak harus mendapat stimulasi agar dapat berkembang optimal. Pendidikan anak usia dini yang efektif sangat bermanfaat untuk membangun struktur perkembangan kognitif anak.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun suatu permasalahan bagaimana Pendidikan anak usia dini yang efektif diterapkan pada anak usia prasekolah mempengaruhi perkembangan kognitif anak di masa mendatang.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan Pendidikan Anak Usia Dini dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah.

BAB II
PEMBAHASAN
Apakah Pengembangan Kognitif?
Mengelola perkembangan kognitif berkaitan dengan belajar anak berpikir dan kemampuan penalaran. Banyak program-program prasekolah tidak secara teratur mengamati perkembangan kognitif kecuali seorang anak sedang dievaluasi untuk menunda belajar. Melihat anak-anak pada tanda-tanda perkembangan kognitif mereka adalah penting. Perlu adanya pengamatan tentang belajar mereka dan kemampuan penalaran juga. Perlu diketahui bahwa informasi berikut harus digunakan sebagai panduan untuk perkembangan kognitif prasekolah. Semua anak-anak mengembangkan pada tingkat mereka sendiri, dan keprihatinan apapun tentang perkembangan kognitif anak harus didiskusikan dengan keluarga.

Mengamati Pengembangan kognitif
Mengamati keterampilan kognitif tertentu di dalam kelas prasekolah mungkin memerlukan sedikit perencanaan. Meskipun mudah untuk mengamati bahasa anak dan perkembangan motorik selama bermain normal sehari-hari, anak-anak tidak sering memilih untuk berpartisipasi dalam tugas-tugas kognitif sendiri. Menyiapkan permainan kelompok kecil di mana anak-anak harus menghitung sejumlah benda tertentu dapat membantu para guru mengamati keterampilan kognitif awal. Sebagai contoh, menggunakan dadu dan manik-manik. Roll hanya satu mati di atas meja. Membantu anak-anak menghitung jumlah titik-titik yang muncul. Mintalah masing-masing tangan anak jumlah manik-manik yang sesuai dengan jumlah titik pada mati. Kegiatan ini dua kali lipat: ia akan menampilkan jika anak mampu menghitung jumlah titik pada mati serta memilih sejumlah objek keluar dari kelompok besar. Pastikan untuk mengambil waktu beberapa saat bermain game ini dengan anak-anak untuk menulis pengamatan para guru pada setiap anak. Jangan mengandalkan memori guru, menuliskan sebuah catatan rinci beberapa pilihan ketika guru terlibat dengan permainan. Untuk yang lain mengambil kegiatan ini, warna digunakan. Membuat buatan sendiri yang mati dengan warna yang berbeda di setiap sisi. Roll warna dan melihat apakah anak-anak dapat memilih bahwa manik warna. Untuk tantangan yang sedikit lebih sulit, gunakan nomor berwarna. Setelah rolling mati, memanggil jumlah dan warna. Dapatkah anak-anak cocok baik warna dan angka?

Setelah mengamati anak-anak untuk pengembangan keterampilan kognitif, maka akan perlu untuk grafik semua temuan-temuan. Ada beberapa sumber daya yang tersedia untuk membantu menciptakan perkembangan checklist untuk setiap anak di kelas. Ketika membuat daftar tonggak sendiri, pastikan untuk menyertakan tanggal saat mengamati perilaku, usia di bulan anak ketika perilaku yang dapat diamati terjadi, serta memiliki catatan anekdotal yang mendukung penilaian. Meskipun bukan daftar lengkap, memberikan awal yang baik untuk menciptakan perkembangan kognitif checklist prasekolah. Untuk pemahaman dasar dari semua bidang pembangunan yang harus dimasukkan dalam penilaian perkembangan anak prasekolah.
Bisa membaca di usia dini memang bukanlah segalanya, namun membuat anak-anak senang dengan buku dan kegiatan membaca sedari kecil bukanlah langkah yang sia-sia. Jika kebiasaan membaca sudah terbentuk, tak jarang, keinginan untuk belajar membaca pun muncul dari diri mereka sendiri.

Kontroversi tentang belajar membaca untuk anak usia dini memang tetap ada. Beberapa pihak bahkan melarang orang tua atau guru untuk mengajarkan keterampilan membaca pada usia dini, dengan alasan takut anak-anak jadi terbebani, sehingga mereka menjadi benci dengan kata “belajar”.
Namun selama prinsip belajar bersifat ‘fun’ yang dikembangkan, materi apapun yang diajarkan kepada anak usia dini selalu direspon dengan baik dan anak-anak suka untuk belajar. Mengajak anak-anak untuk belajar membaca menurut saya jauh lebih baik daripada membiarkan mereka menonton TV seharian. Tanpa kita sadari sesungguhnya anak-anak juga belajar sesuatu lewat TV, yang sayangnya lebih banyak berupa hal-hal negatif daripada hal-hal yang positif.

Seputar metode belajar
Metode mengajar balita membaca sangatlah beragam. Karena begitu beragamnya, lagi-lagi kita akan menemukan perbedaan dasar pemikiran dari metode-metode tersebut. Meskipun kadang-kadang sering mencuat pertentangan yang tajam antar berbagai metode, kita tak perlu bingung. Kenali saja semuanya lalu sesuaikan dengan gaya belajar anak-anak kita. Sejauh ini di dunia belajar ini dikenal 2 metode besar, yaitu metode terstruktur dan metode tidak terstruktur (acak). Keduanya tidak lebih baik atau lebih jelek dari yang lainnya. Metode terstruktur dan tidak terstruktur (acak) bisa saling melengkapi sesuai karakter dua belahan sisi otak kita yang kini populer dengan istilah otak kiri dan otak kanan.
Otak kiri memiliki karakteristik yang teratur, runut (sistematis), analitis, logis, dan karakter-karakter terstruktur lainnya. Kita membutuhkan kerja otak kiri ini untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan data, angka, urutan, dan logika.
Adapun karakteristik otak kanan berhubungan dengan rima, irama, musik, gambar, dan imajinasi. Aktivitas kreatif muncul atas hasil kerja otak kanan. Melalui deskripsi tentang karakteristik dua belahan otak tersebut, kita tentu bisa melihat bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita, dan anak-anak bisa disentuh dengan metode yang mengaktifkan keduanya.
Selain metode belajar, karakteristik anak-anak juga perlu kita kenali dan pahami agar kita bisa membangkitkan minat belajar mereka dengan cara yang sesuai.
Beberapa karakteristik anak secara umum adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi lebih pendek (relatif)
2. Tidak suka diatur/dipaksa
3. Tidak suka dites
Ketiga ciri tersebut jelas menunjukkan kepada kita bahwa menstimulasi ataupun mengajar balita membaca tak bisa dilakukan dengan cara-cara orang dewasa. Kita membutuhkan cara yang lebih bervariasi dan adaptif terhadap kecenderungan anak-anak. Dan hanya satu kegiatan yang bisa memfasilitasi 3 karakteristik di atas yaitu BERMAIN.
Mengapa harus bermain? Karena dalam bermain anak-anak tidak menemukan tes, paksaan, dan batas waktu. Ketika bermainlah anak-anak menemukan kebebasan dirinya untuk berekspresi. Ketika bermain pula mereka menemukan kesenangan mereka, dan pada saat seperti itulah kegiatan belajar justru menjadi sangat efektif.
Pasal 1 ayat 14 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Supriadi, 2004). Penelitian Clarke – Stewart dan Fein (sitat dalam Santrock, 1995 dalam Heru Astikasari, 2004) menunjukkan bahwa anak-anak yang sejak usia dini telah mengikuti program pendidikan (playgroup maupun taman kanak-kanak), mereka lebih mandiri, berkompeten dan dewasa secara sosial, dalam arti mereka lebih percaya diri, dapat mengekspresikan diri secara verbal, mengetahui dunia sosial, bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sosial yang menyenangkan serta keadaan yang tidak menyenangkan. Seperti apa seharusnya program pendidikan untuk anak usia pra sekolah? Seharusnya huruf mulai diperkenalkan ketika anak-anak sudah mampu memahami bahasa verbal dan tulis (lewat suatu cerita yang dibacakan oleh orang tua atau guru). Membaca dan menulis seharusnya bukan sebagai tujuan utama melainkan sebagai suatu sarana, agar anak menjadi tertarik terhadap deretan huruf-huruf dari suatu tulisan. Nawawi (dalam Ihsan, 2003) menyatakan bahwa pendidikan regular adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dan sistematis melalui suatu lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Kurikulum pendidikan reguler merupakan kurikulum yang ditetapkan oleh Depdiknas dan mempunyai waktu belajar yang relatif singkat (reguler) dibandingkan dengan jenis pendidikan terpadu yang sekarang ini sedang berkembang. Pendidikan terpadu ini biasanya menggunakan jenis pendidikan full days school yang merupakan konsep belajar sehari penuh dimana anak didik berada di lingkungan sekolah dari pagi hingga sore hari. Jenis pendidikan ini berusaha mengoptimalkan kurikulum yang telah disusun oleh Depdiknas dengan pendidikan modern, baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dilihat dari bentuk pendidikan yang diberikan. Full days school menawarkan keuntungan bagi anak didiknya. Yaitu anak mendapat metode pembelajaran yang bervariasi daripada regular. Adanya full activity, membuat waktu tidak terbatas bagi anak didik. Artinya ada aktivitas lain di luar kelas yang merupakan sisi kehidupan anak sehari-hari untuk berinteraksi dengan teman sebaya, misalnya makan bersama, sholat berjamaah, bermain bersama, belajar kelompok ataupun menghafal surat-surat pendek dalam al quran. Sejak dini anak sudah terlatih berdisiplin waktu dalam belajar dan bermain. Waktu efektif hanya 3 jam, selebihnya aktivitas dominan setelah siang hari bukan lagi belajar formal tetapi aktivitas yang diminati anak. Orang tua tidak akan merasa khawatir karena anak berada seharian di sekolah. Orang tua bekerja lebih memilih sekolah full days bagi putra putrinya agar mereka dapat bekerja dengan tenang. Sebagian besar waktunya untuk belajar dalam mengembangkan kreativitas dan keilmuan anak didik seperti ilmu agama, ilmu eksakta, ilmu sosial, moral dan etika sehingga kesempatan untuk berkomunikasi dengan guru lebih terbuka Full days school juga memiliki kerugian, diantaranya stimulasi pendidikan sekolah yang beragam akan mendominasi waktu mereka. Anak kehilangan waktu bermain sehingga hal tersebut menjemukan bagi anak. Mereka tidak dapat berinteraksi dengan teman sebaya di rumah. Selain itu anak juga kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup bersama keluarga Sore hari ketika anak pulang sekolah mereka dalam keadaan lelah dan mungkin tidak berminat lagi untuk bercengkerama bersama keluarga. Berbeda dengan sekolah reguler. Sekolah reguler menawarkan beberapa\ keuntungan yaitu dengan tidak adanya metode pembelajaran yang beragam membuat anak merasa ringan dalam memperoleh pelajaran sehingga mereka tidak merasa bosan ataupun capek ketika pulang sekolah dan dapat membagi waktu untuk bermain dirumah maupun berkumpul bersama keluarga Namun sekolah reguler sendiri juga memiliki kerugian yaitu dengan menggunakan waktu efektif selama 3 jam, maka tidak ada aktivitas lain diluar jam belajar dan bermain tersebut. Jadi tidak terdapatnya pengembangan kreativitas, keilmuan maupun keagamaan. Hal tersebut menyebabkan kurangnya interaksi dengan teman sebaya maupun tidak terjalinnya komunikasi yang terbuka dengan guru. Padahal pengaruh teman sebaya sangat penting dalam perkembangan anak. Hal tersebut diatas didukung oleh hasil penelitian Dewi Nurhidayati (2006) bahwa siswa reguler memiliki ketrampilan sosial yang lebih baik daripada siswa full day school. Dijelaskan bahwa, siswa full days kurang mengenal lingkungan sekitar dan terbiasa dengan figure tertentu (guru).Selain tersebut diatas, hasil penelitian Jauhariatun Marfu’ah (2007) menunjukkan bahwa hasil kreativitas yang dimiliki siswa Sekolah Dasar (SD) lebih tinggi daripada kreativitas Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan tidak ada perbedaan kreativitas pada siswa yang memiliki intelegensi tinggi dan rendah. Pada dasarnya, dalam memilih sekolah yang terbaik, sekolah tersebut harus dapat menerapkan waktu untuk belajar dan bermain agar tidak ada hambatan dalam proses sosialisasinya. Selama anak menikmati berarti mereka merasa nyaman dalam sekolah tersebut. Misalnya ketika pulang sekolah tidak ada indikasi capek, loyo, lesu, ataupun raut muka sedih pada diri anak. Jangan sampai anak merasa tertekan di tempat sekolah. Hal ini akan membuat anak depresi dan kehilangan pengalaman selama perkembangan masa kanak-kanak awal Pemilihan jenis pendidikan yang akan diterapkan kepada anak usia prasekolah mempengaruhi kemampuan bersosialisasinya. Pemilihan jenis pendidikan yang kurang sesuai akan menyebabkan rendahnya kemampuan bersosialisasi pada anak usia prasekolah. Ada tiga alasan mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan. Alasan pertama, dalam pendidikan prasekolah, anak diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku didalam lingkungan/masyarakat dimana anak berada. Alasan kedua, sosialisasi merupakan basic/dasar dalam hubungan sosial. Karena sosialisasi dimulai dari keluarga, modal pertamanya dalam identifikasi tokoh. Sedangkan di playgroup atau taman kanak-kanaklah ia menghadapi dunia yang lebih luas. Playgroup atau taman kanak-kanak memberikan stimulasi intelektual maupun sosial. Di samping banyak kegiatanataupun aktivitas bermain yang berbeda-beda juga banyak anak-anak sebaya untuk bekerjasama. Alasan ketiga, stimulasi intelektual tersebut ditawarkan dalam bentuk pendidikan formal dan pendidikan terpadu. Pendidikan formal disebut juga sekolah reguler dan pendidikan terpadu disebut juga sekolah full days. Berdasarkan uraian tersebut diatas peneliti merumuskan masalah “Apakah ada perbedaan kemampuan bersosialisasi bagi anak yang menjalani sekolah reguler dan sekolah full days ?”.

.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dunia belajar ini dikenal 2 metode besar, yaitu metode terstruktur dan metode tidak terstruktur (acak). Keduanya tidak lebih baik atau lebih jelek dari yang lainnya. Metode terstruktur dan tidak terstruktur (acak) bisa saling melengkapi sesuai karakter dua belahan sisi otak kita yang kini populer dengan istilah otak kiri dan otak kanan. Otak kiri memiliki karakteristik yang teratur, runut (sistematis), analitis, logis, dan karakter-karakter terstruktur lainnya. Kita membutuhkan kerja otak kiri ini untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan data, angka, urutan, dan logika. Adapun karakteristik otak kanan berhubungan dengan rima, irama, musik, gambar, dan imajinasi. Aktivitas kreatif muncul atas hasil kerja otak kanan.
Melalui deskripsi tentang karakteristik dua belahan otak tersebut, kita tentu bisa melihat bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita, dan anak-anak bisa disentuh dengan metode yang mengaktifkan keduanya.

B. Saran
Sebaiknya memberikan pendidikan pada anak usia dini perlu adanya kesabaran dan pengertian dari para orangtua dan guru. Hal itu merupakan hal yang sangat penting memberikan pendidikan pada usia dini anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu orang tua atau guru mengajarkan berbagai hal anak belum mengerti dan memahami secara utuh. Untuk itu mereka harus memperhatikan tingkat perkembangan anak. Menggunakan pendekatan yang positif akan menciptakan atmosfir yang positif dan akan menghasilkan suatu pembelajaran yang positif juga.

DAFTAR PUSTAKA
(http://www.kabarindonesia.com oleh Ike Herdiana, 28 Maret 2007).
(http://www.kabarindonesia.com oleh Ike Herdiana, 28 Maret 2007). 28 Maret 2007).
(http://www.kabarindonesia.com oleh Ike Herdiana,
(http://www.antara.co.id oleh Arc, 18 Juni 2008).
(http://www.wrm-indonesia.org oleh We R Mommies, Rabu 18 Oktober 2006).

Minggu, 28 November 2010

Menanamkan Kedisiplinan Kepada Anak Usia Prasekolah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anak usia prasekolah merupakan masa keemasan (golden age) bagi anak. Masa keemasan (golden age) ini mempunyai arti penting dan berharga karena masa ini merupakan pondasi bagi masa depan anak. Masa ini anak memiliki kebebasan untuk berekspresi tanpa adanya suatu aturan yang menghalangi dan membatasinya . oleh karena itu, di masa keemasan (golden age) ini perlu bagi orangtua untuk memberikan penanaman kedisipilinan kepada anak agar anak dapat menerapkan disiplin sejak dini yang akan mempengaruhi kedisiplinan anak pada masa dewasanya nanti.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun suatu permasalahan bagaimana disiplin yang diterapkan pada anak usia prasekolah mempengaruhi kedisiplinan anak pada masa dewasa nanti.

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mendiskripsikan pengaruh penanaman disiplin terhadap anak usia prasekolah di usia dewasanya nanti .

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Anak Usia Prasekolah dan Disiplin
1. PengertianAnak Usia Prasekolah
Anak usia prasekolah adalah anak usia 4-6 tahun di mana pada usia ini anak telah mencapai kematangan dalam berbagai fungsi motorik dan diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosioemosional. Selain itu, imajinasi intelektual dan keinginan anak untuk mencari tahu dan bereksplorasi terhadap lingkungan juga merupakan ciri utama anak pada
usia ini.

2. Pegertian Disiplin
Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 28) mengartikan kata disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perhatian anak selalu mentaati tata tertib di sekolah. Sedangkan menurut Hurlock (1999: 82) dalam bukunya Perkembangan Anak mengartikan perilaku disiplin yakni perilaku seseorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimipin. Dalam hal ini anak merupakan murid yang belajar dari orang dewasa tentang hidup menuju kearah kehidupan yang berguna dan bahagia dimasa mendatang.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah tata tertib atau peraturan yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk melatih watak anggota yang ada dalam lembaga kependidikan. Pokok utama dari disiplin adalah peraturan.

B. Unsur-unsur disiplin
Disiplin sebagai upaya pengembangan anak untuk berperilaku sesuai dengan aturan dan norma yang diterapkan oleh masyarakat mempunyai beberapa unsur yaitu:

1. Peraturan
Salah satu unsur pokok disiplin adalah peraturan. Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan untuk menata tingkah laku seseorang dalam suatu kelompok, organisasi, institusi atau komunitas. Tujuanya adalah membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu (Hurlock, 1999: 85). Peraturan mempunyai dua fungsi yaitu pertama, peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui anggota masyarakat. Misalnya anak beajar dari peraturan tentang memberi dan mendapat bantuan dalam tugas sekolahnya. Bahwa menyerahkan tugas yang dibuatnya sendiri
merupakan satu-satunya metode yang dapat diterima sekolah untuk menilai prestasi. Kedua, peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Bila peraturan tersebut merupakan peraturan keluarga bahwa tidak seorang anakpun boleh mengambil mainan milik saudaranya tanpa sepengetahuan dan izin si pemilik, anak segera belajar bahwa hal ini dianggap perilaku yang tidak diterima karena mereka dimarahi atau dihukum bila melakukan tindakan
terlarang ini. Agar peraturan dapat memenuhi kedua fungsi tersebut di atas, peraturan itu harus dimengerti, diingat dan diterima oleh anak.

2. Kebiasaan-kebiasaan
Kebiasaan ada yang bersifat tradisional dan ada pula yang bersifat modern. Kebiasaan tradisional dapat berupa kebiasaan menghormati dan memberi salam kepada orang tua. Sedangkan yang bersifat modern berupa kebiasaan bangun pagi, menggosok gigi, dan sebagainya.

3. Hukuman
Hukuman terjadi karena kesalahan, perlawanan atau pelanggaran yang disengaja. Ini berarti bahwa orang itu mengetahui bahwa perbuatan itu salah namun masih dilakukan. Anonymous, (2003: 157) mengemukakan bahwa tujuan darihukuman adalah menghentikan anak untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku agar anak jera baik secara biologis maupun psikologis. Hukuman mempunyai tiga peran penting dalam perkembangan
disiplin anak. Fungsi pertama adalah menghalangi. Hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan. Bila anak menyadari bahwa tindakan tertentu akan mendatangkan hukuman, mereka biasanya urung melakukan tindakan tersebut karena teringat
akan hukuman yang dirasakannya diwaktu lampau akibat tindakan tersebut. Fungsi hukuman kedua adalah mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang salah dan tidak menerima hukuman bila mereka melakukan tindakan yang diperbolekhan. Aspek edukatif lain dari hukuman yang sering kurang diperhatikan adalah mengajar anak membedakan besar kecilnya kesalahan yang diperbuat mereka. Kriteria yang diterapkan anak adalah frekuensi dan beratnya hukuman. Beratnya hukuman membuat mereka mampu membedakan kesalahan yang serius dan yang kurang serius. Fungsi hukuman yang ketiga adalah memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat. Pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan yang salah diperlukan sebagai motivasi untuk menghindari kesalahan tersebut. Bila anak mampu mempertimbangkan tindakan alternatif dan akibat masing-masing alternatif, mereka harus belajar memutuskan sendiri apakah suatu tindakan yang salah cukup menarik untuk dilakukan. Jika mereka memutuskan tidak, maka mereka akan mempunyai motivasi untuk menghindari tindakan tersebut.

4. Penghargaan
Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat penting dalam pengembangan diri dan tingkah laku. Penghargaan tidak harus berupa materi tetapi dapat juga berupa kata-kata pujian atau senyuman. Penghargaan mempunyai tiga peranan penting dalam mengajar anak berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku. Pertama, penghargaan mempunyai nilai mendidik. Bila suatu
tindakan disetujui, anak merasa bahwa hal itu baik. Kedua, penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui. Karena anak bereaksi positif terhadap persetujuan yang dinyatakan dengan penghargaan, dimasa mendatang mereka berusaha untuk berperilaku dengan cara yang akan banyak memberinya penghargaan. Dan ketiga, penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial. Bila anak harus belajar berperilaku secara sosial, ia harus merasa bahwa berbuat demikian cukup menguntungkan baginya. Karenanya penghargaan harus digunakan untuk membentuk asosiasi yang menyenangkan dengan perilaku yang diinginkan.

C. Cara Penanaman Disiplin Terhadap Anak Usia Prasekolah
Cara dan kebiasaan orang tua, guru, dan masyarakat dalam membentuk disiplin anak tergantung pada pengalaman, sikap, karakter, dan pribadinya. Umumnya cara pembentukan perilaku disiplin dikelompokkan menjdi dua yaitu:

1. Disiplin Negatif
Setiap keluarga maupun sekolah mempunyai masalah tentang tingkah laku anak yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Untuk mengatasi hal tersebut, mereka menggunakan disiplin yang salah. Namun, kebanyakan mereka tidak menyadari bahwa mereka telah mengajarkan anak dengan cara disiplin yang negatif, berupa hukuman fisik dan kata-kata yang dapat merugikan perkembangan anak. Menggunakan hukuman pada anak sebenarnya merupakan intervensi yang sangat buruk dan tidak tepat. Dengan memberi hukuman, orang tua dan guru tidak dapat mengubah perilaku anak yang tidak baik menjadi baik. Bahkan hukuman dapat membuat perilaku anak menjadi lebih buruk. Ini merupakan realita yang ada dimasyarakat bahwa kebanyakan guru di taman kanak-kanak bukan lulusan dari pendidikan anak usia dini dan belum pernah mengenal metode dalam menangani tingkah laku yang kurang baik. Mereka melihat hukuman sebagai hal yang wajar dan merupakan satu-satunya cara untuk menekan tingkah laku dan membentuk disiplin pada anak. Perlakuan-perlakuan seperti menekan anak, mengomeli, mengancam merupakan mekanisme yang muncul sebagai bentuk penegakan disiplin yang sebenarnya lebih terkait dengan ketidakpuasan orang tua ataupun guru atas perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan mereka.

2. Disiplin Positif
Pembentukan disiplin dengan cara-cara yang positif tergantung pada pengalaman, pengetahuan, sikap, dan watak orang tua dan guru. Hallowel (2002: 173) berpendapat bahwa mereka yamg menggunakan disiplin positif selalu memulai dengan kesabaran, cinta dan kepedulian. Apabila orang tua dan guru mengajarkan dan menanamkan disiplin melalui kemarahan maka cara demikian akan menghasilkan kebingungan dan ketakutan pada anak. Mereka harus belajar mengatasi kemarahan dan mengubahnya dengan kesabaran sebagai kunci dari disiplin positif. Pemberian hukuman pada anak bukanlah cara yang tepat untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik yang ditunjukkan anak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesabaran dan pengertian adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran disiplin anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu orang tua atau guru mengajarkan dan menanamkan disiplin, anak belum mengerti dan memahami tentang disiplin. Untuk itu mereka harus memperhatikan tingkat perkembangan anak. Menggunakan pendekatan disiplin positif akan menciptakanatmosfir yang positif dan akan menghasilkan disiplin diri anak yang kondusif. Memberi pujian pada anak apabila mereka telah melakukan sesuatu dan tidak menyalahkan mereka karena telah berbuat kesalahan merupaka cara untuk mendorong anak mencoba kembali melakukan sesuatu.

D. Pentingnya Penanaman Disiplin pada Anak Usia Prasekolah

1. Pentingnya Penanaman Disiplin
Keyakinan bahwa anak-anak memerlukan disiplin dari dahulu sudah ada, tetapi terdapat perubahan dalam sikap mengenai mengapa mereka memerlukannya. Pada masa lampau, dianggap bahwa disiplin diperlukan untuk menjamin bahwa anak akan menganut standar yang
telah ditetapkan masyarakat dan yang harus dipatuhi anak agar ia tidak ditolak masyarakat. Sekarang telah diterima bahwa anak membutuhkan disiplin bila mereka ingin bahagia dan menjadi orang yang baik penyesuaiannya. Melalui disiplinlah mereka belajar berperilaku dengan
cara yang diterima masyarakat dan sebagai hasilnya mereka diterima oleh anggota kelompok sosial mereka. Disiplin diperlukan untuk perkembangan anak karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu. Dengan demikian, disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial anak. Beberapa kebutuhan masa kanak-kanak yang dapat diisi oleh disiplin
antara lain:
- Disiplin memberikan rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan
- Disiplin membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa malu akibat perilaku yang salah. Perasaan yang pasti mengakibatkan rasa tidak bahagia dan penyesuaian yang buruk. Disiplin memungkinkan anak hidup menurut standar yang disetujui kelompok sosial dan dengan demikian memperoleh persetujuan sosial.
- Dengan disiplin anak belajar bersikap menurut cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan. Hal ini esensial bagi penyesuaian yang berhasil dan kebahagiaan.
- Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motivasi bagi anak untuk mencapai apa yang diharapkan darinya.
- Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani yang merupakan pembimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku. Secara psikososial, setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang dapat dilayani melalui disiplin. Bahkan dapat dikatakan bahwa disiplin
sesungguhnya adalah kebutuhan intrinsik dan kebutuhan ekstrinsik bagi perkembangan anak. Kebutuhan intrinsik artinya melalui disiplin anak dapat berfikir, menata dan menentukan sendiri tingkah laku sosialnya sesuai dengan tata tertib dan kaedah-kaedah tingkah laku dalam masyarakat. Sedangkan kebutuhan ekstrinsik artinya dalam kehidupannya anak akan bertanya dan meminta petunjuk tentang arah tingkah lakunya. Disinilah disiplin berfungsi memberi penerangan agar tingkah laku anak tidak tersesat dan menimbulkan suasana hidup yang tidak menyenangkan bagi anak. Dengan adanya disiplin anak akan memperoleh penyesuaian pribadi, sosial dan institusional yang lebih baik. Penyesuaian pribadi artinya anak dapat mengembangkan kemampuan pribadinya secara optimal dan mewujudkan kemampuan itu sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Penyesuaian sosial artinya anak dapat membangun hubungan dan interaksi sosial secara efektif berdasarkan aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di lingkungannya. Penyesuaian institusional artinya anak dapat hidup dan menyesuaikan pertumbuhan diri dan interaksi sosialnya dengan syarat-syarat, aturan dan norma yang ditetapkan oleh institusi. Dalam hal ini fungsi pokok disiplin adalah mengajar anak untuk menerima pengekangan yang diperlukan dan membantu mengarahkan anak kejalur tingkah laku yang berguna dan dapat diterima secara personal, sosial dan institusional(Hurlock;1999:83).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Disiplin merupakan latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perhatian anak selalu mentaati tata tertib di sekolah. Melalui disiplinlah anak dapat belajar berperilaku dengan cara yang diterima masyarakat dan sebagai hasilnya mereka diterima oleh anggota kelompok sosial mereka. Disiplin diperlukan untuk perkembangan anak karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu. Dengan demikian, disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial anak pada masa mendatang.

B. Saran
Sebaiknya menanamkan disiplin pada anak diperlukan adanya kesabaran dan pengertian dari para orangtua. Itu adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran disiplin anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu orang tua atau guru mengajarkan dan menanamkan disiplin, anak belum mengerti dan memahami tentang disiplin. Untuk itu mereka harus memperhatikan tingkat perkembangan anak. Menggunakan pendekatan disiplin positif akan menciptakan atmosfir yang positif dan akan menghasilkan disiplin diri anak yang kondusif.

DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam Al-Khalili, Amal. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar
Freeman, Joan, dan Munandar, Utami. 2001. Cerdas dan Cemerlang. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Hurlock, Elizabeth. B. 1999. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga

Senin, 22 November 2010

Entrepreneur

Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan, memiliki karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit dalam sebuah populasi. Definisi lainnya adalah seseorang yang ingin bekerja untuk dirinya.

Kata entrepreneur berasal dari kata Prancis, entreprendre, yang berarti berusaha. Dalam konteks bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir, memenej, dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha.

Istilah entrepreneur dipopulerkan oleh seorang ahli ekonomi Austria yang bernama Joseph Schumpeter (1883-1950). Menurut Schumpeter keseluruhan proses perbuahan ekonomi akhirnya tergantung pada pribadi perilakunya yaitu entrepreneur (wiraswastawan). Para entrepreneur melihat perubahan sebagai norma dan sesuatu yang sehat. Biasanya mereka tidak menciptakan perubahan sendiri, karena mereka sendiri biasanya bukan penemu (Suyanto, 2004: 3-4).

Entrepreneur selalu mencari perubahan, menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai suatu peluang. Setiap perubahan ditanggapinya secara kreatif dan inovatif. Salah satu trait dari entrepreneur yang sukses adalah hard work and hopefully smart. Ray Kroc (founder McDonald’s) mengatakan bahwa “Luck is a dividend of sweat. The more you sweat, the luckier you get”. Sedangkan smart berarti cerdas atau pintar atau bijak. Kong Hu Cu mengatakan ”Jika Anda tidak pandai, maka Anda harus cerdas”. Definisi yang lebih luas smart entrepreneur adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru serta kreatif dan inovatif dengan mengambil resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan ancaman serta menggabungkan dengan sumberdaya yang dimilikinya.

Tiga Faktor Kunci Entrepreneurship Gordon (2007: 7) mengemukakan bahwa Entrepreneurship adalah perjalanan perorangan. Saat mereka berjalan, mereka akan menghadapi berbagai kesempatan dan juga hambatan. Mereka harus dapat memahami diri mereka sendiri, tujuan yang hendak dicapai dan hambatan yang akan dihadapi untuk menggapai kesuksesan. Terdapat tiga kunci Entrepreneurship:
1. Mindset: Entrepreneur terus-menerus mencari ide dan kesempatan yang bisa dikomersialkan. Mereka fokus dalam berinovasi, melakukan sesuatu lebih baik, menambah, menciptakan dan mengirimkan nilai yang unik kepada pelanggan dan seluruh stakeholder. Dan mereka menerima penghargaan atas kesuksesan mereka. Semakin banyak nilai yang mereka tambahkan, semakin besar penghargaan keuangan mereka.
2. Actions: Entrepreneur adalah proaktif ke ekstrem, dan sekali berada dalam trail kesempatan, mereka akan memindahkan gunung untuk menggerakkan sumber-sumber penting untuk menyelesaikan tujuan mereka.
3. Process: Entrepreneur adalah dinamik, berkelanjutan, menjalankan proses. Entrepreneur menggerakkan ide-ide; memilih kesempatan nyata dari heap of ideas; membangun dan empower team; menggerakkan dan mengontrol sumber daya yang ada; mengembangkan strategi untuk menangkap pelanggan, menggerakkan penjualan dan keuntungan berkelanjutan; mengembangkan sebuah bisnis plan; assess personel dan menerima atau menghindari resiko bisnis; launch the venture; Manage the growing venture; dan memanen penghargaan kesuksesan.

Seni Entrepreneurship Manusia itu unik, dilahirkan dengan personality yang berbeda, dibesarkan dengan latar belakang yang berbeda dan memiliki kemampuan yang berbeda pula. Namun menurut Lwin dkk (2003: 19-23) hampir semua entrepreneur yang sukses memiliki kesamaan umum: belief, value dan attitudes. Mindset ini adalah sesuatu yang bisa dipelajari dan diadopsi.
1. Entrepreneur dapat mengatasi kegagalan: Hidup tidak pernah lepas dari hambatan, terutama kegagalan. Namun kegagalan jangan dijadikan beban. Untuk menjadi sukses, seorang entrepreneur harus bisa belajar dari kegagalan tersebut dan melihat kegagalan sebagai suatu yang positif.
2. Entrepreneur mengerti seni menemukan kesempatan: Entrepreneur memiliki kemampuan untuk melihat kesempatan yang orang lain tidak lihat dan mengambil keuntungan dari kesempatan tersebut.
3. Entrepreneur berorientasi pada tujuan dan tindakan: Entrepreneur adalah visionaris yang memiliki mimpi besar. Kemudian mereka membagi dan menjual visinya tersebut kepada para karyawan dan partner yang akan membantunya bermanifestasi dari visi menjadi realita. Setiap orang bisa memiliki rencana dan strategi terbaik dalam dunia ini, tapi bila tidak menjalankan rencana itu menjadi tindakan maka rencana itu hanyalah sebuah mimpi belaka.
4. Entrepreneur adalah ”people” people: Dalam dunia bisnis, people adalah sumber paling berharga. Seorang entrepreneur mungkin memiliki ide terbaik, tapi bila entrepreneur tersebut tidak tahu bagaimana cara menemukan orang-orang yang tepat untuk bekerjasama dengannya dan tidak dapat memotivasi mereka, maka ide tersebut tidak akan sukses.

contoh salah seorang entrepreneur yang sukses di Indonesia adalah Denni Delyandri.
Menjadi entrepreneur, bagi Denni Delyandri, pemilik Cake Pisang Vila, tak cukup berbekal semangat menggebu dan kerja keras. Tetapi, harus berpikir cerdas. Dengan cara itu, ia yang kepepet modal, justru bisa diberi dana oleh bank yang tak hanya cukup untuk modal usaha, juga membeli rumah, sekalipun ia tidak punya agunan apa pun.
Kemampuan dan strategi itulah membuatnya bisa mengembangkan usaha. Dan bekal itu didapatkannya, selain pengalaman sendiri juga menimba pengetahuan berbisnis dari pengalaman sukses orang lain juga mengikuti penggemblengan pelatihan berkaitan entrepreneur. ”Itulah kunci penting menjadi entrepreneur,” katanya di hadapan peserta training angkatan ke II Batam Pos Entrepreneur School (BPES) di lantai 6 Graha Pena, 18/11 lalu. Deny memang layak dijadikan contoh entrepreneur yang mampu mengembangkan usaha kecil menjadi berkembang dan melesat dalam waktu yang cukup pendek, yakni dua tahun.

Dalam periode itu, ia mampu memiliki tujuh outlet di berbagai tempat di kota ini, dan menjadi salah satu icon oleh-oleh dari Batam, sesuai visi usahanya, Oleh Oleh Khas Batam Ya Cake Pisang Vila. Dan menjadi pemenang ke III wirausaha mandiri 2008. Pengalaman entreprenurnya itu pula, yang kini dibagi-bagikan ke berbagai entrepreneur yang ingin mengebangkan usaha maupun calon entrepreneur di berbagai daerah, termasuk di BPES.

Seperti kebanyakan sejarah entrepreneur lainnya, seperti menjalankan usaha sembari tetap bekerja. Juga, pasang surut semangat menjalani bisnis serta berpindah-pindah usaha hingga godaan untuk membuka beragam usaha. ”Awalnya saya jualan kerupuk dititipkan di beberapa warung nasi Padang, sembari tetap bekerja.” katanya. Namun, impiannya bisa hidup secara layak dan naga bisnis dalam dirinya yang selalu bergelora, ia pun beranikan benar-benar mengambil langkah berpindah kuadran dari professional menjadi entrepreneur. Sekalipun ketika itu, pertengahan 2006 ia belum memiliki bisnis yang fokus. Bahkan, tak memiliki modal berusaha.

Keluar dari perusahaan dan kehilangan pendapatan membuatnya sedikit canggung karena 3 orang anak dan istrinya menjadi tanggung jawab yang harus dinafkahi. ”Rasa tanggung jawab dan keinginan memberikan hidup layak untuk mereka lah mengasah pikiran saya. Bisnis apa yang saya harus jalani sungguh-sungguh,” katanya. Keberanian dan kecerdasannya diuji ketika itu. Tanpa bermodal apa pun, tidak hanya materi tetapi juga pengalaman, ia beranikan diri mendatangi manajemen salah satu mall di Batam, menyatakan diri sebagai even organizer dan mengajukan kerjasama membuat even.”Mereka menerima saja mengerjakan itu. Saya pun pusing kerja EO itu seperti apa persisnya, bahkan saya pun tak mengenal pola sponsorship. Dalam pikiran saya bikin kerja, berhasil dan bagi hasil, sudah itu saja,” katanya.

Berhasil mendapatkan hasil kerja ketika itu, membuatnya berputar otak lagi. Tapi, justru bukan bisnis EO melainkan makanan. Kemahiran sang istri membuat kue membuatnya terdorong untuk menjadikannya usaha. Dan kue buatan sang istri itu ditawarkan untuk dipromosikan di kantor temannya. ”Saya minta dia menjualkan di kantornya dan dia dapat fee. Eh, ternyata dapat pesanan 40 kotak ke esokan harinya,” ungkapnya. Uji coba yang berhasil ini membuat naga bisnisnya makin berkobar. Ia pun menerobos beberapa kantor memasarkan kue buatan sang istri. Tawaran-tawaran pun berdatangan. Rupiah-rupiah pun mulai lumayan meskipun belum cukup dijadikan patokan membuka usaha secara menengah.

”Ketika itu saya berpikir usaha harus benar-benar menekuni usaha ini secara baik. Bekal pengalaman usaha saja boleh lah. Tapi saya perlu gemblengan bagaimana mengembangkan usaha secara benar. Sehingga, bisa berkembang secara baik dan usaha saya ini menjadi besar. Saya pun mengikuti berbagai pelatihan yang berkaitan entrepreneur,” katanya. Dengan bekal pengalaman dan pengetahuan ia pun mulai menapakkan brand-nya dengan Cake Pisang Vila, dengan langkah perdana membuka outlet di Muka Kuning tak jauh dari tempat tinggalnya semula. Mau tidak mau, ia pun harus mencari topangan dana, dan lembaga keuangan, yakni bank. ”Jangan pakai sogok, cukup yakinkan bank dengan pembukuan keuangan kita yang terdata jelas. Itu saja kuncinya,” katanya.

Bahkan, ada pula dana kredit usaha rakyat (KUR) yang bisa dimanfaatkan dari bank yang akan memberikan dana modal dua hingga kali lipat aset yang kita punya. Dengan memanfaatkan program ini, ia justru tak hanya mendapatkan modal usaha justru bisa membeli rumah sekaligus. ”Saya cari rumah untuk saya beli, foto kopi surat rumah itu saya bawa ke bank. Lalu saya dapatkan dana modal dua kali lipat harga rumah itu. Separuhnya saya bayarkan untuk beli rumah itu, separuhnya saya gunakan umodal usaha. Mau cari modal malah dapat rumah,” katanya. (sumber : Batam Pos)

Selasa, 09 November 2010

Tugas Makalah

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH
Banyak orang yang dianugerahkan kecerdasan, bakat, serta kemampuan yang luar biasa dalam kehidupannya tetapi tidak dapat sukses secara optimal dan terkadang hanya menyalahkan nasibnya saja dalam kehidupan. Padahal jika dilihat dengan lebih seksama, semuanya itu terjadi bukanlah karena kurangnya kemampuan yang ia miliki namun karena kurangnya motivasi dalam kehidupannya . Motivasi Ini merupakan suatu kunci sukses yang wajib dimiliki oleh tiap individu yang ingin sukses dalam kehidupan.
Motivasi merupakan suatu semangat, gairah dan determinasi tinggi yang berasal dari dalam diri sendiri untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan. Motivasi menjadi bahan baku dasar dari sebuah kata yang dinamakan kesuksesan. Motivasi yang luar biasa dapat menimbulkan energi yang luar biasa pula , membuat seseorang bekerja keras, dan bahkan dapat membuat sesuatu yang pada awalnya terlihat tidak mungkin untuk dilakukan menjadi indah untuk dilakukan.
Sukses adalah sebuah kata yang begitu sederhana, namun membutuhkan proses panjang untuk mencapainya. Selain membutuhkan sebuah proses yang cukup panjang, dalam mencapai kesuksesan juga dibutuhkan adanya motivasi diri yang kuat. Karena dengan berbekal motivasi diri yang kuat, secara tidak langsung mampu menggerakan kita untuk mulai berusaha mendekatkan diri dengan kesuksesan yang dicita-citakan.
Pentingnya motivasi diri untuk meraih kesuksesan tidak dapat diragukan lagi. Tetapi untuk menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang tidaklah mudah, karena motivasi juga sering dipengaruhi oleh perasaan dan emosional yang ada dalam diri seseorang. Misalnya saja saat sedang mengikuti seminar motivasi, emosional Anda saat mengikuti seminar tersebut pasti akan naik sehingga Anda begitu termotivasi untuk mewujudkan cita – cita yang ingin dicapai. Namun lihat motivasi Anda setelah satu bulan tidak mengikuti seminar tersebut. Motivasi diri Anda akan menurun dratis jika tidak memperoleh siraman motivasi secara rutin.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan dilaksanaakan dalam kehidupan yang sesungguhnya untuk mencapai sebuah kesuksesan.

B. PEMBATASAN MASALAH
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
1. Peran motivasi terhadap seseorang dalam mencapai sebuah kesuksesan.
2. Cara-cara agar motivasi dapat diterapkan kepada seseorang dalam kehidupan yang nyata dengan mudah.

C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi peran motivasi terhadap seseorang dalam mencapai sebuah kesuksesan ?
2. Bagaimana deskripsi cara agar motivasi dapat diterapkan kepada seseorang dalam kehidupan yang nyata dengan mudah ?



BAB II
PEMBAHASAN

Motivasi merupakan bagian internal dari dalam diri kita sebagai upaya dalam mencapai sebuah kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat.
Sesuai dengan judul makalah ini, pembahasan meliputi tujuan motivasi, cara rutin yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam diri kita untuk mencapai kesuksesan, dan 3 tipe manusia dalam meraih kesuksesan.

A. TUJUAN MOTIVASI
Tujuan utama motivasi adalah sebagai penyemangat, gairah, dan determinasi yang tinggi yang berasal dari dalam diri kita sendiri untuk mencapai sebuah kesuksesan. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar kita menuju kepada solusi akan masalah yang sedang dihadapi.
Namun secara umum tujuan motivasi dalam mencapai sebuah kesuksesan, diantaranya adalah :
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja diri sendiri.
2. Meningkatkan produktivitas kerja diri sendiri.
3. Mempertahankan kestabilan kerja diri sendiri.
4. Meningkatkan disiplin kerja diri sendiri.
5. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.
6. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi.
7. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan.
Kunci sukses seseorang tergantung dengan besarnya motivasi diri yang dimilikinya. Kembangkan motivasi diri kita dan lakukan proses pencapaian impian Anda mulai dari sekarang.
Korbankan semangat kamu dalam mencapai sebuah kesuksesan, karena sukses adalah hak setiap orang bagi yang mau menerimanya.

B. CARA RUTIN UNTUK MENUMBUNKAN MOTIVASI DALAM DIRI KITA UNTUK MENCAPAI KESUKSESAN
Beberapa cara rutin yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam diri kita untuk mencapai kesuksesan :
1. Mulailah bermimpi dengan akan kesuksesan yang akan Anda raih dengan rasa senang. Dengan adanya rasa senang, Anda akan termotivasi untuk menjalankan semua proses tanpa merasakan beban sedikitpun.
2. Gunakan impian yang ingin dicapai untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar Anda. Karena pikiran bawah sadar kita akan mempengaruhi perilaku dan kegiatan yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita cita – citakan.
3. Rajin mencari inspirasi. Carilah inspirasi memacu semangat Anda untuk meraih sukses, misalnya dengan membaca buku perjalanan orang – orang yang telah sukses ataupun mengikuti seminar motivasi yang belakangan ini sering diadakan.
4. Bekerjakeras dan selalu bertanggungjawab. Cara yang kedua ini sangat diperlukan karena dengan kerja keras, semua hambatan serta kegagalan yang terjadi dapat diatasi. Serta dengan adanya rasa tanggungjawab dapat memotivasi kita untuk memberikan hasil yang terbaik.
5. Pilihlah lingkungan yang dapat mendukung impian Anda. Pilihlah teman atau komunitas yang memiliki impian sama dengan Anda, karena dengan dukungan lingkungan sekitar Anda dapat memperoleh motivasi positif dari mereka. Selain itu ada rekan – rekan Anda juga siap memberikan bantuan jika Anda mendapatkan kesulitan dalam menjalankan proses yang ada.
6. Disiplin dan konsisten akan kesuksesan yang ingin dicapai. Tanamkan kedisplinan sejak sekarang, karena dengan membiasakan diri dengan disiplin akan membiasakan diri kita memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai setiap harinya. Sehingga impian besar yang kita inginkan lebih cepat tercapai jika proses yang kita kerjakan, dilakukan dengan kedisiplinan.
7. Kembangkan terus impian Anda. Usahakan pilih tujuan hidup yang tidak terlalu sederhana, karena impian yang terlalu sederhana membuat kita tidak sepenuhnya termotivasi. Karena untuk menumbuhkan motivasi dan kekuatan diri kita sebenarnya diperlukan sebuah mimpi besar yang ingin kita capai.

C. 3 TIPE MANUSIA DALAM MERAIH KESUKSESAN
Dalam meraih kesuksesan, sikap seseorang dapat terbagi menjadi 3 tipe :
- Tipe pertama
orang yang bersikap “saya mau sukses”. Orang dengan tipe seperti ini sulit untuk meraih sukses karena semua orang juga pasti mau sukses. Mereka hanya mau saja, atau hanya sekadar ingin, tetapi mereka tidak ingin membayar harga yang pantas untuk itu. Mereka sebenarnya tidak benar-benar mau. Orang-orang yang memiliki sikap mental yang lemah seperti ini hanya akan menjadi seorang pemimpi belaka tanpa pernah berusaha sedikitpun untuk mewujudkannya. Mereka hanya bersikap pasif dan reaktif, hanya menunggu setiap kesempatan baik datang, bukannya bersikap aktif mencari dan menciptakan peluang itu sendiri.
- Tipe Kedua
orang yang bersikap “saya memilih untuk sukses”. Orang-orang yang memiliki sikap mental seperti ini jauh lebih bisa diandalkan daripada orang yang hanya mau sukses. Mereka membuat suatu keputusan yang kuat untuk meraih sukses. Karena mereka memilih untuk sukses, maka mereka tidak mau memilih apapun yang dapat menghalangi mereka dalam meraihnya. Mereka bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan mereka sendiri.
- Tipe Ketiga
mampu membuat siapapun, termasuk seseorang, meraih sukses adalah “saya berkomitmen untuk menjadi sukses”. Orang-orang yang bertipe seperti ini berarti mereka tidak akan pernah menyerah apalagi mundur sebelum kesuksesan berhasil mereka raih. Mereka berkomitmen penuh 100% untuk melakukan apapun untuk meraih apa yang paling mereka impikan. Mereka tidak pernah memiliki alasan untuk berhenti dan menyerah tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka. Mereka membakar jalan di belakang mereka sehingga tidak ada jalan lain lagi selain maju. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, uang maupun pikiran mereka untuk membayar harga sebuah kesuksesan. Mereka layaknya sebuah kereta api yang meluncur dengan kecepatan penuh sehingga tidak ada apa pun atau siapa pun yang sanggup menahan dan menghentikan mereka. Komitmen membuat mereka menjadi tak terbendung.
Ini yang membedakan antara orang yang sukses dengan yang gagal. Orang yang memiliki komitmen yang kuat bukan hanya mau sukses, tetapi juga mereka benar-benar mau sukses. Mereka berani menyatakan bahwa mereka akan meraih kesuksesan yang mereka impikan.


BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “Peran motivasi terhadap seseorang dalam mencapai sebuah kesuksesan” dapat disimpulkan bahwa :
1. Peranan motivasi sangat mempengaruhi dalam diri kita sebagai penyemangat dan gairah serta determinasi yang tinggi.
2. Motivasi sangat penting untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar menuju kepada solusi akan masalah yang sedang dihadapi.
3. Kunci sukses seseorang tergantung dengan besarnya motivasi diri yang dimilikinya.


DAFTAR PUSTAKA


Sumber :
http://motivasibyiswara.blogspot.com/2008/12/konsep-dan-tujuan-motivasi.html
http://andriewongso.com/awartikel-2419-Artikel_Anda 3_Tipe_Manusia_Dalam_Meraih_Kesuksesan
http://bisnisukm.com/motivasi-diri-untuk-mencapai-kesuksesan.html