Minggu, 22 April 2012

Ayat-Ayat Cinta

Nama : Annisa Ayu W
 NPM : 13509769
Kelas : 3PA01


Ayat-Ayat cinta merupakan film bernuansa islami dan didalamnya terdapat nuansa percintaan segitiga. Alasan saya menjadikan film Ayat-ayat cinta ini sebagai salah satu film favorit karena ini merupakan film pertama dengan nuansa religius yang cukup kental, ditambah dengan berbagai konflik percintaan didalamnya. Selain itu, setting yang berada di luar negeri pun menjadikan film ini mempunyai kesan tersendiri bagi saya sebagai penonton. Konflik yang ada pun membuat cerita yang ada semakin menarik. Agar lebih jelasnya saya akan membahas dan memberikan beberapa pandangan saya mengenai cerita ini.

Di film ini Tokoh utamanya adalah Fahri yaitu seorang pemuda yang tampan asal Indonesia ia sedang berusaha menggapai gelar masternya di Universitas Al-Azhar, cairo, Mesir. Dia juga mempunyai ahlak sebagai seorang pria muslim yang baik. Sehingga, tidak heran bila ia banyak dikagumi oleh wanita-wanita. Termasuk seorang gadis cantik bernama Maria. Ia merupakan tetangga Fahri yang beragama Kristen. Maria jatuh cinta kepada Fahri akan tetapi dia melakukan pertahanan diri (defense)dengan merepres perasaannya kepada Fahri karena ia tau bahwa Fahri adalah seorang muslim yang taat dan tidak mungkin untuk menjalin kasih dengan gadis yang tidak seiman dengannya. Selain itu, ada juga Nurul yang merupakan teman kampus Fahri yang juga menyukainya.

Sampai akhirnya Fahri bertemu dengan seorang gadis bercadar bernama Aisha di dalam sebuah kereta. Dan pertemuan itu menjadi pertemuan pertama kali mereka. Di sisi lain ada seorang gadis muslim bernama Noura, dia sering dipukuli oleh ayahnya yang bernama Bahadur. Mengetahui hal itu Fahri kasian dan berniat menolong Noura bersama Maria. Karena, sebenarnya ayah Noura yang sering memukulinya hanya ayah angkat Noura. Di lain pihak, diam-diam Noura justru jatuh cinta kepada Fahri. Lalu guru Fahri yaitu Syeikh Utsman menawarkan Fahri untuk melakukan ta’aruf dengan seorang gadis. Fahri awalnya bingung, karena ia merasa belum punya pekerjaan tetap dan tidak pantas, tapi akhirnya fahri pun menerima ta’aruf tersebut. Setelah itu Fahri pun bertemu dengan gadis yang akan berta’aruf dengannya. Dan ternyata dia adalah Aisha, Fahri pun tersenyum dan menerima pernikahan tersebut. Akad nikah pun digelar. Nurul dan Maria pun sangat sedih ketika mengetahui bahwa Fahri sudah menikah dengan Aisha.

Pada suatu malam tiba-tiba datang 2 orang polisi Mesir yang membawa surat perintah penangkapan Fahri karena dituduh melakukan pemerkosaan terhadap Noura. Selama di dalam penjara Fahri cukup sabar dan bisa mengendalikan emosi terhadap tuduhan yang ditunjukan kepadanya. Ketika sidang digelar Noura memberi kesaksian palsu dan mengatakan bahwa Fahri lah yang memperkosanya, kesaksian dari beberapa saksi lainnya pun sangat memberatkan Fahri dan menunjukkan kalau Fahri telah menculik dan memperkosa Noura.

Fahri pun mengajukan Maria sebagai saksi, tapi ternyata Maria masih koma karena kecelakaannya. Kemudian Aisha berusaha mencari maria dan kemudian Aisha mengetahui bahwa Maria sebenarnya sangat mencintai Fahri. Fahri akhirnya meminta izin untuk keluar dari penjara agar dapat menemui Maria. Karena melihat kondisi Maria yang semakin lemah akhirnya Aisha meminta Fahri untuk menikahi Maria. Awalnya Fahri tidak setuju tapi akhirnya Ia pun setuju dan menikahi Maria. Ketika pernikahan diadakan Aisha berlari keluar ruangan sambil menangis disini terlihat bahwa sebenarnya Aisha mengalami konflik bathin yang cukup kuat dimana dia sebenarnya sedih dengan pernikahan itu tetapi dia juga harus berusaha untuk mengikhlaskan keadaan itu untuk kebaikan bersama.

Persidangan Fahri pun digelar kembali dan Maria pun bersaksi bahwa Fahri tidak memperkosa Noura. Akhirnya Noura pun mengakui bahwa Bahadur lah yang memperkosa dirinya dan dia memfitnah Fahri. Hal itu, dilakukan oleh Noura karena dia merasa kebutuhan cintanya tidak bisa terpenuhi, Ia merasa kesepian. Fahri tidak mencintainya sementara dia justru diperkosa oleh ayah angkatnya sendiri. Fitnah yang dilakukan Noura adalah bentuk agresi dari dirinya.

 Akhirnya Fahri bebas, dan tinggal bertiga bersama dengan kedua istrinya sekarang yaitu Maria dan Aisha. Awalnya mereka bahagia tetapi lama kelamaan Aisha yang merupakan istri pertama Fahri merasa cemburu sampai akhirnya Aisha memilih pergi ke Turki untuk menenangkan diri. Fahri pun menyusul Aisha ke rumah pamannya untuk membujuk dan meminta Aisha untuk kembali pulang. Aisha pun pulang kembali ke rumah dan sudah bisa menerima dengan keadaan saat ini. Disini terlihat bahwa Aisha sebenarnya masih sering kesulitan memahami kondisi rumah tangganya sekarang dengan adanya Maria. Tetapi, dengan sifat Fahri yang penyabar untuk membujuk dan memberikan penjelasan-penjelasan mengenai keadaan yang dialami sekarang akhirnya Aisha mulai sadar bahwa apa yang ia lakukan tidak benar.

Suatu hari Maria kembali jatuh sakit dan harus dirawat kembali karena jantungnya yang lemah, sementara itu Aisha yang memang sedang hamil besar pun memerlukan Fahri. Kemudian, Di rumah sakit Maria meminta untuk solat berjamaah bersama Fahri dan Aisha. Sementara maria melaksanakan solat dari tempat tidur dan setelah selesai solat, Fahri dan Aisha baru menyadari bahwa Maria telah meninggal. Akhir cerita Fahri dan Aisha hidup bersama, mereka berdua saling terpenuhi kebutuhan cintanya dan hidup berbahagia bersama.