Kali
ini saya ingin membahas mengenai Artificial
intelligence (AI), AI dan Kognisi manusia, dan juga mengenai AI dan sistem
Pakarnya.
Pertama-tama
saya akan membahas mengenai Apa sih itu Artificial
Intellegence itu? disini Ada beberapa pendapat dari beberapa tokoh mengenai
definisi AI atau kecerdasan buatan :
Menurut
Minsk (1989), Kecerdasan buatan adalah suatu ilmu yang mempelajari cara membuat
komputer melakukan sesuatu seperti yang dilakukan oleh manusia. Definisi lain
diungkapkan oleh H. A. Simon (1987), Kecerdasan buatan merupakan kawasan
penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer
untuk melakukan sesuatu hal yang dalam pandangan manusia adalah cerdas.
Sedangkan Rich and Knight (1991), mendefinisikan AI sebagai studi tentang
bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan
lebih baik oleh manusia.
Dari
berbagai pendapat tokoh diatas dapat diambil kesimpulannya bahwa AI merupakan
cabang dari ilmu komputer yang terkait dengan pemrograman komputer yang mampu
meniru fungsi kognisi manusia dengan baik.
Sejarah AI
Sebelum
1950, Claude Shannon dan Alan Turing mengusulkan tes untuk
melihat bisa/tidaknya mesin memberikan respon terhadap serangkaian pertanyaan
(agar mesin dapat dikatakan cerdas). Shannon mempublikasikan artikel dengan judul “A
Chess-Playing Machine”. Bibit AI pertama kali disebar hanya
2 tahun setelah General Electric menerapkan komputer yang pertama kali
digunakan untuk penggunaan bisnis. Tahun itu adalah tahun 1956, dan istilah
kecerdasan buatan pertama kali dibuat oleh John McCarthy sebagai tema suatu
konferensi yang dilaksanakan di Dartmouth College yang dihadiri oleh para
peneliti AI. Pada tahun yang sama, program komputer AI pertama yang disebut Logic Theorist, diumumkan. Kemampuan Logic Theorist yang terbatas untuk
berpikir (membuktikan teorema-teorema kalkulus) mendorong para ilmuwan untuk
merancang program lain yang disebut General
Problem Solver (GPS), yang ditujukan untuk digunakan dalam memecahan segala
macam masalah. Proyek ini ternyata membuat para ilmuwan yang pertama kali
menyusun program ini kewalahan, dan riset AI dikalahkan oleh aplikasi-aplikasi
komputer yang tidak terlalu ambisius seperti SIM dan DSS. Namun seiring waktu,
riset yang terus menerus akhirnya membuahkan hasil, dan AI telah menjadi
wilayah aplikasi komputer yang solid.
AI
saat ini meliputi berbagai macam sub bidang, mulai dari tujuan umum daerah,
seperti belajar dan persepsi
terhadap tugas-tugas tertentu seperti
bermain catur, membuktikan teorema
matematika,
menulis puisi, dan mendiagnosis penyakit. AI systematizes
dan mengotomatisasi tugas-tugas
intelektual dan karena itu berpotensi relevan untuk setiap bidang aktivitas
intelektual manusia.
Tujuan
Kecerdasan buatan:
- Untuk mengembangkan metode dan sistem untuk menyelesaikan masalah,masalah yang biasa diselesaikan melalui aktifivitas intelektual manusia, misalnya pengolahan citra,perencanaan, peramalan dan lain-lain, meningkatkan kinerja sistem informasi yang berbasis komputer.
- Untuk meningkatkan pengertian/pemahaman kita pada bagaimana otak manusia bekerja
Sejauh ini AI telah dipakai untuk
melakukan berbagai hal. Dengan segala keterbatasan, AI telah dipergunakan untuk
:
- Membuat aplikasi komputer yang sangat mudah bagi pemakai
- Meningkatkan pemecahan masalah secara cepat dan konsisten
- Membantu menyelesaikan masalah yang mengandung data yang tidak lengkap atau kurang jelas
- Menangani informasi yang berlebihan
- Meningkatkan produktifitas dalam melaksanakan banyak tugas
- membantu melaksanakan pencarian data
AI dan kognisi manusia
Semua
orang yang merangkai model proses distribusi parallel seperti neuron, telah
bekerja keras untuk mencoba menemukan solusi atas pertanyaan tentang otak
sebagai mesin berpikir. Setelah melalui riset psikologi selama lebih dari 1
abad, terutama melalui riset psikologi kognitif beberapa abad yang lalu. Apa
yang telah kita pelajari tentang mesin berpikir kita, yang disebut otak. Otak berbeda secara fundamental dibandingkan
dengan komputer Von Neumann yang sekarang biasa digunakan. Mungkin AI akan
berperan lebih jauh jika komputer lebih menyerupai otak. Di bawah ini
ditampilkan rangkuman perbandingannya.
Komputer
Berbasis silikon (jenis von Neumann)
|
Otak
berbasis karbon (manusia)
|
|
Kecepatan proses
|
Dalam nanodetik
|
Dalam milidetik sampai beberapa detik
|
Jenis
|
Rangkaian prosesor (kebanyakan)
|
Prosesor parallel (kebanyakan)
|
Kapasitas Penyimpanan
|
Sangat besar, untuk informasi berkode
digital
|
Sangat besar, untuk informasi visual
dan linguistik
|
Kerjasama
|
Sangat patuh
|
Cukup kooperatif
|
Kemampuan belajar
|
Sesuai aturan yang ditetapkan
|
konseptual
|
Fitur unggulan
|
Mampu memproses data yang banyak dalam
waktu yang singkat, efisian dalam biaya, sudah teratur, mudah dirawat, dan
bisa ditebak
|
Mampu membuat penilaian, kesimpulan,
dan penyamarataan dengan mudah. Pergerakannya; memiliki bahasa, percakapan,
vision dan emosi
|
Fitur terburuk
|
Tidak mampu belajar sendiri dengan
cepat; memliki kesulitan dengan tugas kognitif manusia yang rumit, seperti
pemahaman bahasa dan produksi.
|
Memiliki kapasitas penyimpanan dan
pemrosesan informasi yang terbatas; pelupa dan cukup mahal dalam pemenuhan
permintaan makanan, tidur, suhu udara.
|
Beberapa
program komputer bekerja lebih efektif daripada pikiran manusia, dan kebanyakan
sangat pintar menirukan hal-hal nyata meski masih sedikit janggal. Komputer
mampu memecahkan beberapa masalah, seperti sebuah soal matematika yang
mendetil, lebih cepat dan lebih akurat daripada manusia.
Seperti
yang ditampilkan dalam table perbandingan komputer tipe Von Neumann dengan
otak, jadi tidak aneh jika para ilmuwan menghentikan pekerjaan mereka. Mereka
bekerja dengan jenis mesin yang salah. untuk membuat komputer lebih mirip otak
baik dalam struktur maupun prosesnya. Sistem jaringan neuron, model-model PDP,
dan hubungannya telah menggoda ilmuwan untuk menemukan prinsip komputerisasi
yang memerintah jaringan neuron pada sistem saraf manusia. Mereka melakukannya
dengan cara yang tampak sangat abstrak. Unit mewakili neuron, tetapi mengikuti
tingkah laku neuron, yaitu bahwa unit bisa dipasangkan dengan unit yang lain.
Hubungan diantara mereka bisa menguat atau melemah, lalu stabil dan seterusnya.
Sebuah
konsep penting juga telah diajukan mengenai jaringan neuron yang juga masih
dipelajari, yaitu melalui sistem seperti sinapsis (seperti infrastruktur otak)
yang menghubungkan unit-unit, yang dapat berubah seiring dengan pengalaman.
Beberapa usaha telah berhasil. Cara pandang baru mengenai kognisi manusia telah
menimbulkan banyak antusiasme diantara para pendukungnya .
AI dan sistem pakar
Sistem
Pakar merupakan paket perangkat lunak atau paket program komputer yang
disediakan sebagai media penasehat atau membantu dalam memecahkan
masalah di bidang-bidang tertentu seperti sains, pendidikan,
kesehatan, perekayasaan matematika, dan sebagainya. Sebuah sistem pakar dapat memproses sejumlah besar informasi yang
diketahui dan menyediakan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan pada
informasi-informasi. Sistem pakar bertujuan untuk membuat keputusan yang lebih
cepat daripada pakar. Dengan adanya sistem pakar ini, pihak manajemen
memperoleh keuntungan mendapatkan pakar tanpa pakar tersebut berada ditempat.
Sistem pakar ini dapat sama atau bahkan dapat melebihi kepakaran manusia,
setidaknya dalam konsistensi.
Sejarah Sistem Pakar
Sistem
pakar mulai dikembangkan pada pertengahan tahun 1960an oleh AI corporation.
Periode penelitian AI ini didominasi oleh suatu keyakinan bahwa nalar yang
digabung dengan komputer canggih akan menghasilkan prestasi pakar atau bahkan
manusia super. Suatu usaha ke arah ini adalah General Purpose Problem Solver
(GPS). GPS yang berupa sebuah prosedur yang dikembangkan – oleh Allen Newell,
John Cliff Shaw, dan Herbert Alexander Simon – dari Logic Theorist merupakan
sebuah percobaan untuk menciptakan mesin yang cerdas. GPS sendiri merupakan
sebuah Predecessor menuju Expert System (ES). GPS berusaha untuk menyusun
langkah-langkah yang dibutuhkan untuk mengubah situasi awal menjadi state
tujuan yang telah ditentukan sebeumnya.
Sistem pakar dapat digunakan oleh :
- Orang awam yang bukan pakar untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah.
- Pakar sebagai asisten yang berpengatahuan
- Memperbanyak atau menyebarkan sumber pengetahuan yang semakin langka.
Sistem pakar merupakan program yang
dapat menggantikan keberadaan seorang pakar. Alasan mendasar mengapa Expert System dikembangkan untuk
menggantikan seorang pakar:
1.
Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu
dan di berbagai lokasi
2.
Secara otomatis mengerjakan tugas-tigas
rutin yang membutuhkan seorang pakar
3.
Seorang pakar akan pensiun atau pergi.
4.
Menghadirkan/menggunakan jasa seorang
pakar memerlukan biaya yang mahal.
5. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak
bersahabat (hostile environment)
Ciri-ciri sistem pakar
1. Terbatas
pada bidang yang spesifik
2. Dapat
memberikan penalaran untuk data-data yang tidak lengkap atau tidak pasti.
3. Dapat
mengemukakan rangkaian alasan yang diberikannya dengan cara yang dapat
dipahami.
4. Berdasarkan
pada aturan atau kaidah tertentu.
5. Dirancang
untuk dapat dikembangkan secara bertahap.
6. Outputnya
bersifat nasihat atau anjuran
7. Output
tergantung dari dialog dengan user
8. Knowledge base
dan inference engine terpisah
Masalah-masalah yang dapat diselesaikan dengan sistem pakar, diantaranya adalah :
- Interpretasi :Menghasilkan deskripsi situasi berdasarkan data sensor.
- Prediksi : Memperkirakan akibat yang mungkin dari situasi yang diberikan.
- Diagnosis : Menyimpulkan kesalahan sistem berdasarkan gejala (symptoms)
- Desain :Menyusun objek-objek berdasarkan kendala.
- Planning :Merencanakan tindakan
- Monitoring : Membandingkan hasil pengamatan dengan proses perencanaan.
- Debugging : Menentukan penyelesaian dari kesalahan sistem.
- Reparasi : Melaksanakan rencana perbaikan.
- Instruction : Diagnosis, debugging, dan reparasi kelakuan pelajar.
- Control : Diagnosis, debugging, dan reparasi kelakuan sistem.
Penerapan sistem Pakar
Sistem pakar dapat diterapkan
dalam berbagai bidang seperti, sains, pendidikan, kesehatan, dan sebagainya.
Contoh dari tulisan mr. Rizal “Sistem integrasi Pola Alir Material & Uang
dapat disebut Material Management System (MMS) adalah kelanjutan perkembangan
dari sistem integrasi Inventory Control System (ICS). Sistem (MMS) ini
dikembangkan atas sistem manual yang sudah teruji berjalan lancar di PT
Krakatau Steel, yang karena tuntutan kemajuan teknologi, sistem manual ini perlu
ditingkatkan menjadi sistem komputerisasi. Namun didalam penerapannya masih
banyak kendala yang dihadapi oleh subsistem-subsistem pendukung MMS yang ada
pada masing-masing divisi. Melalui penelitian ini, dikemukakan satu alternatif
yang sangat potensial untuk mengatasi kendala yang dialami oleh subsistem
pendukungnya, khususnya yang berada di Divisi Perencanaan & Pengendalian
Suku Cadang (PPSC). Dalam penelitian ini dibuat sistem pakar yang mampu
memberikan penjelasan dan beberapa alternatif penyelesaian soal-soal
Pengendalian Suku Cadang, yang meliputi : Identifikasi Material, Sistem Order,
Sistem Repairable dan Sistem Spesifik. Pembuatan sistem pakar ini melalui lima
tahapan berikut, yaitu: identifikasi, konseptualisasi, formulasi, implementasi,
dan pengujian. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah Turbo Prolog, yang
cukup ideal dalam menyelesaikan masalah yang undeterministic. Teknik Inferensi
yang digunakan adalah backward chaining, proses penelusuran yang digunakan
adalah depth first search, dan metoda representasi pengetahuan yang
digunakan adalah representasi logika”.
Beberapa contoh Sistem Pakar
- MYCIN : Diagnosa penyakit
- DENDRAL : Mengidentifikasi struktur molekular campuran yang tak dikenal
- XCON & XSEL : Membantu konfigurasi sistem komputer besar
- SOPHIE : Analisis sirkit elektronik
- Prospector: Digunakan di dalam geologi untuk membantu mencari dan menemukan deposit
- FOLIO : Menbantu memberikan keutusan bagi seorang manajer dalam hal stok broker dan investasi
- DELTA Pemeliharaan lokomotif listrik disel
Keuntungan dari Sistem Pakar
Secara
garis besar, banyak manfaat yang dapat diambil dengan adanya sistem pakar,
antara lain :
1.
Memungkinkan orang awam bisa mengerjakan pekerjaan para ahli.
2.
Bisa melakukan proses secara berulang secara otomatis.
3.
Menyimpan pengetahuan dan keahlian para pakar.
4.
Meningkatkan output dan produktivitas.
5.
Meningkatkan kualitas.
6.
Mampu mengambil dan melestarikan keahlian para pakar (terutama yang termasuk
keahlian langka).
7.
Mampu beroperasi dalam lingkungan yang berbahaya.
8.
Memiliki kemampuan untuk mengakses pengetahuan.
9.
Memiliki reabilitas.
10.
Meningkatkan kapabilitas sistem komputer.
11.
Memiliki kemampuan untuk bekerja dengan informasi yang tidak lengkap dan
mengandung ketidakpastian.
12.
Sebagai media pelengkap dalam pelatihan.
13.
Meningkatkan kapabilitas dalam penyelesaian masalah.
14.
Menghemat waktu dalam pengambilan keputusan
Kelemahan Sistem Pakar
Di
samping memiliki beberapa keuntungan, sistem pakar juga memiliki beberapa
kelemahan, antara lain :
1.
Biaya yang diperlukan untuk membuat dan memeliharanya sangat mahal.
2.
Sulit dikembangkan. Hal ini tentu saja erat kaitannya dengan ketersediaan pakar
di bidangnya.
3.
Sistem Pakar tidak 100% bernilai benar.
Setelah
penjelasan mengenai sistem pakar diatas, dan mengenai AI yang sebelumnya
dibahas dapat ditarik kesimpulan bila keduanya mempunyai tujuan yang sama untuk
mencapai suatu hal yang maksimal dan untuk memecahkan masalah. Tapi, bedanya
sistem pakar lebih mengacu pada perancangnya sendiri sebagai objek dalam
menghasilkan hasil yang maksimal, sedangkan AI lebih mengacu kepada jalur yang
berorientasi pada hardware guna mencapai yang maksimal.
Eliza, Parry,
dan NETtalk
Untuk program bahasa dan AI terdapat
Eliza, Parry dan Net Talk yang akan dijelaskan dibawah ini:
ELIZA
Pada 1966, Joseph Weizenbaum dari MIT
memperkenakan Eliza, suatu program komputer yang mampu berkomunikasi dan bisa
menanggapi manusia dengan menggunakan bahasa sehari-hari. Weizenbaum berharap
Eliza dapat menembus dinding pembatas antara komputer dan manusia. Sayangnya,
Weizenbaum justru mendapati bahwa manusianya sendiri terlalu bersemangat untuk
menembus dinding itu. Eliza diprogram untuk memberi tanggapan seperti ahli
psikoterapi, dimana pernyataan seperti “saya punya masalah dengan ayah saya”
memicu Eliza menanggapi dengan “cerita lagi lebih banyak tentang beliau.”
PARRY Colby, Hilf,
Webber dan Kraemer (1972) mensimulasikan seorang pasien, dan menyebut program ini
PARRY, karena ia mesimulasikan seorang pasian paranoid. Mereka memilih seorang
paranoid sebagai subyek karena beberapa teori menyebutkan bahwa proses dan
sistem paranoia memanga ada, perbedaan respon psikotis dan respon normalnya
cukup hebat, dan mereka bisa menggunakan penilaian dari seorang ahli untuk
mengecek keakuratan dari kemampuan pemisahan antara respon simulasi komputer dan respon manusia.
NETtalk progam ini
jenisnya cukup berbeda, berdasarkan pada jaring jaring neuron, sehinnga
dinamakan NETtalk. Program ini dikembangkan oleh Sejnowki disekolah medis
harvard dan Rosenberg di universitas
Princeton. Dalam program ini, NETtalk
membaca tulisan dan mengucapkannya keras – keras. NETtalk membaca keras-keras dengan
cara mengkonversi tulisan menjadi fenom-fenom, unit dasar dari suara sebuah
bahasa. Sistem ini memiliki tiga lapisan: lapisan input, dimana setiap unit
merespons sebuah tulisan; lapisan output, dimana unit menampilkan ke 55 fenom
dalam bahasa inggris; dan sebuah lapisan unit tersembunyi, dimana setiap unit
ditambahkan koneksinya pada setiap unit input maupun output.
NETtalk
membaca dengan memperhatikan setiap tulisan satu demi satu, dan dengan
menscanning tiga tulisan pada setiap sisi demi sebuah informasi yang
kontekstual. Disini lafal ‘e’ pada ‘net’, ‘neglect’, dan ‘red’ bisa ditangkap
dengan bunyi yang berbeda. Setiap NETtalk membaca sebuah kata, program ini
membandingkan pelafalannya dengan lafal yang benar yang disediakan manusia,
kemudian menyesuaikan kekuatannya untuk memperbaiki setiap kesalahan.
Referensi
:
- McLeod, Jr., Raymond., Schell, George.P. (2008). Sistem Informasi Manajemen. Jakarta : Salemba Empat
- Kusrini. (2006). Sistem Pakar Teori dan Aplikasi. Yogyakarta : ANDI
- Ma’arif, M. S., Tanjung, H.(2003). Manajemen Operasi. Jakarta :Gramedia
- Solso, R. L., Maclin, O. H., Maclin, M. K. (2009). Psikologi Kognitif. Jakarta: Erlangga
- Matthews, Robert. (2008). 25 gagasan Besar sains yang mengubah dunia kita. Jakarta : Serambi Ilmu Semesta
- http://www.scribd.com/doc/97351365/Kecerdasan-Buatan-Indonesia
- http://www.scribd.com/doc/51914629/artificial-intelligence-dan-sistem-pakar
- http://www.yulyantari.com/tutorial/media.php?mod=detailmateri&mat=22&bab=1
- Annisa Istiqomah, http://neezasty.wordpress.com/2011/09/29/kecerdasan-buatan-artificial-intelligence/#more-554
- http://thesis.binus.ac.id/Doc/Bab2NoPass/2007-3--00193-IF-Bab%202.pdf
- http://psikology09b.blogspot.com/2011/06/kecerdasan-buatan.html
- http://id.wikipedia.org/wiki/Kecerdasan_buatan
- http://blog.uin-malang.ac.id/sharfina/2010/09/26/sistem-pakar-dan-kecerdasan-buatan-serta-perbedaannya/