BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masa keemasan (golden age) merupakan perkembangan anak yang terjadi pada usia prasekolah dimana 80% perkembangan kognitif telah dicapai pada masa ini. Perkembangan kognitif anak harus mendapat stimulasi agar dapat berkembang optimal. Pendidikan anak usia dini yang efektif sangat bermanfaat untuk membangun struktur perkembangan kognitif anak.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun suatu permasalahan bagaimana Pendidikan anak usia dini yang efektif diterapkan pada anak usia prasekolah mempengaruhi perkembangan kognitif anak di masa mendatang.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan Pendidikan Anak Usia Dini dengan perkembangan kognitif anak usia prasekolah.
BAB II
PEMBAHASAN
Apakah Pengembangan Kognitif?
Mengelola perkembangan kognitif berkaitan dengan belajar anak berpikir dan kemampuan penalaran. Banyak program-program prasekolah tidak secara teratur mengamati perkembangan kognitif kecuali seorang anak sedang dievaluasi untuk menunda belajar. Melihat anak-anak pada tanda-tanda perkembangan kognitif mereka adalah penting. Perlu adanya pengamatan tentang belajar mereka dan kemampuan penalaran juga. Perlu diketahui bahwa informasi berikut harus digunakan sebagai panduan untuk perkembangan kognitif prasekolah. Semua anak-anak mengembangkan pada tingkat mereka sendiri, dan keprihatinan apapun tentang perkembangan kognitif anak harus didiskusikan dengan keluarga.
Mengamati Pengembangan kognitif
Mengamati keterampilan kognitif tertentu di dalam kelas prasekolah mungkin memerlukan sedikit perencanaan. Meskipun mudah untuk mengamati bahasa anak dan perkembangan motorik selama bermain normal sehari-hari, anak-anak tidak sering memilih untuk berpartisipasi dalam tugas-tugas kognitif sendiri. Menyiapkan permainan kelompok kecil di mana anak-anak harus menghitung sejumlah benda tertentu dapat membantu para guru mengamati keterampilan kognitif awal. Sebagai contoh, menggunakan dadu dan manik-manik. Roll hanya satu mati di atas meja. Membantu anak-anak menghitung jumlah titik-titik yang muncul. Mintalah masing-masing tangan anak jumlah manik-manik yang sesuai dengan jumlah titik pada mati. Kegiatan ini dua kali lipat: ia akan menampilkan jika anak mampu menghitung jumlah titik pada mati serta memilih sejumlah objek keluar dari kelompok besar. Pastikan untuk mengambil waktu beberapa saat bermain game ini dengan anak-anak untuk menulis pengamatan para guru pada setiap anak. Jangan mengandalkan memori guru, menuliskan sebuah catatan rinci beberapa pilihan ketika guru terlibat dengan permainan. Untuk yang lain mengambil kegiatan ini, warna digunakan. Membuat buatan sendiri yang mati dengan warna yang berbeda di setiap sisi. Roll warna dan melihat apakah anak-anak dapat memilih bahwa manik warna. Untuk tantangan yang sedikit lebih sulit, gunakan nomor berwarna. Setelah rolling mati, memanggil jumlah dan warna. Dapatkah anak-anak cocok baik warna dan angka?
Setelah mengamati anak-anak untuk pengembangan keterampilan kognitif, maka akan perlu untuk grafik semua temuan-temuan. Ada beberapa sumber daya yang tersedia untuk membantu menciptakan perkembangan checklist untuk setiap anak di kelas. Ketika membuat daftar tonggak sendiri, pastikan untuk menyertakan tanggal saat mengamati perilaku, usia di bulan anak ketika perilaku yang dapat diamati terjadi, serta memiliki catatan anekdotal yang mendukung penilaian. Meskipun bukan daftar lengkap, memberikan awal yang baik untuk menciptakan perkembangan kognitif checklist prasekolah. Untuk pemahaman dasar dari semua bidang pembangunan yang harus dimasukkan dalam penilaian perkembangan anak prasekolah.
Bisa membaca di usia dini memang bukanlah segalanya, namun membuat anak-anak senang dengan buku dan kegiatan membaca sedari kecil bukanlah langkah yang sia-sia. Jika kebiasaan membaca sudah terbentuk, tak jarang, keinginan untuk belajar membaca pun muncul dari diri mereka sendiri.
Kontroversi tentang belajar membaca untuk anak usia dini memang tetap ada. Beberapa pihak bahkan melarang orang tua atau guru untuk mengajarkan keterampilan membaca pada usia dini, dengan alasan takut anak-anak jadi terbebani, sehingga mereka menjadi benci dengan kata “belajar”.
Namun selama prinsip belajar bersifat ‘fun’ yang dikembangkan, materi apapun yang diajarkan kepada anak usia dini selalu direspon dengan baik dan anak-anak suka untuk belajar. Mengajak anak-anak untuk belajar membaca menurut saya jauh lebih baik daripada membiarkan mereka menonton TV seharian. Tanpa kita sadari sesungguhnya anak-anak juga belajar sesuatu lewat TV, yang sayangnya lebih banyak berupa hal-hal negatif daripada hal-hal yang positif.
Seputar metode belajar
Metode mengajar balita membaca sangatlah beragam. Karena begitu beragamnya, lagi-lagi kita akan menemukan perbedaan dasar pemikiran dari metode-metode tersebut. Meskipun kadang-kadang sering mencuat pertentangan yang tajam antar berbagai metode, kita tak perlu bingung. Kenali saja semuanya lalu sesuaikan dengan gaya belajar anak-anak kita. Sejauh ini di dunia belajar ini dikenal 2 metode besar, yaitu metode terstruktur dan metode tidak terstruktur (acak). Keduanya tidak lebih baik atau lebih jelek dari yang lainnya. Metode terstruktur dan tidak terstruktur (acak) bisa saling melengkapi sesuai karakter dua belahan sisi otak kita yang kini populer dengan istilah otak kiri dan otak kanan.
Otak kiri memiliki karakteristik yang teratur, runut (sistematis), analitis, logis, dan karakter-karakter terstruktur lainnya. Kita membutuhkan kerja otak kiri ini untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan data, angka, urutan, dan logika.
Adapun karakteristik otak kanan berhubungan dengan rima, irama, musik, gambar, dan imajinasi. Aktivitas kreatif muncul atas hasil kerja otak kanan. Melalui deskripsi tentang karakteristik dua belahan otak tersebut, kita tentu bisa melihat bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita, dan anak-anak bisa disentuh dengan metode yang mengaktifkan keduanya.
Selain metode belajar, karakteristik anak-anak juga perlu kita kenali dan pahami agar kita bisa membangkitkan minat belajar mereka dengan cara yang sesuai.
Beberapa karakteristik anak secara umum adalah sebagai berikut:
1. Konsentrasi lebih pendek (relatif)
2. Tidak suka diatur/dipaksa
3. Tidak suka dites
Ketiga ciri tersebut jelas menunjukkan kepada kita bahwa menstimulasi ataupun mengajar balita membaca tak bisa dilakukan dengan cara-cara orang dewasa. Kita membutuhkan cara yang lebih bervariasi dan adaptif terhadap kecenderungan anak-anak. Dan hanya satu kegiatan yang bisa memfasilitasi 3 karakteristik di atas yaitu BERMAIN.
Mengapa harus bermain? Karena dalam bermain anak-anak tidak menemukan tes, paksaan, dan batas waktu. Ketika bermainlah anak-anak menemukan kebebasan dirinya untuk berekspresi. Ketika bermain pula mereka menemukan kesenangan mereka, dan pada saat seperti itulah kegiatan belajar justru menjadi sangat efektif.
Pasal 1 ayat 14 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Supriadi, 2004). Penelitian Clarke – Stewart dan Fein (sitat dalam Santrock, 1995 dalam Heru Astikasari, 2004) menunjukkan bahwa anak-anak yang sejak usia dini telah mengikuti program pendidikan (playgroup maupun taman kanak-kanak), mereka lebih mandiri, berkompeten dan dewasa secara sosial, dalam arti mereka lebih percaya diri, dapat mengekspresikan diri secara verbal, mengetahui dunia sosial, bisa menyesuaikan diri dengan keadaan sosial yang menyenangkan serta keadaan yang tidak menyenangkan. Seperti apa seharusnya program pendidikan untuk anak usia pra sekolah? Seharusnya huruf mulai diperkenalkan ketika anak-anak sudah mampu memahami bahasa verbal dan tulis (lewat suatu cerita yang dibacakan oleh orang tua atau guru). Membaca dan menulis seharusnya bukan sebagai tujuan utama melainkan sebagai suatu sarana, agar anak menjadi tertarik terhadap deretan huruf-huruf dari suatu tulisan. Nawawi (dalam Ihsan, 2003) menyatakan bahwa pendidikan regular adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana, terarah dan sistematis melalui suatu lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Kurikulum pendidikan reguler merupakan kurikulum yang ditetapkan oleh Depdiknas dan mempunyai waktu belajar yang relatif singkat (reguler) dibandingkan dengan jenis pendidikan terpadu yang sekarang ini sedang berkembang. Pendidikan terpadu ini biasanya menggunakan jenis pendidikan full days school yang merupakan konsep belajar sehari penuh dimana anak didik berada di lingkungan sekolah dari pagi hingga sore hari. Jenis pendidikan ini berusaha mengoptimalkan kurikulum yang telah disusun oleh Depdiknas dengan pendidikan modern, baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dilihat dari bentuk pendidikan yang diberikan. Full days school menawarkan keuntungan bagi anak didiknya. Yaitu anak mendapat metode pembelajaran yang bervariasi daripada regular. Adanya full activity, membuat waktu tidak terbatas bagi anak didik. Artinya ada aktivitas lain di luar kelas yang merupakan sisi kehidupan anak sehari-hari untuk berinteraksi dengan teman sebaya, misalnya makan bersama, sholat berjamaah, bermain bersama, belajar kelompok ataupun menghafal surat-surat pendek dalam al quran. Sejak dini anak sudah terlatih berdisiplin waktu dalam belajar dan bermain. Waktu efektif hanya 3 jam, selebihnya aktivitas dominan setelah siang hari bukan lagi belajar formal tetapi aktivitas yang diminati anak. Orang tua tidak akan merasa khawatir karena anak berada seharian di sekolah. Orang tua bekerja lebih memilih sekolah full days bagi putra putrinya agar mereka dapat bekerja dengan tenang. Sebagian besar waktunya untuk belajar dalam mengembangkan kreativitas dan keilmuan anak didik seperti ilmu agama, ilmu eksakta, ilmu sosial, moral dan etika sehingga kesempatan untuk berkomunikasi dengan guru lebih terbuka Full days school juga memiliki kerugian, diantaranya stimulasi pendidikan sekolah yang beragam akan mendominasi waktu mereka. Anak kehilangan waktu bermain sehingga hal tersebut menjemukan bagi anak. Mereka tidak dapat berinteraksi dengan teman sebaya di rumah. Selain itu anak juga kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup bersama keluarga Sore hari ketika anak pulang sekolah mereka dalam keadaan lelah dan mungkin tidak berminat lagi untuk bercengkerama bersama keluarga. Berbeda dengan sekolah reguler. Sekolah reguler menawarkan beberapa\ keuntungan yaitu dengan tidak adanya metode pembelajaran yang beragam membuat anak merasa ringan dalam memperoleh pelajaran sehingga mereka tidak merasa bosan ataupun capek ketika pulang sekolah dan dapat membagi waktu untuk bermain dirumah maupun berkumpul bersama keluarga Namun sekolah reguler sendiri juga memiliki kerugian yaitu dengan menggunakan waktu efektif selama 3 jam, maka tidak ada aktivitas lain diluar jam belajar dan bermain tersebut. Jadi tidak terdapatnya pengembangan kreativitas, keilmuan maupun keagamaan. Hal tersebut menyebabkan kurangnya interaksi dengan teman sebaya maupun tidak terjalinnya komunikasi yang terbuka dengan guru. Padahal pengaruh teman sebaya sangat penting dalam perkembangan anak. Hal tersebut diatas didukung oleh hasil penelitian Dewi Nurhidayati (2006) bahwa siswa reguler memiliki ketrampilan sosial yang lebih baik daripada siswa full day school. Dijelaskan bahwa, siswa full days kurang mengenal lingkungan sekitar dan terbiasa dengan figure tertentu (guru).Selain tersebut diatas, hasil penelitian Jauhariatun Marfu’ah (2007) menunjukkan bahwa hasil kreativitas yang dimiliki siswa Sekolah Dasar (SD) lebih tinggi daripada kreativitas Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) dan tidak ada perbedaan kreativitas pada siswa yang memiliki intelegensi tinggi dan rendah. Pada dasarnya, dalam memilih sekolah yang terbaik, sekolah tersebut harus dapat menerapkan waktu untuk belajar dan bermain agar tidak ada hambatan dalam proses sosialisasinya. Selama anak menikmati berarti mereka merasa nyaman dalam sekolah tersebut. Misalnya ketika pulang sekolah tidak ada indikasi capek, loyo, lesu, ataupun raut muka sedih pada diri anak. Jangan sampai anak merasa tertekan di tempat sekolah. Hal ini akan membuat anak depresi dan kehilangan pengalaman selama perkembangan masa kanak-kanak awal Pemilihan jenis pendidikan yang akan diterapkan kepada anak usia prasekolah mempengaruhi kemampuan bersosialisasinya. Pemilihan jenis pendidikan yang kurang sesuai akan menyebabkan rendahnya kemampuan bersosialisasi pada anak usia prasekolah. Ada tiga alasan mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan. Alasan pertama, dalam pendidikan prasekolah, anak diharapkan mampu menyesuaikan diri dengan aturan-aturan yang berlaku didalam lingkungan/masyarakat dimana anak berada. Alasan kedua, sosialisasi merupakan basic/dasar dalam hubungan sosial. Karena sosialisasi dimulai dari keluarga, modal pertamanya dalam identifikasi tokoh. Sedangkan di playgroup atau taman kanak-kanaklah ia menghadapi dunia yang lebih luas. Playgroup atau taman kanak-kanak memberikan stimulasi intelektual maupun sosial. Di samping banyak kegiatanataupun aktivitas bermain yang berbeda-beda juga banyak anak-anak sebaya untuk bekerjasama. Alasan ketiga, stimulasi intelektual tersebut ditawarkan dalam bentuk pendidikan formal dan pendidikan terpadu. Pendidikan formal disebut juga sekolah reguler dan pendidikan terpadu disebut juga sekolah full days. Berdasarkan uraian tersebut diatas peneliti merumuskan masalah “Apakah ada perbedaan kemampuan bersosialisasi bagi anak yang menjalani sekolah reguler dan sekolah full days ?”.
.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dunia belajar ini dikenal 2 metode besar, yaitu metode terstruktur dan metode tidak terstruktur (acak). Keduanya tidak lebih baik atau lebih jelek dari yang lainnya. Metode terstruktur dan tidak terstruktur (acak) bisa saling melengkapi sesuai karakter dua belahan sisi otak kita yang kini populer dengan istilah otak kiri dan otak kanan. Otak kiri memiliki karakteristik yang teratur, runut (sistematis), analitis, logis, dan karakter-karakter terstruktur lainnya. Kita membutuhkan kerja otak kiri ini untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan data, angka, urutan, dan logika. Adapun karakteristik otak kanan berhubungan dengan rima, irama, musik, gambar, dan imajinasi. Aktivitas kreatif muncul atas hasil kerja otak kanan.
Melalui deskripsi tentang karakteristik dua belahan otak tersebut, kita tentu bisa melihat bahwa keduanya tidak bisa dipisahkan dari kehidupan kita, dan anak-anak bisa disentuh dengan metode yang mengaktifkan keduanya.
B. Saran
Sebaiknya memberikan pendidikan pada anak usia dini perlu adanya kesabaran dan pengertian dari para orangtua dan guru. Hal itu merupakan hal yang sangat penting memberikan pendidikan pada usia dini anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu orang tua atau guru mengajarkan berbagai hal anak belum mengerti dan memahami secara utuh. Untuk itu mereka harus memperhatikan tingkat perkembangan anak. Menggunakan pendekatan yang positif akan menciptakan atmosfir yang positif dan akan menghasilkan suatu pembelajaran yang positif juga.
DAFTAR PUSTAKA
(http://www.kabarindonesia.com oleh Ike Herdiana, 28 Maret 2007).
(http://www.kabarindonesia.com oleh Ike Herdiana, 28 Maret 2007). 28 Maret 2007).
(http://www.kabarindonesia.com oleh Ike Herdiana,
(http://www.antara.co.id oleh Arc, 18 Juni 2008).
(http://www.wrm-indonesia.org oleh We R Mommies, Rabu 18 Oktober 2006).
Senin, 29 November 2010
Minggu, 28 November 2010
Menanamkan Kedisiplinan Kepada Anak Usia Prasekolah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia prasekolah merupakan masa keemasan (golden age) bagi anak. Masa keemasan (golden age) ini mempunyai arti penting dan berharga karena masa ini merupakan pondasi bagi masa depan anak. Masa ini anak memiliki kebebasan untuk berekspresi tanpa adanya suatu aturan yang menghalangi dan membatasinya . oleh karena itu, di masa keemasan (golden age) ini perlu bagi orangtua untuk memberikan penanaman kedisipilinan kepada anak agar anak dapat menerapkan disiplin sejak dini yang akan mempengaruhi kedisiplinan anak pada masa dewasanya nanti.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun suatu permasalahan bagaimana disiplin yang diterapkan pada anak usia prasekolah mempengaruhi kedisiplinan anak pada masa dewasa nanti.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mendiskripsikan pengaruh penanaman disiplin terhadap anak usia prasekolah di usia dewasanya nanti .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Usia Prasekolah dan Disiplin
1. PengertianAnak Usia Prasekolah
Anak usia prasekolah adalah anak usia 4-6 tahun di mana pada usia ini anak telah mencapai kematangan dalam berbagai fungsi motorik dan diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosioemosional. Selain itu, imajinasi intelektual dan keinginan anak untuk mencari tahu dan bereksplorasi terhadap lingkungan juga merupakan ciri utama anak pada
usia ini.
2. Pegertian Disiplin
Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 28) mengartikan kata disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perhatian anak selalu mentaati tata tertib di sekolah. Sedangkan menurut Hurlock (1999: 82) dalam bukunya Perkembangan Anak mengartikan perilaku disiplin yakni perilaku seseorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimipin. Dalam hal ini anak merupakan murid yang belajar dari orang dewasa tentang hidup menuju kearah kehidupan yang berguna dan bahagia dimasa mendatang.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah tata tertib atau peraturan yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk melatih watak anggota yang ada dalam lembaga kependidikan. Pokok utama dari disiplin adalah peraturan.
B. Unsur-unsur disiplin
Disiplin sebagai upaya pengembangan anak untuk berperilaku sesuai dengan aturan dan norma yang diterapkan oleh masyarakat mempunyai beberapa unsur yaitu:
1. Peraturan
Salah satu unsur pokok disiplin adalah peraturan. Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan untuk menata tingkah laku seseorang dalam suatu kelompok, organisasi, institusi atau komunitas. Tujuanya adalah membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu (Hurlock, 1999: 85). Peraturan mempunyai dua fungsi yaitu pertama, peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui anggota masyarakat. Misalnya anak beajar dari peraturan tentang memberi dan mendapat bantuan dalam tugas sekolahnya. Bahwa menyerahkan tugas yang dibuatnya sendiri
merupakan satu-satunya metode yang dapat diterima sekolah untuk menilai prestasi. Kedua, peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Bila peraturan tersebut merupakan peraturan keluarga bahwa tidak seorang anakpun boleh mengambil mainan milik saudaranya tanpa sepengetahuan dan izin si pemilik, anak segera belajar bahwa hal ini dianggap perilaku yang tidak diterima karena mereka dimarahi atau dihukum bila melakukan tindakan
terlarang ini. Agar peraturan dapat memenuhi kedua fungsi tersebut di atas, peraturan itu harus dimengerti, diingat dan diterima oleh anak.
2. Kebiasaan-kebiasaan
Kebiasaan ada yang bersifat tradisional dan ada pula yang bersifat modern. Kebiasaan tradisional dapat berupa kebiasaan menghormati dan memberi salam kepada orang tua. Sedangkan yang bersifat modern berupa kebiasaan bangun pagi, menggosok gigi, dan sebagainya.
3. Hukuman
Hukuman terjadi karena kesalahan, perlawanan atau pelanggaran yang disengaja. Ini berarti bahwa orang itu mengetahui bahwa perbuatan itu salah namun masih dilakukan. Anonymous, (2003: 157) mengemukakan bahwa tujuan darihukuman adalah menghentikan anak untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku agar anak jera baik secara biologis maupun psikologis. Hukuman mempunyai tiga peran penting dalam perkembangan
disiplin anak. Fungsi pertama adalah menghalangi. Hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan. Bila anak menyadari bahwa tindakan tertentu akan mendatangkan hukuman, mereka biasanya urung melakukan tindakan tersebut karena teringat
akan hukuman yang dirasakannya diwaktu lampau akibat tindakan tersebut. Fungsi hukuman kedua adalah mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang salah dan tidak menerima hukuman bila mereka melakukan tindakan yang diperbolekhan. Aspek edukatif lain dari hukuman yang sering kurang diperhatikan adalah mengajar anak membedakan besar kecilnya kesalahan yang diperbuat mereka. Kriteria yang diterapkan anak adalah frekuensi dan beratnya hukuman. Beratnya hukuman membuat mereka mampu membedakan kesalahan yang serius dan yang kurang serius. Fungsi hukuman yang ketiga adalah memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat. Pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan yang salah diperlukan sebagai motivasi untuk menghindari kesalahan tersebut. Bila anak mampu mempertimbangkan tindakan alternatif dan akibat masing-masing alternatif, mereka harus belajar memutuskan sendiri apakah suatu tindakan yang salah cukup menarik untuk dilakukan. Jika mereka memutuskan tidak, maka mereka akan mempunyai motivasi untuk menghindari tindakan tersebut.
4. Penghargaan
Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat penting dalam pengembangan diri dan tingkah laku. Penghargaan tidak harus berupa materi tetapi dapat juga berupa kata-kata pujian atau senyuman. Penghargaan mempunyai tiga peranan penting dalam mengajar anak berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku. Pertama, penghargaan mempunyai nilai mendidik. Bila suatu
tindakan disetujui, anak merasa bahwa hal itu baik. Kedua, penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui. Karena anak bereaksi positif terhadap persetujuan yang dinyatakan dengan penghargaan, dimasa mendatang mereka berusaha untuk berperilaku dengan cara yang akan banyak memberinya penghargaan. Dan ketiga, penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial. Bila anak harus belajar berperilaku secara sosial, ia harus merasa bahwa berbuat demikian cukup menguntungkan baginya. Karenanya penghargaan harus digunakan untuk membentuk asosiasi yang menyenangkan dengan perilaku yang diinginkan.
C. Cara Penanaman Disiplin Terhadap Anak Usia Prasekolah
Cara dan kebiasaan orang tua, guru, dan masyarakat dalam membentuk disiplin anak tergantung pada pengalaman, sikap, karakter, dan pribadinya. Umumnya cara pembentukan perilaku disiplin dikelompokkan menjdi dua yaitu:
1. Disiplin Negatif
Setiap keluarga maupun sekolah mempunyai masalah tentang tingkah laku anak yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Untuk mengatasi hal tersebut, mereka menggunakan disiplin yang salah. Namun, kebanyakan mereka tidak menyadari bahwa mereka telah mengajarkan anak dengan cara disiplin yang negatif, berupa hukuman fisik dan kata-kata yang dapat merugikan perkembangan anak. Menggunakan hukuman pada anak sebenarnya merupakan intervensi yang sangat buruk dan tidak tepat. Dengan memberi hukuman, orang tua dan guru tidak dapat mengubah perilaku anak yang tidak baik menjadi baik. Bahkan hukuman dapat membuat perilaku anak menjadi lebih buruk. Ini merupakan realita yang ada dimasyarakat bahwa kebanyakan guru di taman kanak-kanak bukan lulusan dari pendidikan anak usia dini dan belum pernah mengenal metode dalam menangani tingkah laku yang kurang baik. Mereka melihat hukuman sebagai hal yang wajar dan merupakan satu-satunya cara untuk menekan tingkah laku dan membentuk disiplin pada anak. Perlakuan-perlakuan seperti menekan anak, mengomeli, mengancam merupakan mekanisme yang muncul sebagai bentuk penegakan disiplin yang sebenarnya lebih terkait dengan ketidakpuasan orang tua ataupun guru atas perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan mereka.
2. Disiplin Positif
Pembentukan disiplin dengan cara-cara yang positif tergantung pada pengalaman, pengetahuan, sikap, dan watak orang tua dan guru. Hallowel (2002: 173) berpendapat bahwa mereka yamg menggunakan disiplin positif selalu memulai dengan kesabaran, cinta dan kepedulian. Apabila orang tua dan guru mengajarkan dan menanamkan disiplin melalui kemarahan maka cara demikian akan menghasilkan kebingungan dan ketakutan pada anak. Mereka harus belajar mengatasi kemarahan dan mengubahnya dengan kesabaran sebagai kunci dari disiplin positif. Pemberian hukuman pada anak bukanlah cara yang tepat untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik yang ditunjukkan anak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesabaran dan pengertian adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran disiplin anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu orang tua atau guru mengajarkan dan menanamkan disiplin, anak belum mengerti dan memahami tentang disiplin. Untuk itu mereka harus memperhatikan tingkat perkembangan anak. Menggunakan pendekatan disiplin positif akan menciptakanatmosfir yang positif dan akan menghasilkan disiplin diri anak yang kondusif. Memberi pujian pada anak apabila mereka telah melakukan sesuatu dan tidak menyalahkan mereka karena telah berbuat kesalahan merupaka cara untuk mendorong anak mencoba kembali melakukan sesuatu.
D. Pentingnya Penanaman Disiplin pada Anak Usia Prasekolah
1. Pentingnya Penanaman Disiplin
Keyakinan bahwa anak-anak memerlukan disiplin dari dahulu sudah ada, tetapi terdapat perubahan dalam sikap mengenai mengapa mereka memerlukannya. Pada masa lampau, dianggap bahwa disiplin diperlukan untuk menjamin bahwa anak akan menganut standar yang
telah ditetapkan masyarakat dan yang harus dipatuhi anak agar ia tidak ditolak masyarakat. Sekarang telah diterima bahwa anak membutuhkan disiplin bila mereka ingin bahagia dan menjadi orang yang baik penyesuaiannya. Melalui disiplinlah mereka belajar berperilaku dengan
cara yang diterima masyarakat dan sebagai hasilnya mereka diterima oleh anggota kelompok sosial mereka. Disiplin diperlukan untuk perkembangan anak karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu. Dengan demikian, disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial anak. Beberapa kebutuhan masa kanak-kanak yang dapat diisi oleh disiplin
antara lain:
- Disiplin memberikan rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan
- Disiplin membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa malu akibat perilaku yang salah. Perasaan yang pasti mengakibatkan rasa tidak bahagia dan penyesuaian yang buruk. Disiplin memungkinkan anak hidup menurut standar yang disetujui kelompok sosial dan dengan demikian memperoleh persetujuan sosial.
- Dengan disiplin anak belajar bersikap menurut cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan. Hal ini esensial bagi penyesuaian yang berhasil dan kebahagiaan.
- Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motivasi bagi anak untuk mencapai apa yang diharapkan darinya.
- Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani yang merupakan pembimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku. Secara psikososial, setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang dapat dilayani melalui disiplin. Bahkan dapat dikatakan bahwa disiplin
sesungguhnya adalah kebutuhan intrinsik dan kebutuhan ekstrinsik bagi perkembangan anak. Kebutuhan intrinsik artinya melalui disiplin anak dapat berfikir, menata dan menentukan sendiri tingkah laku sosialnya sesuai dengan tata tertib dan kaedah-kaedah tingkah laku dalam masyarakat. Sedangkan kebutuhan ekstrinsik artinya dalam kehidupannya anak akan bertanya dan meminta petunjuk tentang arah tingkah lakunya. Disinilah disiplin berfungsi memberi penerangan agar tingkah laku anak tidak tersesat dan menimbulkan suasana hidup yang tidak menyenangkan bagi anak. Dengan adanya disiplin anak akan memperoleh penyesuaian pribadi, sosial dan institusional yang lebih baik. Penyesuaian pribadi artinya anak dapat mengembangkan kemampuan pribadinya secara optimal dan mewujudkan kemampuan itu sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Penyesuaian sosial artinya anak dapat membangun hubungan dan interaksi sosial secara efektif berdasarkan aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di lingkungannya. Penyesuaian institusional artinya anak dapat hidup dan menyesuaikan pertumbuhan diri dan interaksi sosialnya dengan syarat-syarat, aturan dan norma yang ditetapkan oleh institusi. Dalam hal ini fungsi pokok disiplin adalah mengajar anak untuk menerima pengekangan yang diperlukan dan membantu mengarahkan anak kejalur tingkah laku yang berguna dan dapat diterima secara personal, sosial dan institusional(Hurlock;1999:83).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disiplin merupakan latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perhatian anak selalu mentaati tata tertib di sekolah. Melalui disiplinlah anak dapat belajar berperilaku dengan cara yang diterima masyarakat dan sebagai hasilnya mereka diterima oleh anggota kelompok sosial mereka. Disiplin diperlukan untuk perkembangan anak karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu. Dengan demikian, disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial anak pada masa mendatang.
B. Saran
Sebaiknya menanamkan disiplin pada anak diperlukan adanya kesabaran dan pengertian dari para orangtua. Itu adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran disiplin anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu orang tua atau guru mengajarkan dan menanamkan disiplin, anak belum mengerti dan memahami tentang disiplin. Untuk itu mereka harus memperhatikan tingkat perkembangan anak. Menggunakan pendekatan disiplin positif akan menciptakan atmosfir yang positif dan akan menghasilkan disiplin diri anak yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam Al-Khalili, Amal. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar
Freeman, Joan, dan Munandar, Utami. 2001. Cerdas dan Cemerlang. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Hurlock, Elizabeth. B. 1999. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak usia prasekolah merupakan masa keemasan (golden age) bagi anak. Masa keemasan (golden age) ini mempunyai arti penting dan berharga karena masa ini merupakan pondasi bagi masa depan anak. Masa ini anak memiliki kebebasan untuk berekspresi tanpa adanya suatu aturan yang menghalangi dan membatasinya . oleh karena itu, di masa keemasan (golden age) ini perlu bagi orangtua untuk memberikan penanaman kedisipilinan kepada anak agar anak dapat menerapkan disiplin sejak dini yang akan mempengaruhi kedisiplinan anak pada masa dewasanya nanti.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat disusun suatu permasalahan bagaimana disiplin yang diterapkan pada anak usia prasekolah mempengaruhi kedisiplinan anak pada masa dewasa nanti.
C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah mendiskripsikan pengaruh penanaman disiplin terhadap anak usia prasekolah di usia dewasanya nanti .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak Usia Prasekolah dan Disiplin
1. PengertianAnak Usia Prasekolah
Anak usia prasekolah adalah anak usia 4-6 tahun di mana pada usia ini anak telah mencapai kematangan dalam berbagai fungsi motorik dan diikuti dengan perkembangan intelektual dan sosioemosional. Selain itu, imajinasi intelektual dan keinginan anak untuk mencari tahu dan bereksplorasi terhadap lingkungan juga merupakan ciri utama anak pada
usia ini.
2. Pegertian Disiplin
Poerwadarminta dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 28) mengartikan kata disiplin adalah latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perhatian anak selalu mentaati tata tertib di sekolah. Sedangkan menurut Hurlock (1999: 82) dalam bukunya Perkembangan Anak mengartikan perilaku disiplin yakni perilaku seseorang yang belajar dari atau secara sukarela mengikuti seorang pemimipin. Dalam hal ini anak merupakan murid yang belajar dari orang dewasa tentang hidup menuju kearah kehidupan yang berguna dan bahagia dimasa mendatang.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin adalah tata tertib atau peraturan yang harus dilakukan dalam kehidupan sehari-hari untuk melatih watak anggota yang ada dalam lembaga kependidikan. Pokok utama dari disiplin adalah peraturan.
B. Unsur-unsur disiplin
Disiplin sebagai upaya pengembangan anak untuk berperilaku sesuai dengan aturan dan norma yang diterapkan oleh masyarakat mempunyai beberapa unsur yaitu:
1. Peraturan
Salah satu unsur pokok disiplin adalah peraturan. Peraturan adalah ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan untuk menata tingkah laku seseorang dalam suatu kelompok, organisasi, institusi atau komunitas. Tujuanya adalah membekali anak dengan pedoman perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu (Hurlock, 1999: 85). Peraturan mempunyai dua fungsi yaitu pertama, peraturan mempunyai nilai pendidikan, sebab peraturan memperkenalkan pada anak perilaku yang disetujui anggota masyarakat. Misalnya anak beajar dari peraturan tentang memberi dan mendapat bantuan dalam tugas sekolahnya. Bahwa menyerahkan tugas yang dibuatnya sendiri
merupakan satu-satunya metode yang dapat diterima sekolah untuk menilai prestasi. Kedua, peraturan membantu mengekang perilaku yang tidak diinginkan. Bila peraturan tersebut merupakan peraturan keluarga bahwa tidak seorang anakpun boleh mengambil mainan milik saudaranya tanpa sepengetahuan dan izin si pemilik, anak segera belajar bahwa hal ini dianggap perilaku yang tidak diterima karena mereka dimarahi atau dihukum bila melakukan tindakan
terlarang ini. Agar peraturan dapat memenuhi kedua fungsi tersebut di atas, peraturan itu harus dimengerti, diingat dan diterima oleh anak.
2. Kebiasaan-kebiasaan
Kebiasaan ada yang bersifat tradisional dan ada pula yang bersifat modern. Kebiasaan tradisional dapat berupa kebiasaan menghormati dan memberi salam kepada orang tua. Sedangkan yang bersifat modern berupa kebiasaan bangun pagi, menggosok gigi, dan sebagainya.
3. Hukuman
Hukuman terjadi karena kesalahan, perlawanan atau pelanggaran yang disengaja. Ini berarti bahwa orang itu mengetahui bahwa perbuatan itu salah namun masih dilakukan. Anonymous, (2003: 157) mengemukakan bahwa tujuan darihukuman adalah menghentikan anak untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan aturan yang berlaku agar anak jera baik secara biologis maupun psikologis. Hukuman mempunyai tiga peran penting dalam perkembangan
disiplin anak. Fungsi pertama adalah menghalangi. Hukuman menghalangi pengulangan tindakan yang tidak diinginkan. Bila anak menyadari bahwa tindakan tertentu akan mendatangkan hukuman, mereka biasanya urung melakukan tindakan tersebut karena teringat
akan hukuman yang dirasakannya diwaktu lampau akibat tindakan tersebut. Fungsi hukuman kedua adalah mendidik. Sebelum anak mengerti peraturan, mereka dapat belajar bahwa tindakan tertentu benar dan yang lain salah dengan mendapat hukuman karena melakukan tindakan yang salah dan tidak menerima hukuman bila mereka melakukan tindakan yang diperbolekhan. Aspek edukatif lain dari hukuman yang sering kurang diperhatikan adalah mengajar anak membedakan besar kecilnya kesalahan yang diperbuat mereka. Kriteria yang diterapkan anak adalah frekuensi dan beratnya hukuman. Beratnya hukuman membuat mereka mampu membedakan kesalahan yang serius dan yang kurang serius. Fungsi hukuman yang ketiga adalah memberi motivasi untuk menghindari perilaku yang tidak diterima masyarakat. Pengetahuan tentang akibat-akibat tindakan yang salah diperlukan sebagai motivasi untuk menghindari kesalahan tersebut. Bila anak mampu mempertimbangkan tindakan alternatif dan akibat masing-masing alternatif, mereka harus belajar memutuskan sendiri apakah suatu tindakan yang salah cukup menarik untuk dilakukan. Jika mereka memutuskan tidak, maka mereka akan mempunyai motivasi untuk menghindari tindakan tersebut.
4. Penghargaan
Penghargaan adalah unsur disiplin yang sangat penting dalam pengembangan diri dan tingkah laku. Penghargaan tidak harus berupa materi tetapi dapat juga berupa kata-kata pujian atau senyuman. Penghargaan mempunyai tiga peranan penting dalam mengajar anak berperilaku sesuai dengan aturan yang berlaku. Pertama, penghargaan mempunyai nilai mendidik. Bila suatu
tindakan disetujui, anak merasa bahwa hal itu baik. Kedua, penghargaan berfungsi sebagai motivasi untuk mengulangi perilaku yang disetujui. Karena anak bereaksi positif terhadap persetujuan yang dinyatakan dengan penghargaan, dimasa mendatang mereka berusaha untuk berperilaku dengan cara yang akan banyak memberinya penghargaan. Dan ketiga, penghargaan berfungsi untuk memperkuat perilaku yang disetujui secara sosial. Bila anak harus belajar berperilaku secara sosial, ia harus merasa bahwa berbuat demikian cukup menguntungkan baginya. Karenanya penghargaan harus digunakan untuk membentuk asosiasi yang menyenangkan dengan perilaku yang diinginkan.
C. Cara Penanaman Disiplin Terhadap Anak Usia Prasekolah
Cara dan kebiasaan orang tua, guru, dan masyarakat dalam membentuk disiplin anak tergantung pada pengalaman, sikap, karakter, dan pribadinya. Umumnya cara pembentukan perilaku disiplin dikelompokkan menjdi dua yaitu:
1. Disiplin Negatif
Setiap keluarga maupun sekolah mempunyai masalah tentang tingkah laku anak yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Untuk mengatasi hal tersebut, mereka menggunakan disiplin yang salah. Namun, kebanyakan mereka tidak menyadari bahwa mereka telah mengajarkan anak dengan cara disiplin yang negatif, berupa hukuman fisik dan kata-kata yang dapat merugikan perkembangan anak. Menggunakan hukuman pada anak sebenarnya merupakan intervensi yang sangat buruk dan tidak tepat. Dengan memberi hukuman, orang tua dan guru tidak dapat mengubah perilaku anak yang tidak baik menjadi baik. Bahkan hukuman dapat membuat perilaku anak menjadi lebih buruk. Ini merupakan realita yang ada dimasyarakat bahwa kebanyakan guru di taman kanak-kanak bukan lulusan dari pendidikan anak usia dini dan belum pernah mengenal metode dalam menangani tingkah laku yang kurang baik. Mereka melihat hukuman sebagai hal yang wajar dan merupakan satu-satunya cara untuk menekan tingkah laku dan membentuk disiplin pada anak. Perlakuan-perlakuan seperti menekan anak, mengomeli, mengancam merupakan mekanisme yang muncul sebagai bentuk penegakan disiplin yang sebenarnya lebih terkait dengan ketidakpuasan orang tua ataupun guru atas perilaku anak yang tidak sesuai dengan harapan mereka.
2. Disiplin Positif
Pembentukan disiplin dengan cara-cara yang positif tergantung pada pengalaman, pengetahuan, sikap, dan watak orang tua dan guru. Hallowel (2002: 173) berpendapat bahwa mereka yamg menggunakan disiplin positif selalu memulai dengan kesabaran, cinta dan kepedulian. Apabila orang tua dan guru mengajarkan dan menanamkan disiplin melalui kemarahan maka cara demikian akan menghasilkan kebingungan dan ketakutan pada anak. Mereka harus belajar mengatasi kemarahan dan mengubahnya dengan kesabaran sebagai kunci dari disiplin positif. Pemberian hukuman pada anak bukanlah cara yang tepat untuk menghentikan tingkah laku yang kurang baik yang ditunjukkan anak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kesabaran dan pengertian adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran disiplin anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu orang tua atau guru mengajarkan dan menanamkan disiplin, anak belum mengerti dan memahami tentang disiplin. Untuk itu mereka harus memperhatikan tingkat perkembangan anak. Menggunakan pendekatan disiplin positif akan menciptakanatmosfir yang positif dan akan menghasilkan disiplin diri anak yang kondusif. Memberi pujian pada anak apabila mereka telah melakukan sesuatu dan tidak menyalahkan mereka karena telah berbuat kesalahan merupaka cara untuk mendorong anak mencoba kembali melakukan sesuatu.
D. Pentingnya Penanaman Disiplin pada Anak Usia Prasekolah
1. Pentingnya Penanaman Disiplin
Keyakinan bahwa anak-anak memerlukan disiplin dari dahulu sudah ada, tetapi terdapat perubahan dalam sikap mengenai mengapa mereka memerlukannya. Pada masa lampau, dianggap bahwa disiplin diperlukan untuk menjamin bahwa anak akan menganut standar yang
telah ditetapkan masyarakat dan yang harus dipatuhi anak agar ia tidak ditolak masyarakat. Sekarang telah diterima bahwa anak membutuhkan disiplin bila mereka ingin bahagia dan menjadi orang yang baik penyesuaiannya. Melalui disiplinlah mereka belajar berperilaku dengan
cara yang diterima masyarakat dan sebagai hasilnya mereka diterima oleh anggota kelompok sosial mereka. Disiplin diperlukan untuk perkembangan anak karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu. Dengan demikian, disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial anak. Beberapa kebutuhan masa kanak-kanak yang dapat diisi oleh disiplin
antara lain:
- Disiplin memberikan rasa aman dengan memberitahukan apa yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan
- Disiplin membantu anak menghindari perasaan bersalah dan rasa malu akibat perilaku yang salah. Perasaan yang pasti mengakibatkan rasa tidak bahagia dan penyesuaian yang buruk. Disiplin memungkinkan anak hidup menurut standar yang disetujui kelompok sosial dan dengan demikian memperoleh persetujuan sosial.
- Dengan disiplin anak belajar bersikap menurut cara yang akan mendatangkan pujian yang akan ditafsirkan anak sebagai tanda kasih sayang dan penerimaan. Hal ini esensial bagi penyesuaian yang berhasil dan kebahagiaan.
- Disiplin yang sesuai dengan perkembangan berfungsi sebagai motivasi bagi anak untuk mencapai apa yang diharapkan darinya.
- Disiplin membantu anak mengembangkan hati nurani yang merupakan pembimbing dalam pengambilan keputusan dan pengendalian perilaku. Secara psikososial, setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang dapat dilayani melalui disiplin. Bahkan dapat dikatakan bahwa disiplin
sesungguhnya adalah kebutuhan intrinsik dan kebutuhan ekstrinsik bagi perkembangan anak. Kebutuhan intrinsik artinya melalui disiplin anak dapat berfikir, menata dan menentukan sendiri tingkah laku sosialnya sesuai dengan tata tertib dan kaedah-kaedah tingkah laku dalam masyarakat. Sedangkan kebutuhan ekstrinsik artinya dalam kehidupannya anak akan bertanya dan meminta petunjuk tentang arah tingkah lakunya. Disinilah disiplin berfungsi memberi penerangan agar tingkah laku anak tidak tersesat dan menimbulkan suasana hidup yang tidak menyenangkan bagi anak. Dengan adanya disiplin anak akan memperoleh penyesuaian pribadi, sosial dan institusional yang lebih baik. Penyesuaian pribadi artinya anak dapat mengembangkan kemampuan pribadinya secara optimal dan mewujudkan kemampuan itu sesuai dengan tuntutan dan harapan masyarakat. Penyesuaian sosial artinya anak dapat membangun hubungan dan interaksi sosial secara efektif berdasarkan aturan dan norma-norma sosial yang berlaku di lingkungannya. Penyesuaian institusional artinya anak dapat hidup dan menyesuaikan pertumbuhan diri dan interaksi sosialnya dengan syarat-syarat, aturan dan norma yang ditetapkan oleh institusi. Dalam hal ini fungsi pokok disiplin adalah mengajar anak untuk menerima pengekangan yang diperlukan dan membantu mengarahkan anak kejalur tingkah laku yang berguna dan dapat diterima secara personal, sosial dan institusional(Hurlock;1999:83).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disiplin merupakan latihan batin dan watak dengan maksud supaya segala perhatian anak selalu mentaati tata tertib di sekolah. Melalui disiplinlah anak dapat belajar berperilaku dengan cara yang diterima masyarakat dan sebagai hasilnya mereka diterima oleh anggota kelompok sosial mereka. Disiplin diperlukan untuk perkembangan anak karena ia memenuhi beberapa kebutuhan tertentu. Dengan demikian, disiplin memperbesar kebahagiaan dan penyesuaian pribadi dan sosial anak pada masa mendatang.
B. Saran
Sebaiknya menanamkan disiplin pada anak diperlukan adanya kesabaran dan pengertian dari para orangtua. Itu adalah hal yang sangat penting dalam proses pembelajaran disiplin anak. Hal ini disebabkan karena pada waktu orang tua atau guru mengajarkan dan menanamkan disiplin, anak belum mengerti dan memahami tentang disiplin. Untuk itu mereka harus memperhatikan tingkat perkembangan anak. Menggunakan pendekatan disiplin positif akan menciptakan atmosfir yang positif dan akan menghasilkan disiplin diri anak yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam Al-Khalili, Amal. 2005. Mengembangkan Kreativitas Anak. Jakarta:
Pustaka Al-Kautsar
Freeman, Joan, dan Munandar, Utami. 2001. Cerdas dan Cemerlang. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama
Hurlock, Elizabeth. B. 1999. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Senin, 22 November 2010
Entrepreneur
Entrepreneur adalah seseorang yang memiliki kecakapan tinggi dalam melakukan perubahan, memiliki karakteristik yang hanya ditemukan sangat sedikit dalam sebuah populasi. Definisi lainnya adalah seseorang yang ingin bekerja untuk dirinya.
Kata entrepreneur berasal dari kata Prancis, entreprendre, yang berarti berusaha. Dalam konteks bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir, memenej, dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha.
Istilah entrepreneur dipopulerkan oleh seorang ahli ekonomi Austria yang bernama Joseph Schumpeter (1883-1950). Menurut Schumpeter keseluruhan proses perbuahan ekonomi akhirnya tergantung pada pribadi perilakunya yaitu entrepreneur (wiraswastawan). Para entrepreneur melihat perubahan sebagai norma dan sesuatu yang sehat. Biasanya mereka tidak menciptakan perubahan sendiri, karena mereka sendiri biasanya bukan penemu (Suyanto, 2004: 3-4).
Entrepreneur selalu mencari perubahan, menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai suatu peluang. Setiap perubahan ditanggapinya secara kreatif dan inovatif. Salah satu trait dari entrepreneur yang sukses adalah hard work and hopefully smart. Ray Kroc (founder McDonald’s) mengatakan bahwa “Luck is a dividend of sweat. The more you sweat, the luckier you get”. Sedangkan smart berarti cerdas atau pintar atau bijak. Kong Hu Cu mengatakan ”Jika Anda tidak pandai, maka Anda harus cerdas”. Definisi yang lebih luas smart entrepreneur adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru serta kreatif dan inovatif dengan mengambil resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan ancaman serta menggabungkan dengan sumberdaya yang dimilikinya.
Tiga Faktor Kunci Entrepreneurship Gordon (2007: 7) mengemukakan bahwa Entrepreneurship adalah perjalanan perorangan. Saat mereka berjalan, mereka akan menghadapi berbagai kesempatan dan juga hambatan. Mereka harus dapat memahami diri mereka sendiri, tujuan yang hendak dicapai dan hambatan yang akan dihadapi untuk menggapai kesuksesan. Terdapat tiga kunci Entrepreneurship:
1. Mindset: Entrepreneur terus-menerus mencari ide dan kesempatan yang bisa dikomersialkan. Mereka fokus dalam berinovasi, melakukan sesuatu lebih baik, menambah, menciptakan dan mengirimkan nilai yang unik kepada pelanggan dan seluruh stakeholder. Dan mereka menerima penghargaan atas kesuksesan mereka. Semakin banyak nilai yang mereka tambahkan, semakin besar penghargaan keuangan mereka.
2. Actions: Entrepreneur adalah proaktif ke ekstrem, dan sekali berada dalam trail kesempatan, mereka akan memindahkan gunung untuk menggerakkan sumber-sumber penting untuk menyelesaikan tujuan mereka.
3. Process: Entrepreneur adalah dinamik, berkelanjutan, menjalankan proses. Entrepreneur menggerakkan ide-ide; memilih kesempatan nyata dari heap of ideas; membangun dan empower team; menggerakkan dan mengontrol sumber daya yang ada; mengembangkan strategi untuk menangkap pelanggan, menggerakkan penjualan dan keuntungan berkelanjutan; mengembangkan sebuah bisnis plan; assess personel dan menerima atau menghindari resiko bisnis; launch the venture; Manage the growing venture; dan memanen penghargaan kesuksesan.
Seni Entrepreneurship Manusia itu unik, dilahirkan dengan personality yang berbeda, dibesarkan dengan latar belakang yang berbeda dan memiliki kemampuan yang berbeda pula. Namun menurut Lwin dkk (2003: 19-23) hampir semua entrepreneur yang sukses memiliki kesamaan umum: belief, value dan attitudes. Mindset ini adalah sesuatu yang bisa dipelajari dan diadopsi.
1. Entrepreneur dapat mengatasi kegagalan: Hidup tidak pernah lepas dari hambatan, terutama kegagalan. Namun kegagalan jangan dijadikan beban. Untuk menjadi sukses, seorang entrepreneur harus bisa belajar dari kegagalan tersebut dan melihat kegagalan sebagai suatu yang positif.
2. Entrepreneur mengerti seni menemukan kesempatan: Entrepreneur memiliki kemampuan untuk melihat kesempatan yang orang lain tidak lihat dan mengambil keuntungan dari kesempatan tersebut.
3. Entrepreneur berorientasi pada tujuan dan tindakan: Entrepreneur adalah visionaris yang memiliki mimpi besar. Kemudian mereka membagi dan menjual visinya tersebut kepada para karyawan dan partner yang akan membantunya bermanifestasi dari visi menjadi realita. Setiap orang bisa memiliki rencana dan strategi terbaik dalam dunia ini, tapi bila tidak menjalankan rencana itu menjadi tindakan maka rencana itu hanyalah sebuah mimpi belaka.
4. Entrepreneur adalah ”people” people: Dalam dunia bisnis, people adalah sumber paling berharga. Seorang entrepreneur mungkin memiliki ide terbaik, tapi bila entrepreneur tersebut tidak tahu bagaimana cara menemukan orang-orang yang tepat untuk bekerjasama dengannya dan tidak dapat memotivasi mereka, maka ide tersebut tidak akan sukses.
contoh salah seorang entrepreneur yang sukses di Indonesia adalah Denni Delyandri.
Menjadi entrepreneur, bagi Denni Delyandri, pemilik Cake Pisang Vila, tak cukup berbekal semangat menggebu dan kerja keras. Tetapi, harus berpikir cerdas. Dengan cara itu, ia yang kepepet modal, justru bisa diberi dana oleh bank yang tak hanya cukup untuk modal usaha, juga membeli rumah, sekalipun ia tidak punya agunan apa pun.
Kemampuan dan strategi itulah membuatnya bisa mengembangkan usaha. Dan bekal itu didapatkannya, selain pengalaman sendiri juga menimba pengetahuan berbisnis dari pengalaman sukses orang lain juga mengikuti penggemblengan pelatihan berkaitan entrepreneur. ”Itulah kunci penting menjadi entrepreneur,” katanya di hadapan peserta training angkatan ke II Batam Pos Entrepreneur School (BPES) di lantai 6 Graha Pena, 18/11 lalu. Deny memang layak dijadikan contoh entrepreneur yang mampu mengembangkan usaha kecil menjadi berkembang dan melesat dalam waktu yang cukup pendek, yakni dua tahun.
Dalam periode itu, ia mampu memiliki tujuh outlet di berbagai tempat di kota ini, dan menjadi salah satu icon oleh-oleh dari Batam, sesuai visi usahanya, Oleh Oleh Khas Batam Ya Cake Pisang Vila. Dan menjadi pemenang ke III wirausaha mandiri 2008. Pengalaman entreprenurnya itu pula, yang kini dibagi-bagikan ke berbagai entrepreneur yang ingin mengebangkan usaha maupun calon entrepreneur di berbagai daerah, termasuk di BPES.
Seperti kebanyakan sejarah entrepreneur lainnya, seperti menjalankan usaha sembari tetap bekerja. Juga, pasang surut semangat menjalani bisnis serta berpindah-pindah usaha hingga godaan untuk membuka beragam usaha. ”Awalnya saya jualan kerupuk dititipkan di beberapa warung nasi Padang, sembari tetap bekerja.” katanya. Namun, impiannya bisa hidup secara layak dan naga bisnis dalam dirinya yang selalu bergelora, ia pun beranikan benar-benar mengambil langkah berpindah kuadran dari professional menjadi entrepreneur. Sekalipun ketika itu, pertengahan 2006 ia belum memiliki bisnis yang fokus. Bahkan, tak memiliki modal berusaha.
Keluar dari perusahaan dan kehilangan pendapatan membuatnya sedikit canggung karena 3 orang anak dan istrinya menjadi tanggung jawab yang harus dinafkahi. ”Rasa tanggung jawab dan keinginan memberikan hidup layak untuk mereka lah mengasah pikiran saya. Bisnis apa yang saya harus jalani sungguh-sungguh,” katanya. Keberanian dan kecerdasannya diuji ketika itu. Tanpa bermodal apa pun, tidak hanya materi tetapi juga pengalaman, ia beranikan diri mendatangi manajemen salah satu mall di Batam, menyatakan diri sebagai even organizer dan mengajukan kerjasama membuat even.”Mereka menerima saja mengerjakan itu. Saya pun pusing kerja EO itu seperti apa persisnya, bahkan saya pun tak mengenal pola sponsorship. Dalam pikiran saya bikin kerja, berhasil dan bagi hasil, sudah itu saja,” katanya.
Berhasil mendapatkan hasil kerja ketika itu, membuatnya berputar otak lagi. Tapi, justru bukan bisnis EO melainkan makanan. Kemahiran sang istri membuat kue membuatnya terdorong untuk menjadikannya usaha. Dan kue buatan sang istri itu ditawarkan untuk dipromosikan di kantor temannya. ”Saya minta dia menjualkan di kantornya dan dia dapat fee. Eh, ternyata dapat pesanan 40 kotak ke esokan harinya,” ungkapnya. Uji coba yang berhasil ini membuat naga bisnisnya makin berkobar. Ia pun menerobos beberapa kantor memasarkan kue buatan sang istri. Tawaran-tawaran pun berdatangan. Rupiah-rupiah pun mulai lumayan meskipun belum cukup dijadikan patokan membuka usaha secara menengah.
”Ketika itu saya berpikir usaha harus benar-benar menekuni usaha ini secara baik. Bekal pengalaman usaha saja boleh lah. Tapi saya perlu gemblengan bagaimana mengembangkan usaha secara benar. Sehingga, bisa berkembang secara baik dan usaha saya ini menjadi besar. Saya pun mengikuti berbagai pelatihan yang berkaitan entrepreneur,” katanya. Dengan bekal pengalaman dan pengetahuan ia pun mulai menapakkan brand-nya dengan Cake Pisang Vila, dengan langkah perdana membuka outlet di Muka Kuning tak jauh dari tempat tinggalnya semula. Mau tidak mau, ia pun harus mencari topangan dana, dan lembaga keuangan, yakni bank. ”Jangan pakai sogok, cukup yakinkan bank dengan pembukuan keuangan kita yang terdata jelas. Itu saja kuncinya,” katanya.
Bahkan, ada pula dana kredit usaha rakyat (KUR) yang bisa dimanfaatkan dari bank yang akan memberikan dana modal dua hingga kali lipat aset yang kita punya. Dengan memanfaatkan program ini, ia justru tak hanya mendapatkan modal usaha justru bisa membeli rumah sekaligus. ”Saya cari rumah untuk saya beli, foto kopi surat rumah itu saya bawa ke bank. Lalu saya dapatkan dana modal dua kali lipat harga rumah itu. Separuhnya saya bayarkan untuk beli rumah itu, separuhnya saya gunakan umodal usaha. Mau cari modal malah dapat rumah,” katanya. (sumber : Batam Pos)
Kata entrepreneur berasal dari kata Prancis, entreprendre, yang berarti berusaha. Dalam konteks bisnis, maksudnya adalah memulai sebuah bisnis. Kamus Merriam-Webster menggambarkan definisi entrepreneur sebagai seseorang yang mengorganisir, memenej, dan menanggung risiko sebuah bisnis atau usaha.
Istilah entrepreneur dipopulerkan oleh seorang ahli ekonomi Austria yang bernama Joseph Schumpeter (1883-1950). Menurut Schumpeter keseluruhan proses perbuahan ekonomi akhirnya tergantung pada pribadi perilakunya yaitu entrepreneur (wiraswastawan). Para entrepreneur melihat perubahan sebagai norma dan sesuatu yang sehat. Biasanya mereka tidak menciptakan perubahan sendiri, karena mereka sendiri biasanya bukan penemu (Suyanto, 2004: 3-4).
Entrepreneur selalu mencari perubahan, menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai suatu peluang. Setiap perubahan ditanggapinya secara kreatif dan inovatif. Salah satu trait dari entrepreneur yang sukses adalah hard work and hopefully smart. Ray Kroc (founder McDonald’s) mengatakan bahwa “Luck is a dividend of sweat. The more you sweat, the luckier you get”. Sedangkan smart berarti cerdas atau pintar atau bijak. Kong Hu Cu mengatakan ”Jika Anda tidak pandai, maka Anda harus cerdas”. Definisi yang lebih luas smart entrepreneur adalah orang yang mampu menciptakan bisnis baru serta kreatif dan inovatif dengan mengambil resiko dan ketidakpastian untuk mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang dan ancaman serta menggabungkan dengan sumberdaya yang dimilikinya.
Tiga Faktor Kunci Entrepreneurship Gordon (2007: 7) mengemukakan bahwa Entrepreneurship adalah perjalanan perorangan. Saat mereka berjalan, mereka akan menghadapi berbagai kesempatan dan juga hambatan. Mereka harus dapat memahami diri mereka sendiri, tujuan yang hendak dicapai dan hambatan yang akan dihadapi untuk menggapai kesuksesan. Terdapat tiga kunci Entrepreneurship:
1. Mindset: Entrepreneur terus-menerus mencari ide dan kesempatan yang bisa dikomersialkan. Mereka fokus dalam berinovasi, melakukan sesuatu lebih baik, menambah, menciptakan dan mengirimkan nilai yang unik kepada pelanggan dan seluruh stakeholder. Dan mereka menerima penghargaan atas kesuksesan mereka. Semakin banyak nilai yang mereka tambahkan, semakin besar penghargaan keuangan mereka.
2. Actions: Entrepreneur adalah proaktif ke ekstrem, dan sekali berada dalam trail kesempatan, mereka akan memindahkan gunung untuk menggerakkan sumber-sumber penting untuk menyelesaikan tujuan mereka.
3. Process: Entrepreneur adalah dinamik, berkelanjutan, menjalankan proses. Entrepreneur menggerakkan ide-ide; memilih kesempatan nyata dari heap of ideas; membangun dan empower team; menggerakkan dan mengontrol sumber daya yang ada; mengembangkan strategi untuk menangkap pelanggan, menggerakkan penjualan dan keuntungan berkelanjutan; mengembangkan sebuah bisnis plan; assess personel dan menerima atau menghindari resiko bisnis; launch the venture; Manage the growing venture; dan memanen penghargaan kesuksesan.
Seni Entrepreneurship Manusia itu unik, dilahirkan dengan personality yang berbeda, dibesarkan dengan latar belakang yang berbeda dan memiliki kemampuan yang berbeda pula. Namun menurut Lwin dkk (2003: 19-23) hampir semua entrepreneur yang sukses memiliki kesamaan umum: belief, value dan attitudes. Mindset ini adalah sesuatu yang bisa dipelajari dan diadopsi.
1. Entrepreneur dapat mengatasi kegagalan: Hidup tidak pernah lepas dari hambatan, terutama kegagalan. Namun kegagalan jangan dijadikan beban. Untuk menjadi sukses, seorang entrepreneur harus bisa belajar dari kegagalan tersebut dan melihat kegagalan sebagai suatu yang positif.
2. Entrepreneur mengerti seni menemukan kesempatan: Entrepreneur memiliki kemampuan untuk melihat kesempatan yang orang lain tidak lihat dan mengambil keuntungan dari kesempatan tersebut.
3. Entrepreneur berorientasi pada tujuan dan tindakan: Entrepreneur adalah visionaris yang memiliki mimpi besar. Kemudian mereka membagi dan menjual visinya tersebut kepada para karyawan dan partner yang akan membantunya bermanifestasi dari visi menjadi realita. Setiap orang bisa memiliki rencana dan strategi terbaik dalam dunia ini, tapi bila tidak menjalankan rencana itu menjadi tindakan maka rencana itu hanyalah sebuah mimpi belaka.
4. Entrepreneur adalah ”people” people: Dalam dunia bisnis, people adalah sumber paling berharga. Seorang entrepreneur mungkin memiliki ide terbaik, tapi bila entrepreneur tersebut tidak tahu bagaimana cara menemukan orang-orang yang tepat untuk bekerjasama dengannya dan tidak dapat memotivasi mereka, maka ide tersebut tidak akan sukses.
contoh salah seorang entrepreneur yang sukses di Indonesia adalah Denni Delyandri.
Menjadi entrepreneur, bagi Denni Delyandri, pemilik Cake Pisang Vila, tak cukup berbekal semangat menggebu dan kerja keras. Tetapi, harus berpikir cerdas. Dengan cara itu, ia yang kepepet modal, justru bisa diberi dana oleh bank yang tak hanya cukup untuk modal usaha, juga membeli rumah, sekalipun ia tidak punya agunan apa pun.
Kemampuan dan strategi itulah membuatnya bisa mengembangkan usaha. Dan bekal itu didapatkannya, selain pengalaman sendiri juga menimba pengetahuan berbisnis dari pengalaman sukses orang lain juga mengikuti penggemblengan pelatihan berkaitan entrepreneur. ”Itulah kunci penting menjadi entrepreneur,” katanya di hadapan peserta training angkatan ke II Batam Pos Entrepreneur School (BPES) di lantai 6 Graha Pena, 18/11 lalu. Deny memang layak dijadikan contoh entrepreneur yang mampu mengembangkan usaha kecil menjadi berkembang dan melesat dalam waktu yang cukup pendek, yakni dua tahun.
Dalam periode itu, ia mampu memiliki tujuh outlet di berbagai tempat di kota ini, dan menjadi salah satu icon oleh-oleh dari Batam, sesuai visi usahanya, Oleh Oleh Khas Batam Ya Cake Pisang Vila. Dan menjadi pemenang ke III wirausaha mandiri 2008. Pengalaman entreprenurnya itu pula, yang kini dibagi-bagikan ke berbagai entrepreneur yang ingin mengebangkan usaha maupun calon entrepreneur di berbagai daerah, termasuk di BPES.
Seperti kebanyakan sejarah entrepreneur lainnya, seperti menjalankan usaha sembari tetap bekerja. Juga, pasang surut semangat menjalani bisnis serta berpindah-pindah usaha hingga godaan untuk membuka beragam usaha. ”Awalnya saya jualan kerupuk dititipkan di beberapa warung nasi Padang, sembari tetap bekerja.” katanya. Namun, impiannya bisa hidup secara layak dan naga bisnis dalam dirinya yang selalu bergelora, ia pun beranikan benar-benar mengambil langkah berpindah kuadran dari professional menjadi entrepreneur. Sekalipun ketika itu, pertengahan 2006 ia belum memiliki bisnis yang fokus. Bahkan, tak memiliki modal berusaha.
Keluar dari perusahaan dan kehilangan pendapatan membuatnya sedikit canggung karena 3 orang anak dan istrinya menjadi tanggung jawab yang harus dinafkahi. ”Rasa tanggung jawab dan keinginan memberikan hidup layak untuk mereka lah mengasah pikiran saya. Bisnis apa yang saya harus jalani sungguh-sungguh,” katanya. Keberanian dan kecerdasannya diuji ketika itu. Tanpa bermodal apa pun, tidak hanya materi tetapi juga pengalaman, ia beranikan diri mendatangi manajemen salah satu mall di Batam, menyatakan diri sebagai even organizer dan mengajukan kerjasama membuat even.”Mereka menerima saja mengerjakan itu. Saya pun pusing kerja EO itu seperti apa persisnya, bahkan saya pun tak mengenal pola sponsorship. Dalam pikiran saya bikin kerja, berhasil dan bagi hasil, sudah itu saja,” katanya.
Berhasil mendapatkan hasil kerja ketika itu, membuatnya berputar otak lagi. Tapi, justru bukan bisnis EO melainkan makanan. Kemahiran sang istri membuat kue membuatnya terdorong untuk menjadikannya usaha. Dan kue buatan sang istri itu ditawarkan untuk dipromosikan di kantor temannya. ”Saya minta dia menjualkan di kantornya dan dia dapat fee. Eh, ternyata dapat pesanan 40 kotak ke esokan harinya,” ungkapnya. Uji coba yang berhasil ini membuat naga bisnisnya makin berkobar. Ia pun menerobos beberapa kantor memasarkan kue buatan sang istri. Tawaran-tawaran pun berdatangan. Rupiah-rupiah pun mulai lumayan meskipun belum cukup dijadikan patokan membuka usaha secara menengah.
”Ketika itu saya berpikir usaha harus benar-benar menekuni usaha ini secara baik. Bekal pengalaman usaha saja boleh lah. Tapi saya perlu gemblengan bagaimana mengembangkan usaha secara benar. Sehingga, bisa berkembang secara baik dan usaha saya ini menjadi besar. Saya pun mengikuti berbagai pelatihan yang berkaitan entrepreneur,” katanya. Dengan bekal pengalaman dan pengetahuan ia pun mulai menapakkan brand-nya dengan Cake Pisang Vila, dengan langkah perdana membuka outlet di Muka Kuning tak jauh dari tempat tinggalnya semula. Mau tidak mau, ia pun harus mencari topangan dana, dan lembaga keuangan, yakni bank. ”Jangan pakai sogok, cukup yakinkan bank dengan pembukuan keuangan kita yang terdata jelas. Itu saja kuncinya,” katanya.
Bahkan, ada pula dana kredit usaha rakyat (KUR) yang bisa dimanfaatkan dari bank yang akan memberikan dana modal dua hingga kali lipat aset yang kita punya. Dengan memanfaatkan program ini, ia justru tak hanya mendapatkan modal usaha justru bisa membeli rumah sekaligus. ”Saya cari rumah untuk saya beli, foto kopi surat rumah itu saya bawa ke bank. Lalu saya dapatkan dana modal dua kali lipat harga rumah itu. Separuhnya saya bayarkan untuk beli rumah itu, separuhnya saya gunakan umodal usaha. Mau cari modal malah dapat rumah,” katanya. (sumber : Batam Pos)
Selasa, 09 November 2010
Tugas Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Banyak orang yang dianugerahkan kecerdasan, bakat, serta kemampuan yang luar biasa dalam kehidupannya tetapi tidak dapat sukses secara optimal dan terkadang hanya menyalahkan nasibnya saja dalam kehidupan. Padahal jika dilihat dengan lebih seksama, semuanya itu terjadi bukanlah karena kurangnya kemampuan yang ia miliki namun karena kurangnya motivasi dalam kehidupannya . Motivasi Ini merupakan suatu kunci sukses yang wajib dimiliki oleh tiap individu yang ingin sukses dalam kehidupan.
Motivasi merupakan suatu semangat, gairah dan determinasi tinggi yang berasal dari dalam diri sendiri untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan. Motivasi menjadi bahan baku dasar dari sebuah kata yang dinamakan kesuksesan. Motivasi yang luar biasa dapat menimbulkan energi yang luar biasa pula , membuat seseorang bekerja keras, dan bahkan dapat membuat sesuatu yang pada awalnya terlihat tidak mungkin untuk dilakukan menjadi indah untuk dilakukan.
Sukses adalah sebuah kata yang begitu sederhana, namun membutuhkan proses panjang untuk mencapainya. Selain membutuhkan sebuah proses yang cukup panjang, dalam mencapai kesuksesan juga dibutuhkan adanya motivasi diri yang kuat. Karena dengan berbekal motivasi diri yang kuat, secara tidak langsung mampu menggerakan kita untuk mulai berusaha mendekatkan diri dengan kesuksesan yang dicita-citakan.
Pentingnya motivasi diri untuk meraih kesuksesan tidak dapat diragukan lagi. Tetapi untuk menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang tidaklah mudah, karena motivasi juga sering dipengaruhi oleh perasaan dan emosional yang ada dalam diri seseorang. Misalnya saja saat sedang mengikuti seminar motivasi, emosional Anda saat mengikuti seminar tersebut pasti akan naik sehingga Anda begitu termotivasi untuk mewujudkan cita – cita yang ingin dicapai. Namun lihat motivasi Anda setelah satu bulan tidak mengikuti seminar tersebut. Motivasi diri Anda akan menurun dratis jika tidak memperoleh siraman motivasi secara rutin.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan dilaksanaakan dalam kehidupan yang sesungguhnya untuk mencapai sebuah kesuksesan.
B. PEMBATASAN MASALAH
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
1. Peran motivasi terhadap seseorang dalam mencapai sebuah kesuksesan.
2. Cara-cara agar motivasi dapat diterapkan kepada seseorang dalam kehidupan yang nyata dengan mudah.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi peran motivasi terhadap seseorang dalam mencapai sebuah kesuksesan ?
2. Bagaimana deskripsi cara agar motivasi dapat diterapkan kepada seseorang dalam kehidupan yang nyata dengan mudah ?
BAB II
PEMBAHASAN
Motivasi merupakan bagian internal dari dalam diri kita sebagai upaya dalam mencapai sebuah kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat.
Sesuai dengan judul makalah ini, pembahasan meliputi tujuan motivasi, cara rutin yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam diri kita untuk mencapai kesuksesan, dan 3 tipe manusia dalam meraih kesuksesan.
A. TUJUAN MOTIVASI
Tujuan utama motivasi adalah sebagai penyemangat, gairah, dan determinasi yang tinggi yang berasal dari dalam diri kita sendiri untuk mencapai sebuah kesuksesan. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar kita menuju kepada solusi akan masalah yang sedang dihadapi.
Namun secara umum tujuan motivasi dalam mencapai sebuah kesuksesan, diantaranya adalah :
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja diri sendiri.
2. Meningkatkan produktivitas kerja diri sendiri.
3. Mempertahankan kestabilan kerja diri sendiri.
4. Meningkatkan disiplin kerja diri sendiri.
5. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.
6. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi.
7. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan.
Kunci sukses seseorang tergantung dengan besarnya motivasi diri yang dimilikinya. Kembangkan motivasi diri kita dan lakukan proses pencapaian impian Anda mulai dari sekarang.
Korbankan semangat kamu dalam mencapai sebuah kesuksesan, karena sukses adalah hak setiap orang bagi yang mau menerimanya.
B. CARA RUTIN UNTUK MENUMBUNKAN MOTIVASI DALAM DIRI KITA UNTUK MENCAPAI KESUKSESAN
Beberapa cara rutin yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam diri kita untuk mencapai kesuksesan :
1. Mulailah bermimpi dengan akan kesuksesan yang akan Anda raih dengan rasa senang. Dengan adanya rasa senang, Anda akan termotivasi untuk menjalankan semua proses tanpa merasakan beban sedikitpun.
2. Gunakan impian yang ingin dicapai untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar Anda. Karena pikiran bawah sadar kita akan mempengaruhi perilaku dan kegiatan yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita cita – citakan.
3. Rajin mencari inspirasi. Carilah inspirasi memacu semangat Anda untuk meraih sukses, misalnya dengan membaca buku perjalanan orang – orang yang telah sukses ataupun mengikuti seminar motivasi yang belakangan ini sering diadakan.
4. Bekerjakeras dan selalu bertanggungjawab. Cara yang kedua ini sangat diperlukan karena dengan kerja keras, semua hambatan serta kegagalan yang terjadi dapat diatasi. Serta dengan adanya rasa tanggungjawab dapat memotivasi kita untuk memberikan hasil yang terbaik.
5. Pilihlah lingkungan yang dapat mendukung impian Anda. Pilihlah teman atau komunitas yang memiliki impian sama dengan Anda, karena dengan dukungan lingkungan sekitar Anda dapat memperoleh motivasi positif dari mereka. Selain itu ada rekan – rekan Anda juga siap memberikan bantuan jika Anda mendapatkan kesulitan dalam menjalankan proses yang ada.
6. Disiplin dan konsisten akan kesuksesan yang ingin dicapai. Tanamkan kedisplinan sejak sekarang, karena dengan membiasakan diri dengan disiplin akan membiasakan diri kita memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai setiap harinya. Sehingga impian besar yang kita inginkan lebih cepat tercapai jika proses yang kita kerjakan, dilakukan dengan kedisiplinan.
7. Kembangkan terus impian Anda. Usahakan pilih tujuan hidup yang tidak terlalu sederhana, karena impian yang terlalu sederhana membuat kita tidak sepenuhnya termotivasi. Karena untuk menumbuhkan motivasi dan kekuatan diri kita sebenarnya diperlukan sebuah mimpi besar yang ingin kita capai.
C. 3 TIPE MANUSIA DALAM MERAIH KESUKSESAN
Dalam meraih kesuksesan, sikap seseorang dapat terbagi menjadi 3 tipe :
- Tipe pertama
orang yang bersikap “saya mau sukses”. Orang dengan tipe seperti ini sulit untuk meraih sukses karena semua orang juga pasti mau sukses. Mereka hanya mau saja, atau hanya sekadar ingin, tetapi mereka tidak ingin membayar harga yang pantas untuk itu. Mereka sebenarnya tidak benar-benar mau. Orang-orang yang memiliki sikap mental yang lemah seperti ini hanya akan menjadi seorang pemimpi belaka tanpa pernah berusaha sedikitpun untuk mewujudkannya. Mereka hanya bersikap pasif dan reaktif, hanya menunggu setiap kesempatan baik datang, bukannya bersikap aktif mencari dan menciptakan peluang itu sendiri.
- Tipe Kedua
orang yang bersikap “saya memilih untuk sukses”. Orang-orang yang memiliki sikap mental seperti ini jauh lebih bisa diandalkan daripada orang yang hanya mau sukses. Mereka membuat suatu keputusan yang kuat untuk meraih sukses. Karena mereka memilih untuk sukses, maka mereka tidak mau memilih apapun yang dapat menghalangi mereka dalam meraihnya. Mereka bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan mereka sendiri.
- Tipe Ketiga
mampu membuat siapapun, termasuk seseorang, meraih sukses adalah “saya berkomitmen untuk menjadi sukses”. Orang-orang yang bertipe seperti ini berarti mereka tidak akan pernah menyerah apalagi mundur sebelum kesuksesan berhasil mereka raih. Mereka berkomitmen penuh 100% untuk melakukan apapun untuk meraih apa yang paling mereka impikan. Mereka tidak pernah memiliki alasan untuk berhenti dan menyerah tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka. Mereka membakar jalan di belakang mereka sehingga tidak ada jalan lain lagi selain maju. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, uang maupun pikiran mereka untuk membayar harga sebuah kesuksesan. Mereka layaknya sebuah kereta api yang meluncur dengan kecepatan penuh sehingga tidak ada apa pun atau siapa pun yang sanggup menahan dan menghentikan mereka. Komitmen membuat mereka menjadi tak terbendung.
Ini yang membedakan antara orang yang sukses dengan yang gagal. Orang yang memiliki komitmen yang kuat bukan hanya mau sukses, tetapi juga mereka benar-benar mau sukses. Mereka berani menyatakan bahwa mereka akan meraih kesuksesan yang mereka impikan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “Peran motivasi terhadap seseorang dalam mencapai sebuah kesuksesan” dapat disimpulkan bahwa :
1. Peranan motivasi sangat mempengaruhi dalam diri kita sebagai penyemangat dan gairah serta determinasi yang tinggi.
2. Motivasi sangat penting untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar menuju kepada solusi akan masalah yang sedang dihadapi.
3. Kunci sukses seseorang tergantung dengan besarnya motivasi diri yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
http://motivasibyiswara.blogspot.com/2008/12/konsep-dan-tujuan-motivasi.html
http://andriewongso.com/awartikel-2419-Artikel_Anda 3_Tipe_Manusia_Dalam_Meraih_Kesuksesan
http://bisnisukm.com/motivasi-diri-untuk-mencapai-kesuksesan.html
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Banyak orang yang dianugerahkan kecerdasan, bakat, serta kemampuan yang luar biasa dalam kehidupannya tetapi tidak dapat sukses secara optimal dan terkadang hanya menyalahkan nasibnya saja dalam kehidupan. Padahal jika dilihat dengan lebih seksama, semuanya itu terjadi bukanlah karena kurangnya kemampuan yang ia miliki namun karena kurangnya motivasi dalam kehidupannya . Motivasi Ini merupakan suatu kunci sukses yang wajib dimiliki oleh tiap individu yang ingin sukses dalam kehidupan.
Motivasi merupakan suatu semangat, gairah dan determinasi tinggi yang berasal dari dalam diri sendiri untuk mencapai sesuatu yang menjadi tujuan. Motivasi menjadi bahan baku dasar dari sebuah kata yang dinamakan kesuksesan. Motivasi yang luar biasa dapat menimbulkan energi yang luar biasa pula , membuat seseorang bekerja keras, dan bahkan dapat membuat sesuatu yang pada awalnya terlihat tidak mungkin untuk dilakukan menjadi indah untuk dilakukan.
Sukses adalah sebuah kata yang begitu sederhana, namun membutuhkan proses panjang untuk mencapainya. Selain membutuhkan sebuah proses yang cukup panjang, dalam mencapai kesuksesan juga dibutuhkan adanya motivasi diri yang kuat. Karena dengan berbekal motivasi diri yang kuat, secara tidak langsung mampu menggerakan kita untuk mulai berusaha mendekatkan diri dengan kesuksesan yang dicita-citakan.
Pentingnya motivasi diri untuk meraih kesuksesan tidak dapat diragukan lagi. Tetapi untuk menumbuhkan motivasi dalam diri seseorang tidaklah mudah, karena motivasi juga sering dipengaruhi oleh perasaan dan emosional yang ada dalam diri seseorang. Misalnya saja saat sedang mengikuti seminar motivasi, emosional Anda saat mengikuti seminar tersebut pasti akan naik sehingga Anda begitu termotivasi untuk mewujudkan cita – cita yang ingin dicapai. Namun lihat motivasi Anda setelah satu bulan tidak mengikuti seminar tersebut. Motivasi diri Anda akan menurun dratis jika tidak memperoleh siraman motivasi secara rutin.
Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan dilaksanaakan dalam kehidupan yang sesungguhnya untuk mencapai sebuah kesuksesan.
B. PEMBATASAN MASALAH
Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :
1. Peran motivasi terhadap seseorang dalam mencapai sebuah kesuksesan.
2. Cara-cara agar motivasi dapat diterapkan kepada seseorang dalam kehidupan yang nyata dengan mudah.
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana deskripsi peran motivasi terhadap seseorang dalam mencapai sebuah kesuksesan ?
2. Bagaimana deskripsi cara agar motivasi dapat diterapkan kepada seseorang dalam kehidupan yang nyata dengan mudah ?
BAB II
PEMBAHASAN
Motivasi merupakan bagian internal dari dalam diri kita sebagai upaya dalam mencapai sebuah kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat.
Sesuai dengan judul makalah ini, pembahasan meliputi tujuan motivasi, cara rutin yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam diri kita untuk mencapai kesuksesan, dan 3 tipe manusia dalam meraih kesuksesan.
A. TUJUAN MOTIVASI
Tujuan utama motivasi adalah sebagai penyemangat, gairah, dan determinasi yang tinggi yang berasal dari dalam diri kita sendiri untuk mencapai sebuah kesuksesan. Sedangkan tujuan lainnya adalah untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar kita menuju kepada solusi akan masalah yang sedang dihadapi.
Namun secara umum tujuan motivasi dalam mencapai sebuah kesuksesan, diantaranya adalah :
1. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja diri sendiri.
2. Meningkatkan produktivitas kerja diri sendiri.
3. Mempertahankan kestabilan kerja diri sendiri.
4. Meningkatkan disiplin kerja diri sendiri.
5. Mempertinggi rasa tanggung jawab terhadap tugasnya.
6. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi.
7. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan.
Kunci sukses seseorang tergantung dengan besarnya motivasi diri yang dimilikinya. Kembangkan motivasi diri kita dan lakukan proses pencapaian impian Anda mulai dari sekarang.
Korbankan semangat kamu dalam mencapai sebuah kesuksesan, karena sukses adalah hak setiap orang bagi yang mau menerimanya.
B. CARA RUTIN UNTUK MENUMBUNKAN MOTIVASI DALAM DIRI KITA UNTUK MENCAPAI KESUKSESAN
Beberapa cara rutin yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam diri kita untuk mencapai kesuksesan :
1. Mulailah bermimpi dengan akan kesuksesan yang akan Anda raih dengan rasa senang. Dengan adanya rasa senang, Anda akan termotivasi untuk menjalankan semua proses tanpa merasakan beban sedikitpun.
2. Gunakan impian yang ingin dicapai untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar Anda. Karena pikiran bawah sadar kita akan mempengaruhi perilaku dan kegiatan yang kita lakukan sesuai dengan apa yang kita cita – citakan.
3. Rajin mencari inspirasi. Carilah inspirasi memacu semangat Anda untuk meraih sukses, misalnya dengan membaca buku perjalanan orang – orang yang telah sukses ataupun mengikuti seminar motivasi yang belakangan ini sering diadakan.
4. Bekerjakeras dan selalu bertanggungjawab. Cara yang kedua ini sangat diperlukan karena dengan kerja keras, semua hambatan serta kegagalan yang terjadi dapat diatasi. Serta dengan adanya rasa tanggungjawab dapat memotivasi kita untuk memberikan hasil yang terbaik.
5. Pilihlah lingkungan yang dapat mendukung impian Anda. Pilihlah teman atau komunitas yang memiliki impian sama dengan Anda, karena dengan dukungan lingkungan sekitar Anda dapat memperoleh motivasi positif dari mereka. Selain itu ada rekan – rekan Anda juga siap memberikan bantuan jika Anda mendapatkan kesulitan dalam menjalankan proses yang ada.
6. Disiplin dan konsisten akan kesuksesan yang ingin dicapai. Tanamkan kedisplinan sejak sekarang, karena dengan membiasakan diri dengan disiplin akan membiasakan diri kita memiliki tujuan dan target yang ingin dicapai setiap harinya. Sehingga impian besar yang kita inginkan lebih cepat tercapai jika proses yang kita kerjakan, dilakukan dengan kedisiplinan.
7. Kembangkan terus impian Anda. Usahakan pilih tujuan hidup yang tidak terlalu sederhana, karena impian yang terlalu sederhana membuat kita tidak sepenuhnya termotivasi. Karena untuk menumbuhkan motivasi dan kekuatan diri kita sebenarnya diperlukan sebuah mimpi besar yang ingin kita capai.
C. 3 TIPE MANUSIA DALAM MERAIH KESUKSESAN
Dalam meraih kesuksesan, sikap seseorang dapat terbagi menjadi 3 tipe :
- Tipe pertama
orang yang bersikap “saya mau sukses”. Orang dengan tipe seperti ini sulit untuk meraih sukses karena semua orang juga pasti mau sukses. Mereka hanya mau saja, atau hanya sekadar ingin, tetapi mereka tidak ingin membayar harga yang pantas untuk itu. Mereka sebenarnya tidak benar-benar mau. Orang-orang yang memiliki sikap mental yang lemah seperti ini hanya akan menjadi seorang pemimpi belaka tanpa pernah berusaha sedikitpun untuk mewujudkannya. Mereka hanya bersikap pasif dan reaktif, hanya menunggu setiap kesempatan baik datang, bukannya bersikap aktif mencari dan menciptakan peluang itu sendiri.
- Tipe Kedua
orang yang bersikap “saya memilih untuk sukses”. Orang-orang yang memiliki sikap mental seperti ini jauh lebih bisa diandalkan daripada orang yang hanya mau sukses. Mereka membuat suatu keputusan yang kuat untuk meraih sukses. Karena mereka memilih untuk sukses, maka mereka tidak mau memilih apapun yang dapat menghalangi mereka dalam meraihnya. Mereka bertanggung jawab sepenuhnya atas kesuksesan mereka sendiri.
- Tipe Ketiga
mampu membuat siapapun, termasuk seseorang, meraih sukses adalah “saya berkomitmen untuk menjadi sukses”. Orang-orang yang bertipe seperti ini berarti mereka tidak akan pernah menyerah apalagi mundur sebelum kesuksesan berhasil mereka raih. Mereka berkomitmen penuh 100% untuk melakukan apapun untuk meraih apa yang paling mereka impikan. Mereka tidak pernah memiliki alasan untuk berhenti dan menyerah tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka. Mereka membakar jalan di belakang mereka sehingga tidak ada jalan lain lagi selain maju. Mereka rela mengorbankan waktu, tenaga, uang maupun pikiran mereka untuk membayar harga sebuah kesuksesan. Mereka layaknya sebuah kereta api yang meluncur dengan kecepatan penuh sehingga tidak ada apa pun atau siapa pun yang sanggup menahan dan menghentikan mereka. Komitmen membuat mereka menjadi tak terbendung.
Ini yang membedakan antara orang yang sukses dengan yang gagal. Orang yang memiliki komitmen yang kuat bukan hanya mau sukses, tetapi juga mereka benar-benar mau sukses. Mereka berani menyatakan bahwa mereka akan meraih kesuksesan yang mereka impikan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian bahasan “Peran motivasi terhadap seseorang dalam mencapai sebuah kesuksesan” dapat disimpulkan bahwa :
1. Peranan motivasi sangat mempengaruhi dalam diri kita sebagai penyemangat dan gairah serta determinasi yang tinggi.
2. Motivasi sangat penting untuk mempengaruhi pikiran bawah sadar menuju kepada solusi akan masalah yang sedang dihadapi.
3. Kunci sukses seseorang tergantung dengan besarnya motivasi diri yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
http://motivasibyiswara.blogspot.com/2008/12/konsep-dan-tujuan-motivasi.html
http://andriewongso.com/awartikel-2419-Artikel_Anda 3_Tipe_Manusia_Dalam_Meraih_Kesuksesan
http://bisnisukm.com/motivasi-diri-untuk-mencapai-kesuksesan.html
Sabtu, 30 Oktober 2010
Jembatan akar di Suku Baduy
jembatan akar ini terdapat di dalam Suku Baduy yang dibuat dari rangkaian akar-akar pohon besar dari kedua sisi sungai.Jembatan akar ini mempunya panjangn 25m di atas Sungai Cisemeut, memanfaatkan akar dua buah pohon karet besar di kedua sisi sungai yang saling dililit/dipilin membentuk anyaman berbentuk jembatan sehingga dapat digunakan oleh orang untuk menyeberangi sungai.
Kamis, 28 Oktober 2010
Black Sun (Matahari Hitam) Denmark
Fenomena di atmosfer
Fenomena di atmosfer yang dikenal sebagai sebuah busur circumhorizon
atau “Pelangi Api”, terlihat saat matahari sedang tinggi di langit
(misalnya di lebih dari 58° di atas horison), dan cahayanya menembus
melalui awan-awan tinggi cirrus yang sangat terang yang terbentuk dari
kristal-kristal heksagonal. Sinar matahari yang memasuki permukaan
vertikal kristal-kristal dan meninggalkannya melalui permukaan bawahnya
dibiaskan dan dipisahkan menjadi array warna-warna yang bisa dilihat.
Saat kristal-kristal di awan-awan cirrus itu segaris secara optimal
(misal dengan permukaan-permukaan yang paralel dengan daratan), hasilnya
memperlihatkan suatu spektrum brilian dari warna-warna sebuah pelangi.\
GOA LALAY (GUA KELELAWAR)
Rute menuju ke Gua Lalay dapat ditempuh melalui 2 jalur yang berbeda. Pertama melewati jalur Ciawi Bogor -Cibadak - Pelabuhan Ratu dan belok ke arah kanan menuju Desa Sawarna melewati Cisolok. Kondisi jalan cukup bagus terkadang terhambat kemacetan antara Ciawi menuju Cibadak pada hari libur. Sisa perjalanan dari Cibadak menuju desa Sawarna sangat lancar. Rute lain adalah melewati toll Serang Timur - Malingping - Bayah - Desa Sawarna. Rute ini menawarkan panorama yang lebih asri dan kontur berbukit.
Kamis, 21 Oktober 2010
Peralihan Anatara Masa SMA dan Masa Perkuliahan
Saat di bangku SMA kelas 3 aku berada di dalam kelas XII IPA 2. Di dalam kelas ini aku cukup dekat dengan semua temanku. Malahan kelas kami mempunyai nama julukan “WASPADA” yang berarti Kawasan IPA Dua. Aku bersama dengan teman-temanku ini sudah sampai dua tahun dan kami mempunyai banyak kenangan bersama. Dari mulai saat kami melakukan study tour ke Jogjakarta selama tiga hari dua malam sampai kami mengadakan foto buku tahunan untuk dijadikan kenangan selama di SMA. Kelas kami juga mempunyai kekompakan yang cukup tinggi dan bisa diacungi jempol. Walaupun, di lain pihak kelas kami sering menjadi bahan pembicaraan guru-guru karena kelas kami yang terkenal ribut saat pelajaran. Tetapi, hari dimana kelulusan tiba, kelas kami Alhamdulillah bisa membuktikan kalau kita sekelas bisa LULUS dengan baik. Walaupun sejujurnya kita semua merasa dengan adanya pengumuman kelulusan tersebut kita akan saling pisah satu sama lain. Dan mau tidak mau itu semua pasti terjadi. Karena itu, kami berniat untuk mengadakan acara perpisahan kelas dengan wali kelas kami yaitu bu Kris. Kita pun mengadakan acara makan malam bersama walaupun tidak semua teman-teman bisa hadir karena ada yang sedang sibuk mengurusi untuk perkuliahan masing-masing. Itu semua berjalan begitu cepat, sampai akhirnya semua berlalu. Kami banyak yang terpisah satu sama lain. Ada yang diterima kuliah di Bogor, Bandung, Semarang, dan lainnya. Aku sendiri akhirnya masuk Universitas Gunadarma di Depok. Aku mulai membayangkan bagaimana nantinya aku disana. Bagaimana dengan temanku, pergalaulanku, dosen, suasana perkuliahan semuanya ada di dalam benakku. Tapi semuanya aku coba jalani dengan sendirinya. Mulai dari masa perkenalan mahasiswa/i sampai akhirnya tiba pembagian kelas. Ternyata, tanpa aku sadari aku bersekelas dengan teman SMA ku. Lalu kami pun duduk berdekatan pada perkuliahan pertama tersebut, aku juga mulai kenalan dengan teman yang lain. Aku baru merasakan seperti ini duduk di bangku kuliah itu. Memang tidak jauh berbeda dengan sekolah di SMA tetapi kuliah mempunyai suasana tersendiri bagiku. Walaupun aku masih merasa sedikit asing tapi itu semua adalah proses dimana aku yang tadinya anak sekolah dengan memakai seragam putih abu-abu dan sekarang beralih menjadi anak kuliah yang harus lebih mandiri lagi dalam berbagai hal. Tapi dengan berjalannya hari ke hari aku mulai menemukan teman-teman yang bisa dekat dengan ku. Aku pun mulai merasa nyaman dengan teman-teman baruku. Disini pun aku mulai mempunyai teman dekat yang kebetulan ngekost di dekat kampus dan kami sering ketempat kostannya. Dari situ aku mulai punya keinginan untuk ngekost seperti temanku. Alasanya lebih karena aku suka capek di perjalanan dan supaya waktu untuk belajar lebih efisien. Orangtua ku pun setuju dengan hal itu. Akhirnya aku ngekost dekat kampus Gunadarma di depok, kamarku bersebelahan dengan teman satu jurusanku. Dalam hal ini, ngekost adalah hal baru dalam hidupku. Disini aku dituntut lebih mandiri. Dari mulai makan, cuci baju, beres-beres semua ku kerjakan sendiri. Dan terlebih lagi aku berjauhan dari orangtua. Terkadang, aku merasa kesepian tapi terkadang kamar kost ku bisa seperti pasar yang ramai. Karena, teman-teman ku kalau sudah main kesini sangat berisik, sampai-sampai pernah di tegur sama penjaganya. Itulah kami jika sudah kumpul bareng suka lupa diri. Tapi itu semua aku jalani dengan baik-baik dan sampai sekarang Alhamdulillah aku berada dalam lingkungan yang baik terhadapku. Dari sini, aku menjadi lebih mempunyai banyak pengalaman hidup dan pastinya kedepan akan lebih banyak lagi hal-hal baru yang akan ku temui.
Senin, 11 Oktober 2010
Psikiater vs Psikolog
Perbedaan antara psikiater dan psikolog berdasarkan berbagai parameter. Namun, sebelumnya kita harus memahami perbedaan antara akhiran '-iatry' dan '-ology'. Akhiran '-Iatry' berarti perawatan medis, sementara '-ology' berarti ilmu pengetahuan. Oleh karena itu psikologi adalah ilmu pysche, dan psikiatri memperlakukan jiwa.
Pendidikan: Parameter pertama dari diferensiasi adalah pendidikan. Seorang psikolog studi psikologi selama lima sampai tujuh tahun di bawah sarjana mereka dan tahun lulus di perguruan tinggi. Penelitian ini biasanya berpuncak pada doktor atau gelar pasca doktoral. Mereka mendapatkan entah PhD atau PsyD derajat pada saat penyelesaian studi doktor mereka. Gelar PsyD diberikan kepada mereka, yang bidang studi psikologi klinis dan yang lebih memilih mengobati pasien daripada berkonsentrasi pada penelitian. Tergantung pada negara mereka yang dipelajari, psikolog perlu memiliki salah satu atau dua tahun magang di belakang mereka, sebelum mereka dapat mengajukan permohonan izin. Judul psikolog dapat digunakan oleh seseorang yang telah menyelesaikan gelar PhD dan magang. Judul seperti konselor atau terapis yang juga digunakan oleh psikolog, namun judul-judul ini digunakan oleh pekerja sosial berlisensi juga.
Psikiater adalah dokter dengan profesi. Setelah menyelesaikan sarjana mereka pergi untuk mengejar empat tahun tinggal dalam kesehatan mental , biasanya di bagian psikiatri rumah sakit.. Permukiman kejiwaan mencakup berbagai pelatihan khusus di berbagai bidang seperti anak-anak dan remaja, penyalahgunaan narkoba, dll Setelah menyelesaikan residensi mereka, mereka mendapatkan izin praktek psikiatri.
Obat: Seorang psikolog menggunakan konseling dan psikoterapi untuk mengobati pasien. Mereka tidak berwenang untuk resep obat, walaupun psikiater bisa. Namun, akhir-akhir ini telah terjadi peningkatan permintaan untuk mengotorisasi psikolog untuk resep obat. Di negara bagian New Mexico dan Louisiana, psikolog dapat memberikan resep obat setelah berkonsultasi dengan psikiater.
Seorang psikiater di sisi lain dapat menggunakan psikoterapi dan di samping itu, dapat resep obat untuk pasien. Mereka juga dapat melakukan Electroconvulsive Terapi (ECT) . Sangat sering ada kesalahpahaman bahwa psikiater mengobati pasien dengan penyakit berat pada mental dan kesepakatan psikolog dengan pasien yang masalahnya berat kurang. Namun, hal ini tidak selalu benar, karena tidak semua pasien yang mengunjungi obat perlu psikiater, psikiater melakukan psikoterapi juga.
Pengujian dan Peralatan: Sangat sering kita sadari bahwa psikolog lebih banyak menggunakan tes dan alat-alat untuk memastikan kesehatan psikologis orang dan kepribadian, dari psikiater. Tes yang digunakan oleh psikolog mengungkapkan gangguan kepribadian dan interkoneksi antara cara orang memandang dirinya sendiri dan perilaku mereka.
Setelah membaca tentang perbedaan antara psikiater dan psikolog, kita bisa merenungkan siapa yang lebih baik dari yang lain Ini sebenarnya tergantung pada sudut pandang kita sendiri, karena keduanya merupakan pekerjaan medis yang memegang sama pentingnya dalam menangani individu dalam aspek yang berbeda. Jika setelah melakukan penelitian, psikoterapi, yaitu tes administrasi minat kita, maka kita dapat memikirkan karir sebagai psikolog. Jika kita ingin dapat meresepkan obat-obatan dan obat-obatan untuk pasien kita dan obat-obatan menggairahkan kita, maka psikiatri adalah lapangan untuk kita. Jadi, ini semua kembali kepada minat masing-masing individu untuk memilih psikiater atau psikologi
Pendidikan: Parameter pertama dari diferensiasi adalah pendidikan. Seorang psikolog studi psikologi selama lima sampai tujuh tahun di bawah sarjana mereka dan tahun lulus di perguruan tinggi. Penelitian ini biasanya berpuncak pada doktor atau gelar pasca doktoral. Mereka mendapatkan entah PhD atau PsyD derajat pada saat penyelesaian studi doktor mereka. Gelar PsyD diberikan kepada mereka, yang bidang studi psikologi klinis dan yang lebih memilih mengobati pasien daripada berkonsentrasi pada penelitian. Tergantung pada negara mereka yang dipelajari, psikolog perlu memiliki salah satu atau dua tahun magang di belakang mereka, sebelum mereka dapat mengajukan permohonan izin. Judul psikolog dapat digunakan oleh seseorang yang telah menyelesaikan gelar PhD dan magang. Judul seperti konselor atau terapis yang juga digunakan oleh psikolog, namun judul-judul ini digunakan oleh pekerja sosial berlisensi juga.
Psikiater adalah dokter dengan profesi. Setelah menyelesaikan sarjana mereka pergi untuk mengejar empat tahun tinggal dalam kesehatan mental , biasanya di bagian psikiatri rumah sakit.. Permukiman kejiwaan mencakup berbagai pelatihan khusus di berbagai bidang seperti anak-anak dan remaja, penyalahgunaan narkoba, dll Setelah menyelesaikan residensi mereka, mereka mendapatkan izin praktek psikiatri.
Obat: Seorang psikolog menggunakan konseling dan psikoterapi untuk mengobati pasien. Mereka tidak berwenang untuk resep obat, walaupun psikiater bisa. Namun, akhir-akhir ini telah terjadi peningkatan permintaan untuk mengotorisasi psikolog untuk resep obat. Di negara bagian New Mexico dan Louisiana, psikolog dapat memberikan resep obat setelah berkonsultasi dengan psikiater.
Seorang psikiater di sisi lain dapat menggunakan psikoterapi dan di samping itu, dapat resep obat untuk pasien. Mereka juga dapat melakukan Electroconvulsive Terapi (ECT) . Sangat sering ada kesalahpahaman bahwa psikiater mengobati pasien dengan penyakit berat pada mental dan kesepakatan psikolog dengan pasien yang masalahnya berat kurang. Namun, hal ini tidak selalu benar, karena tidak semua pasien yang mengunjungi obat perlu psikiater, psikiater melakukan psikoterapi juga.
Pengujian dan Peralatan: Sangat sering kita sadari bahwa psikolog lebih banyak menggunakan tes dan alat-alat untuk memastikan kesehatan psikologis orang dan kepribadian, dari psikiater. Tes yang digunakan oleh psikolog mengungkapkan gangguan kepribadian dan interkoneksi antara cara orang memandang dirinya sendiri dan perilaku mereka.
Setelah membaca tentang perbedaan antara psikiater dan psikolog, kita bisa merenungkan siapa yang lebih baik dari yang lain Ini sebenarnya tergantung pada sudut pandang kita sendiri, karena keduanya merupakan pekerjaan medis yang memegang sama pentingnya dalam menangani individu dalam aspek yang berbeda. Jika setelah melakukan penelitian, psikoterapi, yaitu tes administrasi minat kita, maka kita dapat memikirkan karir sebagai psikolog. Jika kita ingin dapat meresepkan obat-obatan dan obat-obatan untuk pasien kita dan obat-obatan menggairahkan kita, maka psikiatri adalah lapangan untuk kita. Jadi, ini semua kembali kepada minat masing-masing individu untuk memilih psikiater atau psikologi
Senin, 04 Oktober 2010
Permasalahan Fisik dan Kesehatan Bagi Para Remaja Masa Kini
Pada zaman sekarang, kebanyakan remaja sangat memperhatikan masalah penampilan. Terutama bagi wanita, mereka lebih peduli terhadap penampilannya dibandingkan kebanyakan pria. Hal tersebut terjadi mungkin karena wanita lebih sensitif daripada pria yang cenderung lebih cuek. Karena itu, permasalahan akibat perubahan bentuk fisik menjadi masalah yang banyak dirasakan oleh para remaja saat ini.
Para remaja biasanya merasa tidak puas dengan keadaan fisik yang dimilikinya. Itu semua dikarenakan ketidak sesuaian bentuk fisik yang dimiliki dengan yang diinginkan mereka. Bentuk fisik para idola yang digemari para remaja saat ini juga berpengaruh terhadap apa yang mereka inginkan. Sehingga para remaja cenderung ingin mengikuti idolanya. Para remaja wanita biasanya kurang puas pada bagian-bagian tertentu di badanya. Misalnya pada bagian perut, lengan, paha, serta pinggul.
Masalah bentuk fisik ini bisa menimbulkan perasaan kurang percaya diri terhadap diri anak remaja kebanyakan. Dan mereka cenderung menghalalkan segala cara untuk selalu memperbaiki bentuk tubuhnya. Ada yang dengan meminum obat pelangsing, diet yang berlebihan, Memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan dengan menggunakan obat pencahar, berdiet ketat sampai berolahraga dengan berlatih keras.
tetapi justru dengan melakukan hal-hal tersebut mereka bisa terkena Penyakit yang biasa disebut dengan Anorexia Nervosa dan Bulimia Bervosa.
Baik anorexia maupun bulimia, sangat sering diderita oleh remaja putri, terutama karena keinginan untuk mempunyai tubuh ideal yang sangat diinginkan. Kedua penyakit tersebut dapat mengakibatkan gangguan-gangguan kesehatan, misalnya Kekurangan nutrisi, anemia, Berkurangnya masa otot, Cadangan glikogen menurun, Depresi, Sering kedinginan, Menyebabkan amenoria sehingga menurunkan densitas tulang dan berakibat osteoporosis, Kekurangan mineral dan elektrolit sehingga dapat menganggu fungsi jantung dan saluran cerna.
Hal itu, mempunyai dampak yang buruk bagi tubuh kita. Oleh karena itu, jika kita memang ingin mempunyai tubuh yang baik atau ideal sebaiknya kita melakukan dengan cara-cara yang baik pula. Jangan sampai keinginan kita justru membuat malapetaka terhadap kesehatan kita sendiri. Karena kesehatan adalah sesuatu yang berharga dalam hidup kita.
Para remaja biasanya merasa tidak puas dengan keadaan fisik yang dimilikinya. Itu semua dikarenakan ketidak sesuaian bentuk fisik yang dimiliki dengan yang diinginkan mereka. Bentuk fisik para idola yang digemari para remaja saat ini juga berpengaruh terhadap apa yang mereka inginkan. Sehingga para remaja cenderung ingin mengikuti idolanya. Para remaja wanita biasanya kurang puas pada bagian-bagian tertentu di badanya. Misalnya pada bagian perut, lengan, paha, serta pinggul.
Masalah bentuk fisik ini bisa menimbulkan perasaan kurang percaya diri terhadap diri anak remaja kebanyakan. Dan mereka cenderung menghalalkan segala cara untuk selalu memperbaiki bentuk tubuhnya. Ada yang dengan meminum obat pelangsing, diet yang berlebihan, Memuntahkan kembali makanan yang sudah dimakan dengan menggunakan obat pencahar, berdiet ketat sampai berolahraga dengan berlatih keras.
tetapi justru dengan melakukan hal-hal tersebut mereka bisa terkena Penyakit yang biasa disebut dengan Anorexia Nervosa dan Bulimia Bervosa.
Baik anorexia maupun bulimia, sangat sering diderita oleh remaja putri, terutama karena keinginan untuk mempunyai tubuh ideal yang sangat diinginkan. Kedua penyakit tersebut dapat mengakibatkan gangguan-gangguan kesehatan, misalnya Kekurangan nutrisi, anemia, Berkurangnya masa otot, Cadangan glikogen menurun, Depresi, Sering kedinginan, Menyebabkan amenoria sehingga menurunkan densitas tulang dan berakibat osteoporosis, Kekurangan mineral dan elektrolit sehingga dapat menganggu fungsi jantung dan saluran cerna.
Hal itu, mempunyai dampak yang buruk bagi tubuh kita. Oleh karena itu, jika kita memang ingin mempunyai tubuh yang baik atau ideal sebaiknya kita melakukan dengan cara-cara yang baik pula. Jangan sampai keinginan kita justru membuat malapetaka terhadap kesehatan kita sendiri. Karena kesehatan adalah sesuatu yang berharga dalam hidup kita.
Sabtu, 25 September 2010
Hubungan antara internet dan psikologi
Pasa zaman sekarang internet adalah suatu sarana untuk mendapatkan informasi secara cepat dan mudah yang banyak dicari oleh masyarakat. Internet pastinya sudah banyak dikenal oleh masyarakat di dunia. Banyak pula situs-situs jejaring sosial yang ada di internet yang banyak digunakan oleh anak remaja masa kini misalnya facebook dan twitter yang sedang popular saat ini. Bahkan tidak hanya anak remaja yang sudah menggunakan situs jejaring sosial tersebut. Anak SD pun sudah ada yang menggunakannya.
Banyaknya pengguna situs jejaring sosial yang digunakan seperti facebook dan twitter memiliki pengaruh psikologi tersendiri bagi yang menggunakannya. Kebanyakan anak remaja yang menggunakan situs jejaring sosial tersebut karena trend masa kini yang sudah banyak menjalar di berbagai dunia. Awalnya mungkin mereka hanya untuk ikut-ikutan teman yang menggunakan facebook atau twitter sebagai alat komunikasi yang bisa sekaligus menambah banyak teman dari berbagai kalangan dari situs jejaring sosial tersebut. Tapi akhirnya mereka memiliki kesenangan tersendiri dalam menggunakannya.
Mereka semua bisa update status setiap saat, mendapat teman baru, berbagi foto mereka, dan yang pasti bisa saling berkomunikasi dengan teman yang sudah dikenal ataupun belum dikenal. Bahkan tidak jarang dari mereka yang sampai berkenalan dengan lawan jenis lewat jejaring sosial tersebut. Ada yang lanjut hingga bertukar nomor telepon genggam, lalu mengajak ketemuan. Dan akhirnya mereka bisa sampai berlanjut hingga menjalin hubungan.
Ditambah lagi dengan kecanggihan teknologi handphone yang dilengkapi fasilitas internet secara mudah sehingga kita tidak perlu repot ke warnet hanya untuk membuka facebook atau twitter. Kita bisa langsung membuka lewat handphone yang selalu kita bawa kemana-mana. Itu menambah mudah para remaja berhubungan dengan internet secara mudah dimana pun mereka inginkan.
Dengan kemudahan yang ada untuk berhubungan dengan internet menjadikan anak remaja yang menggunakan situs jejaring sosial tersebut menjadi lupa dengan keadaan disekitarnya. seperti halnya kewajiban-kewajiban tugas sekolah yang terlalaikan hingga tidur larut malam hanya karena adanya hobi baru mereka menggunakan internet. Mereka menjadi sering sibuk sendiri dengan update status mereka, mengomentari status teman, dan lain sebagainya. Bahkan pada hal-hal tertentu misalnya sedang berada di dalam kelas saat pelajaran, mereka masih bisa online internet hanya sekedar melihat pemberitahuan baru di facebook mereka atau update status di twitter.
Hal tersebut sekarang sudah menjadi hal yang biasa bagi kalangan remaja saat ini. Padahal itu kurang baik pada perilaku mereka yang mencerminkan sikap kurang adanya kepedulian mereka terhadap guru yang sedang berada di dalam kelas. Selain itu, situs jejaring sosial tersebut bisa jadi tempat mereka untuk meluapakan perasaan mereka dengan langsung mengupdate statusnya. Dari situ teman-temannya bisa langsung mengetahui kondisi temanya yang sedang ada masalah. lalu tinggal mengomentari statusnya.
Dari adanya trend baru yang terjadi saat ini banyak mempengaruhi sikap anak remaja masa kini yang rajin untuk memberitahu hal-hal apa saja yang dilakukan setiap saat dengan menulis status. Hal itu lumrah saja dilakukan oleh para remaja tetapi hanya saja mereka harus bisa mengetahui situasi-situasi tertentu disaat mereka bisa update status dan tidak perlu. Karena itu bisa menjadi hal yang negative jika kita tidak melakukan secara benar. dan bisa menjadi masalah baru jika kita menulis sesuatu yang tidak baik. Kita pun perlu membatasi diri kita supaya kita juga tidak terlalu berlebihan akan segala sesuatunya dan tidak melalaikan tugas yang sudah menjadi tanggung jawab kita. Jadi, itu semua kembali kepada masing-masing individu yang pintar-pintar dalam menggunakan kegunaan internet secara baik dan teratur.
Banyaknya pengguna situs jejaring sosial yang digunakan seperti facebook dan twitter memiliki pengaruh psikologi tersendiri bagi yang menggunakannya. Kebanyakan anak remaja yang menggunakan situs jejaring sosial tersebut karena trend masa kini yang sudah banyak menjalar di berbagai dunia. Awalnya mungkin mereka hanya untuk ikut-ikutan teman yang menggunakan facebook atau twitter sebagai alat komunikasi yang bisa sekaligus menambah banyak teman dari berbagai kalangan dari situs jejaring sosial tersebut. Tapi akhirnya mereka memiliki kesenangan tersendiri dalam menggunakannya.
Mereka semua bisa update status setiap saat, mendapat teman baru, berbagi foto mereka, dan yang pasti bisa saling berkomunikasi dengan teman yang sudah dikenal ataupun belum dikenal. Bahkan tidak jarang dari mereka yang sampai berkenalan dengan lawan jenis lewat jejaring sosial tersebut. Ada yang lanjut hingga bertukar nomor telepon genggam, lalu mengajak ketemuan. Dan akhirnya mereka bisa sampai berlanjut hingga menjalin hubungan.
Ditambah lagi dengan kecanggihan teknologi handphone yang dilengkapi fasilitas internet secara mudah sehingga kita tidak perlu repot ke warnet hanya untuk membuka facebook atau twitter. Kita bisa langsung membuka lewat handphone yang selalu kita bawa kemana-mana. Itu menambah mudah para remaja berhubungan dengan internet secara mudah dimana pun mereka inginkan.
Dengan kemudahan yang ada untuk berhubungan dengan internet menjadikan anak remaja yang menggunakan situs jejaring sosial tersebut menjadi lupa dengan keadaan disekitarnya. seperti halnya kewajiban-kewajiban tugas sekolah yang terlalaikan hingga tidur larut malam hanya karena adanya hobi baru mereka menggunakan internet. Mereka menjadi sering sibuk sendiri dengan update status mereka, mengomentari status teman, dan lain sebagainya. Bahkan pada hal-hal tertentu misalnya sedang berada di dalam kelas saat pelajaran, mereka masih bisa online internet hanya sekedar melihat pemberitahuan baru di facebook mereka atau update status di twitter.
Hal tersebut sekarang sudah menjadi hal yang biasa bagi kalangan remaja saat ini. Padahal itu kurang baik pada perilaku mereka yang mencerminkan sikap kurang adanya kepedulian mereka terhadap guru yang sedang berada di dalam kelas. Selain itu, situs jejaring sosial tersebut bisa jadi tempat mereka untuk meluapakan perasaan mereka dengan langsung mengupdate statusnya. Dari situ teman-temannya bisa langsung mengetahui kondisi temanya yang sedang ada masalah. lalu tinggal mengomentari statusnya.
Dari adanya trend baru yang terjadi saat ini banyak mempengaruhi sikap anak remaja masa kini yang rajin untuk memberitahu hal-hal apa saja yang dilakukan setiap saat dengan menulis status. Hal itu lumrah saja dilakukan oleh para remaja tetapi hanya saja mereka harus bisa mengetahui situasi-situasi tertentu disaat mereka bisa update status dan tidak perlu. Karena itu bisa menjadi hal yang negative jika kita tidak melakukan secara benar. dan bisa menjadi masalah baru jika kita menulis sesuatu yang tidak baik. Kita pun perlu membatasi diri kita supaya kita juga tidak terlalu berlebihan akan segala sesuatunya dan tidak melalaikan tugas yang sudah menjadi tanggung jawab kita. Jadi, itu semua kembali kepada masing-masing individu yang pintar-pintar dalam menggunakan kegunaan internet secara baik dan teratur.
Sabtu, 15 Mei 2010
Metode Belajar Mengajar Kreatif di Kelas
PELATIHAN DAN KREATIVITAS
kreativitas harus memainkan peran sentral dalam semua pelatihan berkualitas tinggi
mengeksplorasi hubungan antara kreativitas dan proses pembinaan. Dalam beberapa tahun terakhir kedua bidang usaha di bidang pendidikan telah menerima cukup tekan. Kurangnya kreativitas dalam kelas adalah ratapan sering dan bendera sedang diterbangkan untuk proses pembinaan di banyak sekolah dan perguruan tinggi.
Kreativitas dapat didefinisikan sebagai 'dan tujuan pencarian yang disengaja untuk inovasi dalam pemecahan masalah' Pelatihan dapat didefinisikan sebagai 'memfasilitasi pembelajaran dan pengembangan lain'
Menjelajahi koneksi
Orang mungkin berpendapat bahwa kedua proses memiliki sedikit lebih banyak kesamaan dari mereka berada di populer dalam pendidikan saat ini. Namun ada cara yang halus dalam mendukung pembinaan berpikir kreatif. Untuk mengeksplorasi lebih lanjut, perlu untuk memahami sedikit lebih tentang proses pelatihan. Pelatihan tidak hanya digunakan dalam konteks pembangunan atau belajar tetapi juga untuk memecahkan masalah. Mempertimbangkan pemecahan masalah menjadi proses pembelajaran dan mendorong pengalihan keterampilan pemecahan masalah dari satu konteks ke yang lain. Pelatihan yang berbeda dari mentoring, adalah proses menggambar mencari solusi dari orang lain atau sekelompok orang, melalui pertanyaan. Hal ini ditandai dengan tidak menghakimi dan non-pendekatan kritis dan oleh penerima pembinaan datang dengan mereka solusi sendiri,. Mentoring di sisi lain, adalah lebih tentang ide-ide penawaran, strategi dan pendekatan, biasanya dari pengalaman pribadi mentor. Dengan mentoring sifatnya melibatkan mentor membuat penilaian mengenai apa yang dibutuhkan dan apa yang ditawarkan. Ada banyak wacana akademis tentang makna dari proses ini dan untuk yang lebih mendalam dalam satu account bisa melihat ke salah satu buku yang direkomendasikan di akhir artikel ini. Cukuplah untuk mengatakan makna gelisah dan memiliki beberapa aspek yang tumpang tindih. Apa adalah kunci di sini adalah bahwa pembinaan tidak menghakimi, non-kritis dan adalah proses dimana penerima pembinaan tidak semua proses intelektual. Sebaliknya, pelatih menyediakan kerangka pertanyaan yang melakukan beberapa hal penting:
1. Berupaya untuk menghasilkan dan mempertahankan orang-orang dalam negara yang positif dan akal pikiran
2. Menggunakan pola linguistik yang mendukung orang untuk berpikir sekitar keterbatasan untuk mencapai hasil yang mereka
3. tampilan. Sebuah Gelar bahwa selalu ada cara untuk mencapai tujuan tertentu
4. Tantangan keyakinan yang membatasi pemikiran inovatif
5 Apakah tujuan dan langsung Faktor-faktor ini membantu baik secara langsung maupun tidak langsung menantang kreativitas pola pikir yang mencegah terjadi dan mendorong kondisi pikiran yang menghasilkan pemikiran inovatif. Pelatihan memiliki potensi untuk mendorong orang untuk mengevaluasi kembali konstruksi pribadi (keyakinan) yang dapat menghalangi kreativitas. Sebagai contoh:
• Beberapa orang yang kreatif dan beberapa orang tidak - pelatih mungkin menjawab: "Siapa bilang ini benar?"
• Orang-orang kreatif berada di luar normal dan mungkin dianggap aneh - pelatih bisa merespon: "Jadi bagaimana kau bisa membantah pernyataan itu?"
• Kreativitas adalah sembrono dan tidak disiplin - yang pembinaan mungkin menanggapi: "Apa bukti Anda untuk ini, secara khusus?"
• Saya tidak kreatif, tidak pernah telah, tidak akan pernah - pelatih yang mungkin merespon "Jadi Anda tidak pernah memecahkan masalah sendiri sebelum itu?"
Pribadi seperti konstruksi dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk berpikir dengan cara inovatif dalam menanggapi sebuah tantangan. Apa yang dapat menyediakan pelatihan adalah pola linguistik dan proses untuk memungkinkan individu untuk merespon dengan cara-cara inovatif.
Model pembinaan
Ada model pelatihan yang tersedia. Saya telah mengembangkan model tahap-enam langkah dalam upaya untuk menyediakan model yang komprehensif untuk pengaturan pendidikan. Memperhatikan kekuatan dan mempertahankan orang dalam pola pikir akal yang penting untuk berpikir kreatif. Target Mengidentifikasi sasaran yang ingin dicapai dan menjelajahi motivasi untuk mencapainya. Langkah ini orang fokus diri dari masalah menuju hasil positif yang diinginkan dan mendorong pemikiran kreatif. Menjelajahi Real situasi situasi saat ini dalam kaitannya dengan target dan mengidentifikasi keyakinan yang membatasi. ini bagian dari model permukaan berusaha membangun pribadi yang mencegah kreativitas dan menantang mereka secara langsung. Mencari ide ide yang mungkin berhasil mencapai target yang diinginkan dan mengatasi keyakinan yang membatasi. Bagian dari model ini adalah tempat kreativitas langsung dipanggil. Keputusan memilih pilihan yang paling sesuai dari ide-ide yang dihasilkan. Bagian dari model ini mendorong berpikir konvergen sebagai pribadi ulasan pilihan kreatif yang dihasilkan dalam 'tahap Ideas. Evaluasi. Ada dua bagian dalam tahap evaluasi:
1.Yang Mengevaluasi solusi sekarang - mengeksplorasi komitmen untuk setuju keputusan
2.Mengevaluasi kemudian - menyetujui waktu untuk menindaklanjuti tindakan yang diambil yang timbul dari keputusan tersebut.
kreativitas harus memainkan peran sentral dalam semua pelatihan berkualitas tinggi
mengeksplorasi hubungan antara kreativitas dan proses pembinaan. Dalam beberapa tahun terakhir kedua bidang usaha di bidang pendidikan telah menerima cukup tekan. Kurangnya kreativitas dalam kelas adalah ratapan sering dan bendera sedang diterbangkan untuk proses pembinaan di banyak sekolah dan perguruan tinggi.
Kreativitas dapat didefinisikan sebagai 'dan tujuan pencarian yang disengaja untuk inovasi dalam pemecahan masalah' Pelatihan dapat didefinisikan sebagai 'memfasilitasi pembelajaran dan pengembangan lain'
Menjelajahi koneksi
Orang mungkin berpendapat bahwa kedua proses memiliki sedikit lebih banyak kesamaan dari mereka berada di populer dalam pendidikan saat ini. Namun ada cara yang halus dalam mendukung pembinaan berpikir kreatif. Untuk mengeksplorasi lebih lanjut, perlu untuk memahami sedikit lebih tentang proses pelatihan. Pelatihan tidak hanya digunakan dalam konteks pembangunan atau belajar tetapi juga untuk memecahkan masalah. Mempertimbangkan pemecahan masalah menjadi proses pembelajaran dan mendorong pengalihan keterampilan pemecahan masalah dari satu konteks ke yang lain. Pelatihan yang berbeda dari mentoring, adalah proses menggambar mencari solusi dari orang lain atau sekelompok orang, melalui pertanyaan. Hal ini ditandai dengan tidak menghakimi dan non-pendekatan kritis dan oleh penerima pembinaan datang dengan mereka solusi sendiri,. Mentoring di sisi lain, adalah lebih tentang ide-ide penawaran, strategi dan pendekatan, biasanya dari pengalaman pribadi mentor. Dengan mentoring sifatnya melibatkan mentor membuat penilaian mengenai apa yang dibutuhkan dan apa yang ditawarkan. Ada banyak wacana akademis tentang makna dari proses ini dan untuk yang lebih mendalam dalam satu account bisa melihat ke salah satu buku yang direkomendasikan di akhir artikel ini. Cukuplah untuk mengatakan makna gelisah dan memiliki beberapa aspek yang tumpang tindih. Apa adalah kunci di sini adalah bahwa pembinaan tidak menghakimi, non-kritis dan adalah proses dimana penerima pembinaan tidak semua proses intelektual. Sebaliknya, pelatih menyediakan kerangka pertanyaan yang melakukan beberapa hal penting:
1. Berupaya untuk menghasilkan dan mempertahankan orang-orang dalam negara yang positif dan akal pikiran
2. Menggunakan pola linguistik yang mendukung orang untuk berpikir sekitar keterbatasan untuk mencapai hasil yang mereka
3. tampilan. Sebuah Gelar bahwa selalu ada cara untuk mencapai tujuan tertentu
4. Tantangan keyakinan yang membatasi pemikiran inovatif
5 Apakah tujuan dan langsung Faktor-faktor ini membantu baik secara langsung maupun tidak langsung menantang kreativitas pola pikir yang mencegah terjadi dan mendorong kondisi pikiran yang menghasilkan pemikiran inovatif. Pelatihan memiliki potensi untuk mendorong orang untuk mengevaluasi kembali konstruksi pribadi (keyakinan) yang dapat menghalangi kreativitas. Sebagai contoh:
• Beberapa orang yang kreatif dan beberapa orang tidak - pelatih mungkin menjawab: "Siapa bilang ini benar?"
• Orang-orang kreatif berada di luar normal dan mungkin dianggap aneh - pelatih bisa merespon: "Jadi bagaimana kau bisa membantah pernyataan itu?"
• Kreativitas adalah sembrono dan tidak disiplin - yang pembinaan mungkin menanggapi: "Apa bukti Anda untuk ini, secara khusus?"
• Saya tidak kreatif, tidak pernah telah, tidak akan pernah - pelatih yang mungkin merespon "Jadi Anda tidak pernah memecahkan masalah sendiri sebelum itu?"
Pribadi seperti konstruksi dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk berpikir dengan cara inovatif dalam menanggapi sebuah tantangan. Apa yang dapat menyediakan pelatihan adalah pola linguistik dan proses untuk memungkinkan individu untuk merespon dengan cara-cara inovatif.
Model pembinaan
Ada model pelatihan yang tersedia. Saya telah mengembangkan model tahap-enam langkah dalam upaya untuk menyediakan model yang komprehensif untuk pengaturan pendidikan. Memperhatikan kekuatan dan mempertahankan orang dalam pola pikir akal yang penting untuk berpikir kreatif. Target Mengidentifikasi sasaran yang ingin dicapai dan menjelajahi motivasi untuk mencapainya. Langkah ini orang fokus diri dari masalah menuju hasil positif yang diinginkan dan mendorong pemikiran kreatif. Menjelajahi Real situasi situasi saat ini dalam kaitannya dengan target dan mengidentifikasi keyakinan yang membatasi. ini bagian dari model permukaan berusaha membangun pribadi yang mencegah kreativitas dan menantang mereka secara langsung. Mencari ide ide yang mungkin berhasil mencapai target yang diinginkan dan mengatasi keyakinan yang membatasi. Bagian dari model ini adalah tempat kreativitas langsung dipanggil. Keputusan memilih pilihan yang paling sesuai dari ide-ide yang dihasilkan. Bagian dari model ini mendorong berpikir konvergen sebagai pribadi ulasan pilihan kreatif yang dihasilkan dalam 'tahap Ideas. Evaluasi. Ada dua bagian dalam tahap evaluasi:
1.Yang Mengevaluasi solusi sekarang - mengeksplorasi komitmen untuk setuju keputusan
2.Mengevaluasi kemudian - menyetujui waktu untuk menindaklanjuti tindakan yang diambil yang timbul dari keputusan tersebut.
Tokoh – tokoh imaginatif yang menggambarkan 4P (Pribadi, Proses, Pendorong, dan Produk)
Model 4P kreativitas
( (Sumber: Diadaptasi dari Couger (1995:5))
* Pribadi Orang kreatif
Csikszentmihalyi
Membedakan orang yang kreatif dalam definisi yang menyatakan bahwa tidak ada potongan karakteristik yang jelas dapat dialokasikan untuk individu untuk menyatakan kepadanya atau seseorang sebagai yang mampu menciptakan baru (misalnya produk atau jasa baru). Individu kreatif pada kecenderungan untuk kognitif tingkat pertama atau dia "karena untuk genetik diberikan domain ". Seseorang dengan sensitivitas yang jelas ("sistem saraf") untuk warna akan memiliki keuntungan dalam berfokus pada seni. Hal yang sama berlaku untuk orang dengan attunement untuk suara yang akan memiliki keunggulan dalam musik. Sebuah komponen penting dari kreativitas adalah kedua kepentingan "dalam domain ". Fakta ini juga tampak jelas dalam lingkungan kewirausahaan, di mana sejumlah besar usaha baru yang sukses didirikan karena untuk pengusaha bunga dalam bidang spesifik, industri atau bahkan hobi.
Komponen ketiga dalam definisinya menekankan akses "ke domain ". Peranan langsung lingkungan sosial individu itu adalah penting dalam berpikir kreatif. Penulis benar menggambarkan domain ini. sebagai " modal budaya ". lingkungan ini dapat, misalnya, "tertarik pada buku "," merangsang percakapan ", model peran" "dan" harapan untuk kemajuan pendidikan "
Rothenberg and Hausman
Merumuskan definisi sekitarnya fungsi kognitif, psikolinguistik dan kepribadian teori. Definisi menggambarkan orang kreatif sebagai seseorang dengan biasa berpikir dengan hasil positif.
Findlay dan Lumsden
mendefinisikan orang kreatif sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk memecahkan
problem dan masalah dalam situasi di mana konteks masalah dan interpretasi tidak jelas.
Boden
Mendefinisikan kreativitas secara lebih individual cara sederhana dengan cara mengamati orang kreatif sebagai individu yang menghasilkan ide-ide baru dari konsep-konsep yang ada dengan hasil yang biasanya "menarik". Definisi selanjutnya menunjukkan bahwa kreatif hasil atau hal baru yang tidak seharusnya selalu berkelanjutan.
MacKinnon, di Isaksen
Perbedaan dibuat antara sifat-sifat kepribadian yang kreatif dan teori-teori situasional dalam mendefinisikan kreativitas. Interaksi antara variabel-variabel yang jauh lebih deskriptif dalam mendefinisikan konsep. Penulis menyarankan bahwa masa depan penelitian dalam mendefinisikan kreativitas dan memprediksi perilaku kreatif (yang kreatif orang) harus mengintegrasikan faktor-faktor ini.
Shaw and Runco
Termasuk dalam definisi mereka orang kreatif . Mereka mengamati terjadinya kreativitas didorong dengan "marah, takut, sedih dan malu "serta tanggapan emosional tertentu, misalnya" baik , perasaan, berjalan di udara dan euforia "dan juga" ditolak, validasi, tekanan eksternal, depresi, kecemasan dan self-depresiasi ". Itu akibatnya penulis melampirkan afektif negara . Orang kreatif sebagai komponen penting dari definisi dan mendorong perannya dalam kreatif kinerja.
Ford
mendefinisikan orang kreatif sebagai individu dengan kemampuan untuk berpikir dalam mode yang berbeda, dibandingkan dengan konvergen. (Yang terakhir ini mencakup tingkat tinggi kesamaan dalam berpikir fokus pada pemikiran terpusat) dan rendahnya tingkat abstraksi. Berbeda berpikir tingkat tinggi mencakup abstraksi serta tinggi dalam pemikiran (karena menerapkan teknik yang memotivasi asosiasi bebas unsur terkait, tema atau entitas).
Amabile yang input dianggap sebagai perintis dalam bidang kreativitas, mengembangkan tiga komponen "model" yang menggabungkan tiga konsep-konsep yang saling terkait, sebagai akibatnya, mendefinisikan kreativitas membangun. Ilustrasi grafik berikut menunjukkan komposisi model.
* Proses kreatif
Davis
membedakan makna yang berbeda dari kreatif proses dengan cara dari tiga tampilan yang berbeda. Arti pertama meliputi langkah-langkah yang berurutan dari mengidentifikasi masalah dan sampai solusi novel tersebut. Kedua hal itu menunjukkan " persepsi cepat " perubahan yang terjadi saat penciptaan ide baru terjadi dalam waktu singkat. Yang mencakup ketiga makna semua teknik yang digunakan ketika ide-ide baru atau solusi yang dihasilkan.
John Dewey John Dewey
mengembangkan kreativitas-proses pada tahun 1937 yang tinggal di dua langkah dasar:
1. Sebuah kondisi ketidakpastian, "bingung", atau masalah situasi.
2. Sebuah fase inkuisisi yang melibatkan bahwa akuisisi informasi yang relevan yang akan mengarah ke solusi yang efektif
Torrence
mengembangkan proses lima langkah berikut ini pada tahun 1977:
1. Identifikasi masalah atau "kesenjangan dalam informasi"
2.Membangkitkan ide atau hipotesis
3.Pengujian dan / atau mengubah hipotesis
4. Mengkomunikasikan hasil
* Pendorong Kreatif
Rogers
Mengembangkan tiga kondisi lingkungan yang mendukung dalam hal:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman
Lingkungan kreatif harus memotivasi keberadaan batas-batas dan keterbatasan konvensional. Para individu untuk itu perlu menilai informasi baru dalam konteks yang asli agar mendirikan
berpikir kreatif. Penulis aksen variabel-variabel tertentu di bidang sosial lingkungan yang menghalangi keterbukaan pikiran: pengalaman masa lalu, budaya batas-batas, norma-norma sosial, ketakutan dan kecemasan dari hasil masa depan. Existensionality adalah kebalikan dasar defensif psikologis berpikir.
2. Internal lokus evaluasi
Lingkungan kreatif adalah juga lingkungan yang memungkinkan untuk mengevaluasi / gagasan sendiri novel dan / atau produk tanpa kritik eksternal. Dengan demikian berarti bahwa lingkungan harus memungkinkan individu untuk pertama mengembangkan kepercayaan diri dalam apa yang dianggap sebagai baru dan kedua untuk mengambil risiko yang memungkinkan diferensiasi. Teori ini tidak mengecualikan penilaian atau umpan balik dari orang lain, tetapi awal penilaian harus diberikan pada individu. Amabile (1983) mendukung aspek ini dan klaim bahwa hukuman dari sumber eksternal biasanya memiliki pengaruh negatif terhadap perkembangan kreatif. Intrinsic motivation Motivasi intrinsik harus dibina dan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi lebih kreatif dari hukuman dari luar dalam hal yang non-kreatif.
3. Kemampuan untuk mainan dengan unsur-unsur dan konsep-konsep
Lingkungan kreatif perlu mentolerir kemampuan untuk "bermain". non-kaku
seperangkat aturan harus memfasilitasi kesempatan untuk mengeksplorasi masalah dalam
cara main-main seperti lingkungan. Ini termasuk bebas generasi ide, inklusi warna, penghargaan dari angka yang berbeda dan mengeksplorasi konsep kombinasi yang tidak terkait. Rogers (1954), sebagai ditampilkan di McManus (1999:6) menekankan, bagaimanapun, bahwa "bermain berkontribusi untuk produktivitas kreatif hanya ketika memfasilitasi peluang untuk meningkatkan kompleksitas kesadaran atau kekuatan motivasi intrinsik "
* Produk Kreativitas
Couger
berpendapat bahwa produk kreativitas harus didasarkan pada pengukuran dua kali lipat, pertama keunikan atau kebaruan dan utilitas kedua atau nilai tambah. Penulis daftar sejumlah karakteristik produk kreativitas yang diukur dalam rangka untuk menentukan pembaharuan atau utilitas:
1. Berkualitas aktivitas intelektual atau kekuatan kreatif
2. Kegunaan
3. Kebaruan disertai dengan mengatasi kesulitan tertentu dalam creation process proses penciptaan
4. Sebuah percobaan tahap yang tepat sebelum novel "perantaraan" terjadi
5. Persepsi negatif dan sceptisism sebelum keberhasilan kebaruan
6. Kebutuhan yang tidak puas, sebelum produk tersebut ada
7. Bukti pendapatan meningkat / penjualan setelah pengenalan produk (Sehingga nilai tambah)
8. Bukti baru tepat: "baru dari sebuah" kombinasi, "baru dari , baru aplikasi ", dan kinematik baru spasial", baru dari penghapusan bagian tak berguna "dan" baru dari substitusi ".
Brogden dan Sprecher
Menyatakan bahwa hanya 14 studi up tahun 1995 menunjukkan bukti bagaimana mengukur kebaruan sebenarnya dari produk, karena itu merupakan hasil dari proses berpikir kreatif. Tidak kemajuan ini ditemukan dalam pencarian untuk temuan yang lebih baru, sehingga membuka kesempatan untuk penelitian lebih lanjut.
( (Sumber: Diadaptasi dari Couger (1995:5))
* Pribadi Orang kreatif
Csikszentmihalyi
Membedakan orang yang kreatif dalam definisi yang menyatakan bahwa tidak ada potongan karakteristik yang jelas dapat dialokasikan untuk individu untuk menyatakan kepadanya atau seseorang sebagai yang mampu menciptakan baru (misalnya produk atau jasa baru). Individu kreatif pada kecenderungan untuk kognitif tingkat pertama atau dia "karena untuk genetik diberikan domain ". Seseorang dengan sensitivitas yang jelas ("sistem saraf") untuk warna akan memiliki keuntungan dalam berfokus pada seni. Hal yang sama berlaku untuk orang dengan attunement untuk suara yang akan memiliki keunggulan dalam musik. Sebuah komponen penting dari kreativitas adalah kedua kepentingan "dalam domain ". Fakta ini juga tampak jelas dalam lingkungan kewirausahaan, di mana sejumlah besar usaha baru yang sukses didirikan karena untuk pengusaha bunga dalam bidang spesifik, industri atau bahkan hobi.
Komponen ketiga dalam definisinya menekankan akses "ke domain ". Peranan langsung lingkungan sosial individu itu adalah penting dalam berpikir kreatif. Penulis benar menggambarkan domain ini. sebagai " modal budaya ". lingkungan ini dapat, misalnya, "tertarik pada buku "," merangsang percakapan ", model peran" "dan" harapan untuk kemajuan pendidikan "
Rothenberg and Hausman
Merumuskan definisi sekitarnya fungsi kognitif, psikolinguistik dan kepribadian teori. Definisi menggambarkan orang kreatif sebagai seseorang dengan biasa berpikir dengan hasil positif.
Findlay dan Lumsden
mendefinisikan orang kreatif sebagai seseorang yang memiliki kemampuan untuk memecahkan
problem dan masalah dalam situasi di mana konteks masalah dan interpretasi tidak jelas.
Boden
Mendefinisikan kreativitas secara lebih individual cara sederhana dengan cara mengamati orang kreatif sebagai individu yang menghasilkan ide-ide baru dari konsep-konsep yang ada dengan hasil yang biasanya "menarik". Definisi selanjutnya menunjukkan bahwa kreatif hasil atau hal baru yang tidak seharusnya selalu berkelanjutan.
MacKinnon, di Isaksen
Perbedaan dibuat antara sifat-sifat kepribadian yang kreatif dan teori-teori situasional dalam mendefinisikan kreativitas. Interaksi antara variabel-variabel yang jauh lebih deskriptif dalam mendefinisikan konsep. Penulis menyarankan bahwa masa depan penelitian dalam mendefinisikan kreativitas dan memprediksi perilaku kreatif (yang kreatif orang) harus mengintegrasikan faktor-faktor ini.
Shaw and Runco
Termasuk dalam definisi mereka orang kreatif . Mereka mengamati terjadinya kreativitas didorong dengan "marah, takut, sedih dan malu "serta tanggapan emosional tertentu, misalnya" baik , perasaan, berjalan di udara dan euforia "dan juga" ditolak, validasi, tekanan eksternal, depresi, kecemasan dan self-depresiasi ". Itu akibatnya penulis melampirkan afektif negara . Orang kreatif sebagai komponen penting dari definisi dan mendorong perannya dalam kreatif kinerja.
Ford
mendefinisikan orang kreatif sebagai individu dengan kemampuan untuk berpikir dalam mode yang berbeda, dibandingkan dengan konvergen. (Yang terakhir ini mencakup tingkat tinggi kesamaan dalam berpikir fokus pada pemikiran terpusat) dan rendahnya tingkat abstraksi. Berbeda berpikir tingkat tinggi mencakup abstraksi serta tinggi dalam pemikiran (karena menerapkan teknik yang memotivasi asosiasi bebas unsur terkait, tema atau entitas).
Amabile yang input dianggap sebagai perintis dalam bidang kreativitas, mengembangkan tiga komponen "model" yang menggabungkan tiga konsep-konsep yang saling terkait, sebagai akibatnya, mendefinisikan kreativitas membangun. Ilustrasi grafik berikut menunjukkan komposisi model.
* Proses kreatif
Davis
membedakan makna yang berbeda dari kreatif proses dengan cara dari tiga tampilan yang berbeda. Arti pertama meliputi langkah-langkah yang berurutan dari mengidentifikasi masalah dan sampai solusi novel tersebut. Kedua hal itu menunjukkan " persepsi cepat " perubahan yang terjadi saat penciptaan ide baru terjadi dalam waktu singkat. Yang mencakup ketiga makna semua teknik yang digunakan ketika ide-ide baru atau solusi yang dihasilkan.
John Dewey John Dewey
mengembangkan kreativitas-proses pada tahun 1937 yang tinggal di dua langkah dasar:
1. Sebuah kondisi ketidakpastian, "bingung", atau masalah situasi.
2. Sebuah fase inkuisisi yang melibatkan bahwa akuisisi informasi yang relevan yang akan mengarah ke solusi yang efektif
Torrence
mengembangkan proses lima langkah berikut ini pada tahun 1977:
1. Identifikasi masalah atau "kesenjangan dalam informasi"
2.Membangkitkan ide atau hipotesis
3.Pengujian dan / atau mengubah hipotesis
4. Mengkomunikasikan hasil
* Pendorong Kreatif
Rogers
Mengembangkan tiga kondisi lingkungan yang mendukung dalam hal:
1. Keterbukaan terhadap pengalaman
Lingkungan kreatif harus memotivasi keberadaan batas-batas dan keterbatasan konvensional. Para individu untuk itu perlu menilai informasi baru dalam konteks yang asli agar mendirikan
berpikir kreatif. Penulis aksen variabel-variabel tertentu di bidang sosial lingkungan yang menghalangi keterbukaan pikiran: pengalaman masa lalu, budaya batas-batas, norma-norma sosial, ketakutan dan kecemasan dari hasil masa depan. Existensionality adalah kebalikan dasar defensif psikologis berpikir.
2. Internal lokus evaluasi
Lingkungan kreatif adalah juga lingkungan yang memungkinkan untuk mengevaluasi / gagasan sendiri novel dan / atau produk tanpa kritik eksternal. Dengan demikian berarti bahwa lingkungan harus memungkinkan individu untuk pertama mengembangkan kepercayaan diri dalam apa yang dianggap sebagai baru dan kedua untuk mengambil risiko yang memungkinkan diferensiasi. Teori ini tidak mengecualikan penilaian atau umpan balik dari orang lain, tetapi awal penilaian harus diberikan pada individu. Amabile (1983) mendukung aspek ini dan klaim bahwa hukuman dari sumber eksternal biasanya memiliki pengaruh negatif terhadap perkembangan kreatif. Intrinsic motivation Motivasi intrinsik harus dibina dan menghasilkan kinerja yang lebih tinggi lebih kreatif dari hukuman dari luar dalam hal yang non-kreatif.
3. Kemampuan untuk mainan dengan unsur-unsur dan konsep-konsep
Lingkungan kreatif perlu mentolerir kemampuan untuk "bermain". non-kaku
seperangkat aturan harus memfasilitasi kesempatan untuk mengeksplorasi masalah dalam
cara main-main seperti lingkungan. Ini termasuk bebas generasi ide, inklusi warna, penghargaan dari angka yang berbeda dan mengeksplorasi konsep kombinasi yang tidak terkait. Rogers (1954), sebagai ditampilkan di McManus (1999:6) menekankan, bagaimanapun, bahwa "bermain berkontribusi untuk produktivitas kreatif hanya ketika memfasilitasi peluang untuk meningkatkan kompleksitas kesadaran atau kekuatan motivasi intrinsik "
* Produk Kreativitas
Couger
berpendapat bahwa produk kreativitas harus didasarkan pada pengukuran dua kali lipat, pertama keunikan atau kebaruan dan utilitas kedua atau nilai tambah. Penulis daftar sejumlah karakteristik produk kreativitas yang diukur dalam rangka untuk menentukan pembaharuan atau utilitas:
1. Berkualitas aktivitas intelektual atau kekuatan kreatif
2. Kegunaan
3. Kebaruan disertai dengan mengatasi kesulitan tertentu dalam creation process proses penciptaan
4. Sebuah percobaan tahap yang tepat sebelum novel "perantaraan" terjadi
5. Persepsi negatif dan sceptisism sebelum keberhasilan kebaruan
6. Kebutuhan yang tidak puas, sebelum produk tersebut ada
7. Bukti pendapatan meningkat / penjualan setelah pengenalan produk (Sehingga nilai tambah)
8. Bukti baru tepat: "baru dari sebuah" kombinasi, "baru dari , baru aplikasi ", dan kinematik baru spasial", baru dari penghapusan bagian tak berguna "dan" baru dari substitusi ".
Brogden dan Sprecher
Menyatakan bahwa hanya 14 studi up tahun 1995 menunjukkan bukti bagaimana mengukur kebaruan sebenarnya dari produk, karena itu merupakan hasil dari proses berpikir kreatif. Tidak kemajuan ini ditemukan dalam pencarian untuk temuan yang lebih baru, sehingga membuka kesempatan untuk penelitian lebih lanjut.
Rabu, 13 Januari 2010
Kiamat Memang Sudah Dekat
Kiamat bagi sebagian orang adalah peristiwa magis cenderung komikal, melibatkan naga berkepala tujuh atau jembatan dari rambut dibelah tujuh. Peristiwa ini merupakan intervensi pihak eksternal, yakni Tuhan, yang akan datang menghakimi manusia di hari yang tak terduga.
Lalu, jika tiba peristiwa alam yang meluluhlantakkan sebagian besar Bumi sebelah utara, melenyapkan sebagian besar Eropa, menihilkan kehidupan di Rusia, menyusutkan populasi AS hingga separuh, merusak berat Australia, Jepang, dan menenggelamkan pesisir pantai dunia hingga enam meter, menciutkan populasi Bumi sekurangnya duapuluh persen, lalu membiarkan sisanya dicengkeram iklim ekstrem dan kekacauan global, akankah ini cukup untuk sebuah definisi hari kiamat?
Saya terusik ketika membaca buku Graham Hancock "Fingerprints of the Gods". Dengan bukti-bukti yang ia kompilasi dari peradaban kuno Aztec, Maya, Hopi, dan Mesir, Hancock menemukan jejak peradaban yang kecanggihannya melebihi peradaban modern hari ini, tapi hilang sekitar 10,000 tahun SM oleh sebuah bencana katastrofik yang mengempaskan ras manusia kembali ke Zaman Batu. Bukti geologis pun mendukung bahwa Bumi telah beberapa kali mengalami climate shift.
***
Suku Maya dikenal sangat obsesif terhadap hari kiamat. Mereka percaya lima siklus kehidupan (atau 'matahari') telah terjadi. Dan sistem canggih kalendar mereka (Hancock meyakininya sebagai warisan dan bukan temuan) menghasilkan perhitungan bahwa matahari ke-5 (Tonatiuh), yakni zaman kita sekarang, berlangsung 5125 tahun dan berakhir pada tanggal 23 Desember 2012 AD. Sementara itu, peradaban Mesir Kuno menghitung siklus axial Bumi terhadap kedua belas rasi bintang. Siklus yang totalnya 25,920 tahun ini bergeser teratur, masing-masing 2160 tahun untuk tiap rasi. Posisi kita sekarang, rasi Pisces, telah menuju penghabisan, bertransisi ke Aquarius dengan pergolakan dahsyat.
Dengan pendekatan yang lebih esoterik, Gregg Braden dalam bukunya "Awakening to Zero Point" meninjau fenomena polar shifting, yakni bertukarnya Kutub Utara dan Kutub Selatan yang ditandai oleh melemahnya intensitas medan magnet Bumi — tercatat sudah turun sebanyak tigapulu delapan persen dibandingkan 2000 tahun lalu dan dipercaya akan sampai ke titik nol sekitar tahun 2030 AD. Fenomena alam ini sudah 14 kali terjadi dalam kurun waktu 4,5 juta tahun.
Di luar dari kontroversi saintifik soal teori Hancock dan Braden, sukar untuk disangkal bahwa Bumi kita memang tak lagi sama. Tahun 1998 tercatat sebagai salah satu puncak perilaku alam yang luar biasa. El Nino, disusul oleh La Nina, lalu Tibet dan Afrika Selatan masing-masing mengalami musim dingin dan banjir terburuk dalam limapuluh tahun terakhir. Memasuki tahun 2005, tsunami memporak-porandakan Asia, lalu Katrina menghantam Amerika Serikat. Entah apa lagi yang akan kita hadapi.
Namun pemahaman kita merangkak lamban seperti siput dibandingkan alam yang bagai kuda mengamuk. Isu pemanasan global membutuhkan satu dekade lebih untuk diakui para skeptis dan birokrat. Di Indonesia, sumber energi alternatif baru ramai dibahas setelah harga BBM melonjak, setelah bangsa ini terlanjur ketergantungan minyak. Isu pengolahan sampah dapur hanya sampai taraf bisik-bisik, itu pun setelah gunung sampah longsor dan memakan korban.
Selain upaya kalangan industri yang dirugikan oleh turunnya konsumsi energi fosil, lambannya respons kita juga disebabkan perkembangan sains ke pecahan-pecahan spesialiasi hingga fenomena yang tersebar acak jarang diintegrasikan menjadi satu gambaran utuh, dan tanpa sebuah model analisa yang sanggup menunjuk satu tanggal pasti, bencana katastrofik ini hanya menjadi wacana spekulatif. Sekarang ini bisa dibilang kita dibanjiri data dan gejala tanpa sebuah kerangka diagnosa.
Pengetahuan kita tentang akhir dunia pun stagnan dalam kerangka mitos biblikal yang sulit dikorelasikan dengan efek panjang kebakaran hutan atau eksploitasi alam, hingga lazimlah jika orang beribadah jungkir-balik demi mengantasipasi hari penghakiman tetapi terus membuang sampahnya sembarangan. Untuk itu dibutuhkan pemahaman akan bahaya dari pemanasan global, dan tindakan nyata untuk meresponsnya dengan urgensi skala hari kiamat.
Ada tidaknya hubungan knalpot mobil kita dengan cairnya es di kutub, bukankah kualitas udara yang baik berefek positif bagi semua? Lupakan plang 'Sayangilah Lingkungan'. Kita telah sampai pada era tindakan nyata. Banyak hal kecil yang bisa kita lakukan dari rumah tanpa perlu menunggu siapa-siapa. Perubahan gaya hidup adalah tabungan waktu kita, demi peradaban, demi yang kita cinta.
Angkot kita satu dan sama: Bumi. Tarif yang kita bayar juga sama, mau kiamat jauh atau dekat. Tidak ada angkot lain yang menampung kita jika yang satu ini mogok. Penumpang yang baik akan memelihara dan membantu kendaraan satu-satunya ini. Sekuat tenaga. ©
sumber :http://www.cafenovel.com/antologicerpen_dewilestari_009.php?page=009
Lalu, jika tiba peristiwa alam yang meluluhlantakkan sebagian besar Bumi sebelah utara, melenyapkan sebagian besar Eropa, menihilkan kehidupan di Rusia, menyusutkan populasi AS hingga separuh, merusak berat Australia, Jepang, dan menenggelamkan pesisir pantai dunia hingga enam meter, menciutkan populasi Bumi sekurangnya duapuluh persen, lalu membiarkan sisanya dicengkeram iklim ekstrem dan kekacauan global, akankah ini cukup untuk sebuah definisi hari kiamat?
Saya terusik ketika membaca buku Graham Hancock "Fingerprints of the Gods". Dengan bukti-bukti yang ia kompilasi dari peradaban kuno Aztec, Maya, Hopi, dan Mesir, Hancock menemukan jejak peradaban yang kecanggihannya melebihi peradaban modern hari ini, tapi hilang sekitar 10,000 tahun SM oleh sebuah bencana katastrofik yang mengempaskan ras manusia kembali ke Zaman Batu. Bukti geologis pun mendukung bahwa Bumi telah beberapa kali mengalami climate shift.
***
Suku Maya dikenal sangat obsesif terhadap hari kiamat. Mereka percaya lima siklus kehidupan (atau 'matahari') telah terjadi. Dan sistem canggih kalendar mereka (Hancock meyakininya sebagai warisan dan bukan temuan) menghasilkan perhitungan bahwa matahari ke-5 (Tonatiuh), yakni zaman kita sekarang, berlangsung 5125 tahun dan berakhir pada tanggal 23 Desember 2012 AD. Sementara itu, peradaban Mesir Kuno menghitung siklus axial Bumi terhadap kedua belas rasi bintang. Siklus yang totalnya 25,920 tahun ini bergeser teratur, masing-masing 2160 tahun untuk tiap rasi. Posisi kita sekarang, rasi Pisces, telah menuju penghabisan, bertransisi ke Aquarius dengan pergolakan dahsyat.
Dengan pendekatan yang lebih esoterik, Gregg Braden dalam bukunya "Awakening to Zero Point" meninjau fenomena polar shifting, yakni bertukarnya Kutub Utara dan Kutub Selatan yang ditandai oleh melemahnya intensitas medan magnet Bumi — tercatat sudah turun sebanyak tigapulu delapan persen dibandingkan 2000 tahun lalu dan dipercaya akan sampai ke titik nol sekitar tahun 2030 AD. Fenomena alam ini sudah 14 kali terjadi dalam kurun waktu 4,5 juta tahun.
Di luar dari kontroversi saintifik soal teori Hancock dan Braden, sukar untuk disangkal bahwa Bumi kita memang tak lagi sama. Tahun 1998 tercatat sebagai salah satu puncak perilaku alam yang luar biasa. El Nino, disusul oleh La Nina, lalu Tibet dan Afrika Selatan masing-masing mengalami musim dingin dan banjir terburuk dalam limapuluh tahun terakhir. Memasuki tahun 2005, tsunami memporak-porandakan Asia, lalu Katrina menghantam Amerika Serikat. Entah apa lagi yang akan kita hadapi.
Namun pemahaman kita merangkak lamban seperti siput dibandingkan alam yang bagai kuda mengamuk. Isu pemanasan global membutuhkan satu dekade lebih untuk diakui para skeptis dan birokrat. Di Indonesia, sumber energi alternatif baru ramai dibahas setelah harga BBM melonjak, setelah bangsa ini terlanjur ketergantungan minyak. Isu pengolahan sampah dapur hanya sampai taraf bisik-bisik, itu pun setelah gunung sampah longsor dan memakan korban.
Selain upaya kalangan industri yang dirugikan oleh turunnya konsumsi energi fosil, lambannya respons kita juga disebabkan perkembangan sains ke pecahan-pecahan spesialiasi hingga fenomena yang tersebar acak jarang diintegrasikan menjadi satu gambaran utuh, dan tanpa sebuah model analisa yang sanggup menunjuk satu tanggal pasti, bencana katastrofik ini hanya menjadi wacana spekulatif. Sekarang ini bisa dibilang kita dibanjiri data dan gejala tanpa sebuah kerangka diagnosa.
Pengetahuan kita tentang akhir dunia pun stagnan dalam kerangka mitos biblikal yang sulit dikorelasikan dengan efek panjang kebakaran hutan atau eksploitasi alam, hingga lazimlah jika orang beribadah jungkir-balik demi mengantasipasi hari penghakiman tetapi terus membuang sampahnya sembarangan. Untuk itu dibutuhkan pemahaman akan bahaya dari pemanasan global, dan tindakan nyata untuk meresponsnya dengan urgensi skala hari kiamat.
Ada tidaknya hubungan knalpot mobil kita dengan cairnya es di kutub, bukankah kualitas udara yang baik berefek positif bagi semua? Lupakan plang 'Sayangilah Lingkungan'. Kita telah sampai pada era tindakan nyata. Banyak hal kecil yang bisa kita lakukan dari rumah tanpa perlu menunggu siapa-siapa. Perubahan gaya hidup adalah tabungan waktu kita, demi peradaban, demi yang kita cinta.
Angkot kita satu dan sama: Bumi. Tarif yang kita bayar juga sama, mau kiamat jauh atau dekat. Tidak ada angkot lain yang menampung kita jika yang satu ini mogok. Penumpang yang baik akan memelihara dan membantu kendaraan satu-satunya ini. Sekuat tenaga. ©
sumber :http://www.cafenovel.com/antologicerpen_dewilestari_009.php?page=009
30 Years, It's Just Too Early
"Diperkirakan 30 tahun dari sekarang, bumi dikhawatirkan akan mengalami kehancuran."
Begitulah kutipan kalimat dalam sebuah artikel suratkabar yang dibaca Kania. Ditutupnya koran yang ia pegang kemudian ia mengkalkulasikan umurnya saat ini dengan perkiraan waktu bumi akan hancur.
"Berarti waktu aku umur 47 tahun dong! Haaaaaaaaahhh?!" jerit Kania histeris, membuat Bunda yang melintas di depannya terkejut melihat putrinya menjerit heboh.
"Ada apa, Ka?" tanya Bunda bingung.
Kania teringat langkah pencegahan global warming dari artikel yang baru dibacanya. "Mulai besok aku mau ke sekolah naik sepeda aja, Bun," kata Kania.
"Kan sepedanya dibawa Mas Bima ke Bandung," timpal Bunda.
"Bukan sepeda motor, Bun. Tapi sepeda pancal yang udah lama nggak pernah dipake itu," terang Kania.
"Hah?" Bunda terkejut dengan penjelasan Kania yang terdengar agak nyeleneh itu. "Sekolahmu kan lumayan jauh, Ka. Apa nanti kamu nggak terlambat datangnya?" tanya Bunda, masih tidak mengerti maksud di balik rencana putrinya itu.
"Aku kan bisa berangkat lebih pagi, sekalian olahraga, Bun. Lagipula, aku pernah baca di koran, Pemkot aja udah mencanangkan Bike to Work. Kenapa aku nggak Bike to School? Demi kelangsungan bumi kita tercinta, Bunda." Kania mengakhiri perkataannya sambil tersenyum, Bunda pun dibuat amazed akan jawaban Kania. Beliau kagum putrinya concern juga masalah kondisi bumi yang semakin gawat ini.
***
Esoknya di sekolah.
Kania sudah menjadi pusat perhatian sejak ia mulai mengayuh sepedanya melewati pintu gerbang sekolahnya, bahkan satpam penjaga gerbang saja sampai tercengang.
"Kania?" sebuah suara menyapa Kania yang sedang mengunci sepeda pancalnya di tempat parkir motor.
"Hai, Lintang," sapa Kania, degup jantungnya mendadak semakin cepat. Diam-diam ia naksir sang Ketua Kelas di hadapannya ini.
"Kamu naik sepeda ke sekolah?" tanya Lintang sambil melirik sepeda yang masih tampak mulus di samping Kania.
Kania mengangguk. "Aku nggak mau mati muda soalnya," jawab Kania sambil berlalu, meninggalkan Lintang yang masih belum menangkap maksud jawaban Kania.
Lintang pun mengejar Kania yang melenggang masuk ke dalam sekolah. "Maksud kamu? Kamu nggak sedang mengidap penyakit parah, kan?" tanya Lintang setengah khawatir.
"Nggak kok, Lintang. Ini cuma supaya bumi kita nggak cepat hancur, aku baca di koran prediksinya 30 tahun dari sekarang. Masih banyak yang mau aku lakukan, masih pengen keliling dunia. Duh, pokoknya mati umur 47 masih terlalu muda!" Kania berseru histeris.
Lintang pun dibuat terdiam akan jawaban Kania yang polos itu. Selama ini ia tidak pernah notice hal-hal tentang global warming meski media juga tengah gencar menyiarkan. Tapi, penjelesan sederhana dari cewek yang selama ini ia kagumi ini ternyata mampu menyadarkannya tentang seberapa gawat keadaan bumi sekarang.
30 tahun? Gue juga masih pengen hidup di umur 47, batin Lintang.
"Ka, kamu kan Ketua Osis. Kenapa nggak bikin program aja buat menyelamatkan bumi? Kalau nggak salah kan Pemkot bikin Bike to Work, kita bikin aja Bike to School." Lintang mengusulkan.
Gosh, Lintang. Kenapa kita bisa berpikiran sama sih? batin Kania.
"Boleh. I've been thinking about that actually. Makasih ya usulnya," kata Kania sambil tersenyum manis. Membuat jantung Lintang berdebar kencang saat melihatnya.
"Ka, aku denger kamu naik sepeda ke sekolah," todong Bonie, salah satu sahabat Kania.
Bel istirahat berdering, para siswa SMA Perwira Nasional berhamburan menuju kantin sekolah yang mungil tapi punya tempat makan favorit siswa yang nyaman karena outdoor di area taman. Tidak terkecuali Kania dan ketiga sahabatnya.
"Iya, emang kenapa?" tanya Kania sambil menyeruput es jeruk nipis kesukaannya kala matahari sedang terik-teriknya seperti sekarang.
"Apa kata anak-anak entar, Ka. Masa Ketua Osis naik sepeda? Emang bokap udah nggak mau nganter lagi?" tanya Prita yang selalu mementingkan image di depan orang lain.
"Kalo gue sih cuek aja, Ka. Bodo amat apa kata orang! Di Jakarta, orang yang nekat kayak elo jarang banget. Terusin aja, Ka. Besok gue juga naik sepeda deh ke sekolah." Berbeda dengan pendapat kedua temannya yang lain, Hera yang asli Jakarta malah mendukung Kania.
Kania pun menceritakan tentang artikel yang dibacanya kemarin. "Kalian nggak harus ngikutin caraku kok, kalian boleh ke sekolah naik apa aja sesuka kalian. Tapi usahain jangan bikin polusi semakin meningkat," lanjut Kania.
"Oh gitu ya, Ka. Kemarin aku juga baca artikel kayak gitu juga sih. Ngeri emang ngebayangin kalo bumi kita hancur dalam waktu dekat," sahut Bonie.
"Berarti kita mati muda dong?! NO...!" seru Prita heboh. "Aku kan masih pengen jadi bintang film di Hollywood. Kalo 30 tahun lagi bumi udah hancur, aku nggak bisa ke Hollywood dong!"
"Ya udah, besok lu berangkat ke sekolah naik bemo aja, Prit," kata Hera asal, membuahkan tawa yang mendengarnya. Naik angkutan umum adalah hal yang paling nggak mungkin Prita lakukan. Pikiran-pikiran parno mengenai bemo pun langsung menyergapnya. Prita pun memandang Kania, minta pertolongan.
"Kalo nggak mau naik bemo ya naik sepeda aja, Prit," usul Kania yang malah membuahkan tawa yang semakin keras dari teman-temannya. Membayangkan Prita mengayuh sepeda bakal sama seperti membayangkan betapa lucunya seorang putri manja yang naik sepeda pancal ke sekolah.
"Atau kamu bisa bareng sama aku ke sekolah, Prit. Emang sih mobilku nggak senyaman Mercedez-mu. Apalagi aku barengan sama dua adikku yang masih SD, tapi masih ada tempat kosong kalau kamu mau nebeng. Gimana?" Bonie memberi usul yang kali ini masih agak masuk akal.
"Iya, Prit. Rumah kalian kan sekomplek, barengan aja kan lebih efisien," timpal Kania.
Prita pun mengiyakan. "Ini semua demi mimpiku ke Hollywood," kata Prita menerawang. Kania, Bonie dan Hera pun tertawa terbahak melihat tingkah temannya ini.
***
Esok paginya di sekolah.
Ketika sedang antri untuk memarkirkan sepedanya, Kania dibarengi seorang cowok yang juga naik sepeda pancal ke sekolah. Saat menoleh ke samping, ternyata cowok itu adalah Lintang.
"Lintang? Kamu...." tanya Kania takjub, tak menyangka Lintang yang tampak berwibawa ini akan mengikuti jejaknya.
"Aku juga nggak mau mati muda. Still have lots of things to do," jawab Lintang sembari tersenyum.
Kania dan Lintang pun memarkirkan sepedanya bersebelahan, hal itu tanpa mereka sadari menarik perhatian Hera yang tengah melintas usai memarkirkan sepedanya tepat di depan mereka.
"Duh, romatis bener! Sepedanya sampe diparkir sebelahan gitu," goda Hera sambil melenggang pergi.
Kania pun jadi blushing mendengarnya, ia lihat Lintang juga tampak bingung menyembunyikan wajahnya yang merona.
30 years is just too early for God's sake! ©
sumber :http://www.cafenovel.com/antologicerpen_saranindya_001.php?page=001
Begitulah kutipan kalimat dalam sebuah artikel suratkabar yang dibaca Kania. Ditutupnya koran yang ia pegang kemudian ia mengkalkulasikan umurnya saat ini dengan perkiraan waktu bumi akan hancur.
"Berarti waktu aku umur 47 tahun dong! Haaaaaaaaahhh?!" jerit Kania histeris, membuat Bunda yang melintas di depannya terkejut melihat putrinya menjerit heboh.
"Ada apa, Ka?" tanya Bunda bingung.
Kania teringat langkah pencegahan global warming dari artikel yang baru dibacanya. "Mulai besok aku mau ke sekolah naik sepeda aja, Bun," kata Kania.
"Kan sepedanya dibawa Mas Bima ke Bandung," timpal Bunda.
"Bukan sepeda motor, Bun. Tapi sepeda pancal yang udah lama nggak pernah dipake itu," terang Kania.
"Hah?" Bunda terkejut dengan penjelasan Kania yang terdengar agak nyeleneh itu. "Sekolahmu kan lumayan jauh, Ka. Apa nanti kamu nggak terlambat datangnya?" tanya Bunda, masih tidak mengerti maksud di balik rencana putrinya itu.
"Aku kan bisa berangkat lebih pagi, sekalian olahraga, Bun. Lagipula, aku pernah baca di koran, Pemkot aja udah mencanangkan Bike to Work. Kenapa aku nggak Bike to School? Demi kelangsungan bumi kita tercinta, Bunda." Kania mengakhiri perkataannya sambil tersenyum, Bunda pun dibuat amazed akan jawaban Kania. Beliau kagum putrinya concern juga masalah kondisi bumi yang semakin gawat ini.
***
Esoknya di sekolah.
Kania sudah menjadi pusat perhatian sejak ia mulai mengayuh sepedanya melewati pintu gerbang sekolahnya, bahkan satpam penjaga gerbang saja sampai tercengang.
"Kania?" sebuah suara menyapa Kania yang sedang mengunci sepeda pancalnya di tempat parkir motor.
"Hai, Lintang," sapa Kania, degup jantungnya mendadak semakin cepat. Diam-diam ia naksir sang Ketua Kelas di hadapannya ini.
"Kamu naik sepeda ke sekolah?" tanya Lintang sambil melirik sepeda yang masih tampak mulus di samping Kania.
Kania mengangguk. "Aku nggak mau mati muda soalnya," jawab Kania sambil berlalu, meninggalkan Lintang yang masih belum menangkap maksud jawaban Kania.
Lintang pun mengejar Kania yang melenggang masuk ke dalam sekolah. "Maksud kamu? Kamu nggak sedang mengidap penyakit parah, kan?" tanya Lintang setengah khawatir.
"Nggak kok, Lintang. Ini cuma supaya bumi kita nggak cepat hancur, aku baca di koran prediksinya 30 tahun dari sekarang. Masih banyak yang mau aku lakukan, masih pengen keliling dunia. Duh, pokoknya mati umur 47 masih terlalu muda!" Kania berseru histeris.
Lintang pun dibuat terdiam akan jawaban Kania yang polos itu. Selama ini ia tidak pernah notice hal-hal tentang global warming meski media juga tengah gencar menyiarkan. Tapi, penjelesan sederhana dari cewek yang selama ini ia kagumi ini ternyata mampu menyadarkannya tentang seberapa gawat keadaan bumi sekarang.
30 tahun? Gue juga masih pengen hidup di umur 47, batin Lintang.
"Ka, kamu kan Ketua Osis. Kenapa nggak bikin program aja buat menyelamatkan bumi? Kalau nggak salah kan Pemkot bikin Bike to Work, kita bikin aja Bike to School." Lintang mengusulkan.
Gosh, Lintang. Kenapa kita bisa berpikiran sama sih? batin Kania.
"Boleh. I've been thinking about that actually. Makasih ya usulnya," kata Kania sambil tersenyum manis. Membuat jantung Lintang berdebar kencang saat melihatnya.
"Ka, aku denger kamu naik sepeda ke sekolah," todong Bonie, salah satu sahabat Kania.
Bel istirahat berdering, para siswa SMA Perwira Nasional berhamburan menuju kantin sekolah yang mungil tapi punya tempat makan favorit siswa yang nyaman karena outdoor di area taman. Tidak terkecuali Kania dan ketiga sahabatnya.
"Iya, emang kenapa?" tanya Kania sambil menyeruput es jeruk nipis kesukaannya kala matahari sedang terik-teriknya seperti sekarang.
"Apa kata anak-anak entar, Ka. Masa Ketua Osis naik sepeda? Emang bokap udah nggak mau nganter lagi?" tanya Prita yang selalu mementingkan image di depan orang lain.
"Kalo gue sih cuek aja, Ka. Bodo amat apa kata orang! Di Jakarta, orang yang nekat kayak elo jarang banget. Terusin aja, Ka. Besok gue juga naik sepeda deh ke sekolah." Berbeda dengan pendapat kedua temannya yang lain, Hera yang asli Jakarta malah mendukung Kania.
Kania pun menceritakan tentang artikel yang dibacanya kemarin. "Kalian nggak harus ngikutin caraku kok, kalian boleh ke sekolah naik apa aja sesuka kalian. Tapi usahain jangan bikin polusi semakin meningkat," lanjut Kania.
"Oh gitu ya, Ka. Kemarin aku juga baca artikel kayak gitu juga sih. Ngeri emang ngebayangin kalo bumi kita hancur dalam waktu dekat," sahut Bonie.
"Berarti kita mati muda dong?! NO...!" seru Prita heboh. "Aku kan masih pengen jadi bintang film di Hollywood. Kalo 30 tahun lagi bumi udah hancur, aku nggak bisa ke Hollywood dong!"
"Ya udah, besok lu berangkat ke sekolah naik bemo aja, Prit," kata Hera asal, membuahkan tawa yang mendengarnya. Naik angkutan umum adalah hal yang paling nggak mungkin Prita lakukan. Pikiran-pikiran parno mengenai bemo pun langsung menyergapnya. Prita pun memandang Kania, minta pertolongan.
"Kalo nggak mau naik bemo ya naik sepeda aja, Prit," usul Kania yang malah membuahkan tawa yang semakin keras dari teman-temannya. Membayangkan Prita mengayuh sepeda bakal sama seperti membayangkan betapa lucunya seorang putri manja yang naik sepeda pancal ke sekolah.
"Atau kamu bisa bareng sama aku ke sekolah, Prit. Emang sih mobilku nggak senyaman Mercedez-mu. Apalagi aku barengan sama dua adikku yang masih SD, tapi masih ada tempat kosong kalau kamu mau nebeng. Gimana?" Bonie memberi usul yang kali ini masih agak masuk akal.
"Iya, Prit. Rumah kalian kan sekomplek, barengan aja kan lebih efisien," timpal Kania.
Prita pun mengiyakan. "Ini semua demi mimpiku ke Hollywood," kata Prita menerawang. Kania, Bonie dan Hera pun tertawa terbahak melihat tingkah temannya ini.
***
Esok paginya di sekolah.
Ketika sedang antri untuk memarkirkan sepedanya, Kania dibarengi seorang cowok yang juga naik sepeda pancal ke sekolah. Saat menoleh ke samping, ternyata cowok itu adalah Lintang.
"Lintang? Kamu...." tanya Kania takjub, tak menyangka Lintang yang tampak berwibawa ini akan mengikuti jejaknya.
"Aku juga nggak mau mati muda. Still have lots of things to do," jawab Lintang sembari tersenyum.
Kania dan Lintang pun memarkirkan sepedanya bersebelahan, hal itu tanpa mereka sadari menarik perhatian Hera yang tengah melintas usai memarkirkan sepedanya tepat di depan mereka.
"Duh, romatis bener! Sepedanya sampe diparkir sebelahan gitu," goda Hera sambil melenggang pergi.
Kania pun jadi blushing mendengarnya, ia lihat Lintang juga tampak bingung menyembunyikan wajahnya yang merona.
30 years is just too early for God's sake! ©
sumber :http://www.cafenovel.com/antologicerpen_saranindya_001.php?page=001
Love for Mother Earth
Sudah seminggu ini SMA Perwira Nasional mengadakan aksi hijau di lingkungan sekolah. Banyak juga yang mendukung, namun yang tampak cuek dan ogah-ogahan juga tidak kalah jumlahnya.
"Kurang kerjaan." Iitulah pendapat yang keluar dari mulut Wira, ia termasuk ke kelompok yang terkesan tidak peduli dengan aksi go green di sekolahnya.
Ketika jam istirahat dimulai, Litha memilih berkeliling mengingatkan teman-temannya untuk membuang bungkus makanan mereka ke tempat sampah yang sudah disediakan. Ia bahkan menjelaskan untuk membuang sampah ke tong sesuai jenis sampahnya.
Wira sedang asyik mengunyah kripik kentangnya ketika melihat Litha sibuk wira-wiri mengingatkan orang-orang.
"Kenapa sih dia? Sok peduli banget!" cibir Wira di hadapan teman-teman segengnya.
"Tau tuh! Katanya, dia yang ngusulin aksi hijau di sekolah kita," sahut Nando, teman Wira yang juga apatis akan aksi cinta bumi di SMA Perwira Nasional ini.
"Oh ya?" tanya Wira sambil memandang sosok di seberangnya dengan sinis.
"Gue denger dia jomblo lho, Wir. Aneh ya? Padahal Litha cantik banget, kan?" sahut Nando, yang kedengaran nggak nyambung.
"Maksud lo apa nih, Nan?" tanya Wira kesal. Ia merasa tersindir, karena sudah hampir lulus SMA masih belum juga mendapatkan seseorang yang spesial di hatinya. Seseorang yang nggak cuma cantik fisiknya tapi juga cantik hatinya. Padahal dia sudah dikenal sebagai cowok yang paling banyak fansnya, sayangnya dari fans yang berjibun itu dia belum juga menemukan yang dicarinya. Cewek-cewek yang mengejarnya kebanyakan hanya tertarik dengan harta dan tampilan fisiknya saja. Ia ingin seseorang yang tidak melihat itu semua dari dirinya, ia ingin seseorang yang bisa membuatnya lebih baik.
Wira nggak pernah mengutarakan kriteria cewek idamannya ini ke siapapun, termasuk Nando sahabatnya sejak kelas satu. Somehow, ia merasa sulit mendapatkan cewek dengan kriteria itu dengan reputasinya sekarang—tukang bikin onar, sering skip pelajaran, hobi nongkrong di kantin, dan selalu skeptis terhadap semua kegiatan sekolah. Sehingga ia memutuskan untuk menyimpan impiannya itu rapat-rapat, entah kapan harus dibuka. Mungkin bila sudah menemukan yang tepat.
Tanpa terasa bel masuk berbunyi. Wira dan teman-temannya memutuskan untuk kembali ke kelas.
"Yuk ah, balik. Pelajarannya Pak Rahmat nih. Gue nggak mau kena skorsing lagi," ajak Wira pada Nando sambil meninggalkan bungkusan bekas kripik kentang dan kaleng Cola-nya di atas meja kantin.
Ketika berbalik, ada yang menepuk bahunya dari belakang. Refleks ia berbalik kembali dan menemukan sosok yang membuat mood-nya nggak enak akhir-akhir ini.
"Kalo udah selesai makan dan minum, bungkus plastik sama kalengnya tolong dibuang ke tong sampah ya," ujar Litha ramah sembari menyodorkan bungkus kripik kentang dan kaleng Cola yang tadi ditinggalkan begitu saja oleh Wira.
Merasa disulut amarahnya, Wira mengambil bungkus plastik dan kaleng di tangan Litha dengan kasar lalu membuangnya ke tong sampah di dekat kantin.
"Puas?" kata Wira jutek sambil menatap Litha penuh amarah. Berikutnya ia pergi menyusul teman-teman segengnya yang sudah lebih dulu masuk ke kelas.
Litha memiringkan kepalanya tidak mengerti. She's wondering, apa yang sudah diperbuatnya sampai membuat Wira sedemikian marah kepadanya. Seingatnya, Wira memang terkenal sebagai tukang pembuat onar meski anehnya teman-teman ceweknya banyak yang ngefans gara-gara tampang Wira yang good looking. Namun, dia dan Wira tidak pernah bermasalah sebelumnya.
Sang mentari perlahan beranjak ke sisi lain bumi, membuat pemandangan menjadi bersemu jingga dan meninggalkan kesan hangat. Usai main squash bersama ayahnya, Wira yang sedang menikmati segarnya jus jeruk dingin dari kulkas menyambar majalah Bunda yang tergeletak di ruang tengah, majalah yang memuat tentang pola hidup sehat, penyakit populer, info-info kesehatan sampai kondisi bumi saat ini. Entah kenapa Wira tertarik untuk membaca sebuah artikel mengenai Global Warming. Judul artikel itu "Bumi sedang Koma", Wira penasaran mengenai isinya. Menurutnya, mana ada benda mati yang bisa mengalami koma. Jadi ia memutuskan untuk mencari tahu sendiri apa yang dimaksud penulis dengan mencantumkan judul yang tidak rasional menurutnya itu.
***
Sementara itu, sore-sore begini sudah menjadi hobi Litha untuk menyirami tanaman-tanaman kesayangannya di belakang rumahnya. Kebetulan ibunya juga hobi merawat tanaman, terutama bunga Anggrek. Sehingga terkadang Litha pun berkebun berdua bersama ibunya, seperti sore hari ini.
Sambil menyirami pot-pot euphorbia, Litha bercerita tentang kejadian di sekolah hari ini. Mengenai temannya yang diperingatkan untuk membuang sampah malah marah-marah dan membuatnya sedikit ketakutan karena tatapan matanya yang tajam.
"Apa kamu yakin nggak pernah membuat temen kamu itu marah sebelumnya?" tanya Ibu sambil menyemprot air ke koleksi Anggreknya yang digantung-gantung di bawah net khusus green house.
"Duh, Ibu. Aku selalu berusaha menghindari konflik dari dia. Dia itu terkenal bad boy di sekolah, Ibu kan tahu aku paling benci bikin masalah. Sebisa mungkin aku menghidari masalah," terang Litha.
"Iya, Ibu ngerti. Tapi usul kamu tentang program go green itu, apa semua setuju? Kamu yakin tidak ada yang merasa kontra dengan usul kamu itu, Lit? Biasanya, setelah sebuah pendapat muncul, pro dan kontra pasti akan mengikuti berikutnya."
Litha pun seperti tersadarkan, selama ini ia mengira usulnya untuk mencanangkan program go green di sekolah bakal mulus-mulus saja. Apalagi ia mendapat persetujuan langsung dari Kepala Sekolah, tanpa mengajukan proposal lewat OSIS terlebih dahulu. Ia menganggap, ini kan program untuk kebaikan, bukan program hura-hura yang cuma menghabiskan duit, pasti banyak yang mendukungnya. Ibu seolah baru saja menunjukkan bahwa beberapa pihak, sekecil apapun jumlahnya, pasti ada yang kontra.
"Tapi... Wira kan paling cuek sama kegiatan sekolah," gumam Litha sambil menerawang.
"Namanya Wira? Cowok ya, Lit?" tanya Ibu dengan raut excited. Litha mengangguk menjawab pertanyaan ibu.
"Mungkin dia naksir kamu, Lit. Cowok kan suka usil kalo lagi naksir cewek," goda Ibu yang langsung membuat pipi Litha bersemu kemerahan.
***
Esoknya di sekolah, Sang Ketua OSIS, Fahri, tengah sibuk menata pot tanaman yang kini menghiasi teras depan ruang OSIS. Litha yang sedang melintas pun tertarik untuk menikmati pemandangan baru di sekolahnya ini.
"Wah, pemandangan di sini jadi segar nih!" ujar Litha sambil membantu memindahkan pot-pot kecil berisi bunga.
"Iya, saya juga meletakkannya hampir di teras semua ruangan. Masih baru sebagian sih, sisanya datang nanti siang. Kamu mau membantu?" Fahri membetulkan letak kacamatanya yang agak melorot usai membungkuk menata pot-pot tadi.
"Ya, tentu saja!" ujar Litha bersemangat. Ini kesempatan bisa memandang sang Ketua OSIS dari dekat, diam-diam dia naksir teman sekelasnya ini.
Wira yang baru saja datang, melintas di depan ruang OSIS, di mana Fahri dan Litha sibuk membawa pot-pot tanaman ke depan ruang guru yang ada di sebelah ruang OSIS.
Tak sengaja lengan Wira menyenggol bahu Litha sampai pot bunga yang ada di tangannya terjatuh dan pecah.
"Oops... sori." Spontan Wira minta maaf.
Begitu mendapati Wira yang berdiri di sebelahnya, raut wajahnya langsung berubah menjadi keras.
"Mau kamu sebenarnya apa sih? Saya tau kamu nggak mendukung aksi go green di sekolah ini, tapi nggak perlu bikin kacau dong!" semprot Litha.
Wira bingung harus menjawab apa, karena ia benar-benar tidak sengaja melakukannya. "Gue nggak sengaja tau! Lo jangan asal tuduh ya!" seru Wira akhirnya dan menghambur pergi meninggalkan Litha yang masih kesal akan perbuatannya barusan.
"Udah ngejatuhin, nggak bantuin pula!" Litha ngomel-ngomel sambil membersihkan pecahan pot.
"Sudah, nggak apa-apa, Litha,." kata Fahri sembari membantu Litha.
"Maaf ya, Fahri," balas Litha dengan nada tidak enak hati.
Fahri tersenyum memaklumi.
"Saya dengar pot-pot ini dananya dari kamu pribadi ya?" tanya Litha ketika pot yang pecah selesai dibersihkan. Fahri agak terkejut mendengar pertanyaan Litha.
"Kamu dengar dari mana, Lit?" tanya Fahri tanpa menatap lawan bicaranya. Ia pura-pura merapikan pot di samping kakinya.
"Ya... dari anak-anak. Tapi emang bener ya?" Litha menatap Fahri intense.
Fahri tidak langsung menjawab, ia memutuskan untuk meletakkan pot terakhirnya dulu. "Cuma sedikit rasa terima kasih kepada bumi kok, Lit. Nggak ada apa-apanya dibandingkan kamu yang udah berani mempelopori aksi go green ini. Kamu hebat banget!"
Pipi Litha bersemu merah dipuji begitu. Dalam hati ia membatin, Fahri nggak cuma cakep, pintar dan populer, ia juga berhati emas. Kalo dibandingin sama Wira sih, bagaikan bumi dan langit. Yah meskipun sama-sama cakep dan populer, tapi Fahri jelas punya nilai plus.
***
Hari ini akan diadakan Green Day, dimana semua warga sekolah diwajibkan untuk ikut kerja bakti membersihkan sekolah dan menanam beberapa pohon di halaman sekolah yang sebelumnya gersang.
Litha tampak lebih bersemangat hari ini, mata bulatnya berbinar-binar indah, memancarkan kecantikannya. Ia tampak sibuk menanam tanaman hias di pot besar di teras depan kelasnya bersama beberapa teman sekelasnya.
"Litha," tiba-tiba ada yang memanggilnya.
"Ya?" ujar Litha sembari berdiri dari posisi jongkoknya. Ketika melihat sosok yang berdiri di depannya, her face's turning into a frown. Ia mengira yang memanggilnya tadi adalah Fahri. Namun nyatanya yang ada di hadapannya saat ini adalah orang yang paling tidak ingin ia temui saat ini.
"Gue emang nggak bisa beli pot-pot tanaman buat menghias sekolah kayak Fahri," ujar Wira dengan raut serius.
Litha yang tadinya pengen langsung nyemprot, berpikir dua kali untuk benar-benar melakukannya.
"Tapi gue punya ini buat elo, Lit. Maafin gue ya?" Wira menyodorkan sebuah pot bunga kepada Litha. "Ini sebagai ganti pot yang udah gue pecahin kemarin."
Litha menerima pot bunga itu ragu, ia masih tidak percaya Wira berubah 180 derajat begini.
"Well, thanks." kata Litha sambil tersenyum, menimbulkan gejolak aneh di perut lawan bicaranya.
"Tapi ini bukan buat saya, ini buat bumi. Kamu cinta bumi kan?" tanya Litha di luar dugaan. Wira sempat nggak ngeh dengan maksud perkataan Litha, namun kemudian ia tersenyum penuh arti.
"Iya, gue cinta bumi," kata Wira akhirnya, di mana ada elo di dalamnya.
Tiba-tiba Litha menarik tangan Wira untuk mengikutinya mengambil pot-pot berukuran agak besar di suatu sudut di depan kelasnya. Ia minta Wira membantunya mengangkat pot-pot itu bersamanya, karena ia tak kuat mengangkatnya sendirian. Wira pun menyanggupi permintaan Litha.
Somehow Wira merasa inilah saatnya membuka kembali impiannya yang sudah ia pendam rapat-rapat itu.
I think I found her, batin Wira. ©
sumber : http://www.cafenovel.com/antologicerpen_saranindya_002.php?page=002
"Kurang kerjaan." Iitulah pendapat yang keluar dari mulut Wira, ia termasuk ke kelompok yang terkesan tidak peduli dengan aksi go green di sekolahnya.
Ketika jam istirahat dimulai, Litha memilih berkeliling mengingatkan teman-temannya untuk membuang bungkus makanan mereka ke tempat sampah yang sudah disediakan. Ia bahkan menjelaskan untuk membuang sampah ke tong sesuai jenis sampahnya.
Wira sedang asyik mengunyah kripik kentangnya ketika melihat Litha sibuk wira-wiri mengingatkan orang-orang.
"Kenapa sih dia? Sok peduli banget!" cibir Wira di hadapan teman-teman segengnya.
"Tau tuh! Katanya, dia yang ngusulin aksi hijau di sekolah kita," sahut Nando, teman Wira yang juga apatis akan aksi cinta bumi di SMA Perwira Nasional ini.
"Oh ya?" tanya Wira sambil memandang sosok di seberangnya dengan sinis.
"Gue denger dia jomblo lho, Wir. Aneh ya? Padahal Litha cantik banget, kan?" sahut Nando, yang kedengaran nggak nyambung.
"Maksud lo apa nih, Nan?" tanya Wira kesal. Ia merasa tersindir, karena sudah hampir lulus SMA masih belum juga mendapatkan seseorang yang spesial di hatinya. Seseorang yang nggak cuma cantik fisiknya tapi juga cantik hatinya. Padahal dia sudah dikenal sebagai cowok yang paling banyak fansnya, sayangnya dari fans yang berjibun itu dia belum juga menemukan yang dicarinya. Cewek-cewek yang mengejarnya kebanyakan hanya tertarik dengan harta dan tampilan fisiknya saja. Ia ingin seseorang yang tidak melihat itu semua dari dirinya, ia ingin seseorang yang bisa membuatnya lebih baik.
Wira nggak pernah mengutarakan kriteria cewek idamannya ini ke siapapun, termasuk Nando sahabatnya sejak kelas satu. Somehow, ia merasa sulit mendapatkan cewek dengan kriteria itu dengan reputasinya sekarang—tukang bikin onar, sering skip pelajaran, hobi nongkrong di kantin, dan selalu skeptis terhadap semua kegiatan sekolah. Sehingga ia memutuskan untuk menyimpan impiannya itu rapat-rapat, entah kapan harus dibuka. Mungkin bila sudah menemukan yang tepat.
Tanpa terasa bel masuk berbunyi. Wira dan teman-temannya memutuskan untuk kembali ke kelas.
"Yuk ah, balik. Pelajarannya Pak Rahmat nih. Gue nggak mau kena skorsing lagi," ajak Wira pada Nando sambil meninggalkan bungkusan bekas kripik kentang dan kaleng Cola-nya di atas meja kantin.
Ketika berbalik, ada yang menepuk bahunya dari belakang. Refleks ia berbalik kembali dan menemukan sosok yang membuat mood-nya nggak enak akhir-akhir ini.
"Kalo udah selesai makan dan minum, bungkus plastik sama kalengnya tolong dibuang ke tong sampah ya," ujar Litha ramah sembari menyodorkan bungkus kripik kentang dan kaleng Cola yang tadi ditinggalkan begitu saja oleh Wira.
Merasa disulut amarahnya, Wira mengambil bungkus plastik dan kaleng di tangan Litha dengan kasar lalu membuangnya ke tong sampah di dekat kantin.
"Puas?" kata Wira jutek sambil menatap Litha penuh amarah. Berikutnya ia pergi menyusul teman-teman segengnya yang sudah lebih dulu masuk ke kelas.
Litha memiringkan kepalanya tidak mengerti. She's wondering, apa yang sudah diperbuatnya sampai membuat Wira sedemikian marah kepadanya. Seingatnya, Wira memang terkenal sebagai tukang pembuat onar meski anehnya teman-teman ceweknya banyak yang ngefans gara-gara tampang Wira yang good looking. Namun, dia dan Wira tidak pernah bermasalah sebelumnya.
Sang mentari perlahan beranjak ke sisi lain bumi, membuat pemandangan menjadi bersemu jingga dan meninggalkan kesan hangat. Usai main squash bersama ayahnya, Wira yang sedang menikmati segarnya jus jeruk dingin dari kulkas menyambar majalah Bunda yang tergeletak di ruang tengah, majalah yang memuat tentang pola hidup sehat, penyakit populer, info-info kesehatan sampai kondisi bumi saat ini. Entah kenapa Wira tertarik untuk membaca sebuah artikel mengenai Global Warming. Judul artikel itu "Bumi sedang Koma", Wira penasaran mengenai isinya. Menurutnya, mana ada benda mati yang bisa mengalami koma. Jadi ia memutuskan untuk mencari tahu sendiri apa yang dimaksud penulis dengan mencantumkan judul yang tidak rasional menurutnya itu.
***
Sementara itu, sore-sore begini sudah menjadi hobi Litha untuk menyirami tanaman-tanaman kesayangannya di belakang rumahnya. Kebetulan ibunya juga hobi merawat tanaman, terutama bunga Anggrek. Sehingga terkadang Litha pun berkebun berdua bersama ibunya, seperti sore hari ini.
Sambil menyirami pot-pot euphorbia, Litha bercerita tentang kejadian di sekolah hari ini. Mengenai temannya yang diperingatkan untuk membuang sampah malah marah-marah dan membuatnya sedikit ketakutan karena tatapan matanya yang tajam.
"Apa kamu yakin nggak pernah membuat temen kamu itu marah sebelumnya?" tanya Ibu sambil menyemprot air ke koleksi Anggreknya yang digantung-gantung di bawah net khusus green house.
"Duh, Ibu. Aku selalu berusaha menghindari konflik dari dia. Dia itu terkenal bad boy di sekolah, Ibu kan tahu aku paling benci bikin masalah. Sebisa mungkin aku menghidari masalah," terang Litha.
"Iya, Ibu ngerti. Tapi usul kamu tentang program go green itu, apa semua setuju? Kamu yakin tidak ada yang merasa kontra dengan usul kamu itu, Lit? Biasanya, setelah sebuah pendapat muncul, pro dan kontra pasti akan mengikuti berikutnya."
Litha pun seperti tersadarkan, selama ini ia mengira usulnya untuk mencanangkan program go green di sekolah bakal mulus-mulus saja. Apalagi ia mendapat persetujuan langsung dari Kepala Sekolah, tanpa mengajukan proposal lewat OSIS terlebih dahulu. Ia menganggap, ini kan program untuk kebaikan, bukan program hura-hura yang cuma menghabiskan duit, pasti banyak yang mendukungnya. Ibu seolah baru saja menunjukkan bahwa beberapa pihak, sekecil apapun jumlahnya, pasti ada yang kontra.
"Tapi... Wira kan paling cuek sama kegiatan sekolah," gumam Litha sambil menerawang.
"Namanya Wira? Cowok ya, Lit?" tanya Ibu dengan raut excited. Litha mengangguk menjawab pertanyaan ibu.
"Mungkin dia naksir kamu, Lit. Cowok kan suka usil kalo lagi naksir cewek," goda Ibu yang langsung membuat pipi Litha bersemu kemerahan.
***
Esoknya di sekolah, Sang Ketua OSIS, Fahri, tengah sibuk menata pot tanaman yang kini menghiasi teras depan ruang OSIS. Litha yang sedang melintas pun tertarik untuk menikmati pemandangan baru di sekolahnya ini.
"Wah, pemandangan di sini jadi segar nih!" ujar Litha sambil membantu memindahkan pot-pot kecil berisi bunga.
"Iya, saya juga meletakkannya hampir di teras semua ruangan. Masih baru sebagian sih, sisanya datang nanti siang. Kamu mau membantu?" Fahri membetulkan letak kacamatanya yang agak melorot usai membungkuk menata pot-pot tadi.
"Ya, tentu saja!" ujar Litha bersemangat. Ini kesempatan bisa memandang sang Ketua OSIS dari dekat, diam-diam dia naksir teman sekelasnya ini.
Wira yang baru saja datang, melintas di depan ruang OSIS, di mana Fahri dan Litha sibuk membawa pot-pot tanaman ke depan ruang guru yang ada di sebelah ruang OSIS.
Tak sengaja lengan Wira menyenggol bahu Litha sampai pot bunga yang ada di tangannya terjatuh dan pecah.
"Oops... sori." Spontan Wira minta maaf.
Begitu mendapati Wira yang berdiri di sebelahnya, raut wajahnya langsung berubah menjadi keras.
"Mau kamu sebenarnya apa sih? Saya tau kamu nggak mendukung aksi go green di sekolah ini, tapi nggak perlu bikin kacau dong!" semprot Litha.
Wira bingung harus menjawab apa, karena ia benar-benar tidak sengaja melakukannya. "Gue nggak sengaja tau! Lo jangan asal tuduh ya!" seru Wira akhirnya dan menghambur pergi meninggalkan Litha yang masih kesal akan perbuatannya barusan.
"Udah ngejatuhin, nggak bantuin pula!" Litha ngomel-ngomel sambil membersihkan pecahan pot.
"Sudah, nggak apa-apa, Litha,." kata Fahri sembari membantu Litha.
"Maaf ya, Fahri," balas Litha dengan nada tidak enak hati.
Fahri tersenyum memaklumi.
"Saya dengar pot-pot ini dananya dari kamu pribadi ya?" tanya Litha ketika pot yang pecah selesai dibersihkan. Fahri agak terkejut mendengar pertanyaan Litha.
"Kamu dengar dari mana, Lit?" tanya Fahri tanpa menatap lawan bicaranya. Ia pura-pura merapikan pot di samping kakinya.
"Ya... dari anak-anak. Tapi emang bener ya?" Litha menatap Fahri intense.
Fahri tidak langsung menjawab, ia memutuskan untuk meletakkan pot terakhirnya dulu. "Cuma sedikit rasa terima kasih kepada bumi kok, Lit. Nggak ada apa-apanya dibandingkan kamu yang udah berani mempelopori aksi go green ini. Kamu hebat banget!"
Pipi Litha bersemu merah dipuji begitu. Dalam hati ia membatin, Fahri nggak cuma cakep, pintar dan populer, ia juga berhati emas. Kalo dibandingin sama Wira sih, bagaikan bumi dan langit. Yah meskipun sama-sama cakep dan populer, tapi Fahri jelas punya nilai plus.
***
Hari ini akan diadakan Green Day, dimana semua warga sekolah diwajibkan untuk ikut kerja bakti membersihkan sekolah dan menanam beberapa pohon di halaman sekolah yang sebelumnya gersang.
Litha tampak lebih bersemangat hari ini, mata bulatnya berbinar-binar indah, memancarkan kecantikannya. Ia tampak sibuk menanam tanaman hias di pot besar di teras depan kelasnya bersama beberapa teman sekelasnya.
"Litha," tiba-tiba ada yang memanggilnya.
"Ya?" ujar Litha sembari berdiri dari posisi jongkoknya. Ketika melihat sosok yang berdiri di depannya, her face's turning into a frown. Ia mengira yang memanggilnya tadi adalah Fahri. Namun nyatanya yang ada di hadapannya saat ini adalah orang yang paling tidak ingin ia temui saat ini.
"Gue emang nggak bisa beli pot-pot tanaman buat menghias sekolah kayak Fahri," ujar Wira dengan raut serius.
Litha yang tadinya pengen langsung nyemprot, berpikir dua kali untuk benar-benar melakukannya.
"Tapi gue punya ini buat elo, Lit. Maafin gue ya?" Wira menyodorkan sebuah pot bunga kepada Litha. "Ini sebagai ganti pot yang udah gue pecahin kemarin."
Litha menerima pot bunga itu ragu, ia masih tidak percaya Wira berubah 180 derajat begini.
"Well, thanks." kata Litha sambil tersenyum, menimbulkan gejolak aneh di perut lawan bicaranya.
"Tapi ini bukan buat saya, ini buat bumi. Kamu cinta bumi kan?" tanya Litha di luar dugaan. Wira sempat nggak ngeh dengan maksud perkataan Litha, namun kemudian ia tersenyum penuh arti.
"Iya, gue cinta bumi," kata Wira akhirnya, di mana ada elo di dalamnya.
Tiba-tiba Litha menarik tangan Wira untuk mengikutinya mengambil pot-pot berukuran agak besar di suatu sudut di depan kelasnya. Ia minta Wira membantunya mengangkat pot-pot itu bersamanya, karena ia tak kuat mengangkatnya sendirian. Wira pun menyanggupi permintaan Litha.
Somehow Wira merasa inilah saatnya membuka kembali impiannya yang sudah ia pendam rapat-rapat itu.
I think I found her, batin Wira. ©
sumber : http://www.cafenovel.com/antologicerpen_saranindya_002.php?page=002
Langganan:
Postingan (Atom)